KESEHATAN

Vaksinasi Covid-19 yang Gagal Menjadi Salah Satu Paling Mematikan dalam Sejarah

Texas, FNN - Ada yang menarik dari tulisan Daily Expose pada 26 Agustus 2021. Vaksinasi massal paksa terhadap umat manusia akan dianggap sebagai salah satu kesalahan medis paling mematikan dan mahal dalam sejarah. Begitu kata perintis terkenal terkait pengobatan awal dugaan penyakit Covid-19, yang juga ahli jantung dan penyakit dalam Texas Dr. Peter McCullough. Mengutip data terbaru dari Sistem Pelaporan Kejadian Buruk Vaksin AS (VAERS), dan dari Israel dan Inggris, yang kasus Covid berlipat ganda diantara yang divaksinasi, McCullough, pemimpin redaksi dua jurnal medis dan penulis lebih dari 600 rekan sejawat, meninjau studi, termasuk 46 yang didedikasikan untuk Covid-19, mengatakan dia “sangat khawatir” tentang masa depan Amerika. “Orang Amerika (AS_ akan menanggung beban dari apa yang selalu akan menjadi program vaksinasi massal yang gagal yang akan dianggap sebagai salah satu yang paling mematikan, salah satu yang paling merugikan dan mahal dalam sejarah manusia,” kata McCullough dalam podcast baru-baru ini. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengumumkan pada April, mereka telah berhenti melacak kasus Covid di antara yang divaksinasi yang tidak mengakibatkan rawat inap atau kematian. Badan itu sekarang mengasumsikan bahwa kasus-kasus baru termasuk di antara yang tidak divaksinasi kecuali jika disarankan lain, yang membuat angka-angka tidak menggambarkan yang tidak divaksinasi sebagai penyebar penyakit. “Skema misinformasi dan propaganda yang disengaja ini telah digunakan untuk mendorong kemarahan luar biasa dari mandat vaksin untuk lembaga pemerintah, administrasi veteran, dan ratusan sekolah dan perguruan tinggi, meskipun di sini tidak ada wabah di tempat-tempat ini,” kata McCullough. Israel adalah negara pertama yang memvaksinasi massal penduduknya berdasarkan perjanjian dengan pihak Pfizer untuk menukar pasokan vaksin dengan data kesehatan masyarakat dalam percobaan pada orang-orang “untuk mengevaluasi apakah perlindungan kekebalan kelompok diamati selama peluncuran program vaksinasi Produk.” Delapan puluh persen orang dewasa divaksinasi lengkap di sana, namun kasus Covid-19 dan rawat inap yang serius telah meningkat 20 kali lipat sejak awal Juli. Media telah menyoroti bahwa kasus baru yang paling serius terjadi di antara yang tidak divaksinasi. Sementara mengabaikan untuk melaporkan bahwa mayoritas (lebih dari 80 persen) kasus baru yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Israel adalah di antara individu yang divaksinasi. Sebagai tanggapan, Israel memperkenalkan “tembakan penguat” ketiga dari injeksi mRNA Pfizer yang telah diberikan kepada lebih dari satu juta orang pada 16 Agustus 2021. Di Inggris, lebih dari tiga perempat populasi orang dewasa (76 persen) telah menerima dua dosis suntikan Covid-19 dan hampir 90 persen orang dewasa telah menerima setidaknya satu dosis. Namun, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit melonjak tujuh kali lipat sejak awal Juni tahun ini. Laporan Inggris terbaru tentang “varian yang menjadi perhatian” yang diterbitkan oleh Public Health England mengungkapkan bahwa 58% kematian Covid-19 termasuk di antara yang divaksinasi lengkap, dengan jumlah itu meningkat menjadi 67% ketika termasuk mereka yang telah menerima dosis tunggal Covid-19 injeksi. Data itu, kata McCullough, pada dasarnya menunjukkan bahwa vaksin gagal. Individu yang divaksinasi dapat memperoleh dan menularkan pandemi coronavirus dan menjadi dan mati karena Covid-19. “Individu yang divaksinasi lengkap menyebarkannya satu sama lain,” kata McCullough. Meski demikian, mengutip varian Delta baru yang beredar, pemerintahan Presiden Joe Biden diharapkan mengikuti contoh Israel dan memperkenalkan suntikan pendorong ketiga untuk semua penghuni panti jompo dan petugas kesehatan mulai September 2021. Vaksin tidak pernah diuji untuk varian Delta, dan perlindungannya hanya bertahan beberapa bulan. “Jelas kita tidak bisa memvaksinasi jalan keluar dari ini,” kata McCullough. Covid-19, apa pun variannya, mudah diobati di rumah dengan obat-obatan sederhana yang tersedia, menurut McCullough, yang telah menyatakan bahwa “sekitar 88 persen rawat inap dan kematian dapat dihindari” dengan perawatan dini. Sejak dia keluar secara terbuka menasihati pengobatan dini atas dugaan pasien Covid-19 di mana protokol pemerintah adalah mengirim mereka pulang dan menunggu sakit, McCullough mendapati dirinya menjadi sasaran lembaga kesehatan masyarakat dan akademisi. Lulusan Baylor University yang bekerja sebagai Wakil Ketua Penyakit Dalam di Baylor University Medical Center dari Januari 2014 hingga Februari 2021 tersebut, baru-baru ini berbicara pada Komite Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Senat Texas tentang protokol pengobatan awal Covid-19. Kontraknya kemudian dibatalkan, dan dia baru-baru ini digugat oleh sistem kesehatan Baylor Scott & White yang berbasis di Texas setelah afiliasinya dengan sistem itu diketahui selama wawancara publik. Gugatan tersebut bertepatan dengan keputusan BSWH yang mengamanatkan vaksinasi untuk 40.000 karyawannya. “Saya sangat khawatir tentang masa depan Amerika dan juga sangat takut kehilangan kebebasan berbicara dan wacana ilmiah,” kata McCullough. “Ada ancaman besar di luar sana bagi para dokter yang benar-benar melakukan yang terbaik – untuk membantu pasien dan menyelamatkan nyawa,” lanjutnya. Dia mengutip pernyataan 29 Juli dari Federasi Dewan Medis Negara yang mengancam dokter yang menyebarkan “informasi yang salah” medis mengenai vaksin akan kehilangan lisensi medis mereka. Federasi mendefinisikan informasi ilmiah sebagai “didorong oleh konsensus untuk perbaikan kesehatan masyarakat”. McCullough secara terbuka mengkritik sifat “totaliter” dari mandat vaksin itu dan menunjuk pada data kejadian buruk vaksin pemerintah yang mencatat, bahwa “sudah 11.221 dinyatakan dinonaktifkan karena vaksin”. Jumlah itu telah berkembang menjadi 16.044 pada 26 Agustus 2021. “Upaya untuk penyelamatan ini merupakan tindakan berlebihan atau di luar batas. Vaksin ini tidak seluruhnya aman. Seolah setiap orang yang mengambil jarum sedang memikirkan papan skor atau angka penambahan kasus ikutan paska vaksin,” ujar McCullough. Sebaliknya, dia juga berkata, “Orang Amerika seperti terbang buta. Tanpa navigasi yang jelas, akan ke arah mana pesawat dibawa. Karena mereka tidak tahu vaksin mana yang paling aman. Semua serba belum pasti.” “Orang Amerika tidak diberi informasi tentang ini. Pada dasarnya tidak mungkin bagi mereka untuk mengikuti arah aturan keputusan vaksin ini. Mereka hanya mengatakan: 'Ambil vaksinnya, dan tidak masalah yang mana'. Mereka hanya mengatakan: 'Ambil vaksinnya dan tidak masalah yang mana'. Pemilihan jenis vaksin seperti tanpa arah. Seolah tanpa masalah. Padahal jelas, efek samping, efikasi, dan efektivitas , sangat penting untuk menjadi perhatian “Semua ini tidak masuk akal dalam hal program tentang Covid-19; sepertinya ini tentang kepatuhan, atau paksaan, atau kontrol. Warga pada dasarnya dipaksa melakukan vaksinasi massal,” ujar McCullough. (mth)

Warga Depok Antri Sejak Pagi untuk Vaksin

Depok, FNN - Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono menyatakan warga di daerah itu sangat antusias untuk mengikuti vaksinasi COVID-19 guna mempercepat mendapat kekebalan kelompok di kota tersebut, yang ditandai dengan warga yang antre sejak pagi sekali. "Warga sekarang memang sangat antusias untuk divaksin. Bahkan ada yang dari pagi sekali untuk menunggu. Maka itu, harus dibuatkan tenda atau tempat duduk agar tidak kepanasan. Bisa juga dibuat rekayasa dalam antrean, misalnya dengan nomor agar tidak ada penumpukan," katanya di Depok, Jawa Barat, Minggu. Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menggelar gebyar vaksinasi secara serentak di 11 kecamatan yang berlangsung selama lima hari, mulai 1 hingga 5 September 2021. Wakil Wali Kota mengingatkan semua pihak yang telah menjalani vaksin agar tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) COVID. Dikatakannya bahwa dalam setiap kegiatan peninjauan pelaksanaan vaksin COVID-19 pihaknya selalu mengingatkan penyelenggara agar proses vaksinasi COVID-19 tidak menimbulkan kerumunan. Selain itu, kenyamanan warga juga harus menjadi perhatian. Ia menjelaskan vaksinasi saat ini difokuskan pada warga usia sekolah maupun remaja. Hal itu untuk mempersiapkan pembelajaran tatap muka pada Oktober 2021, jika kasus COVID-19 angkanya menurun. Selain di 11 kecamatan, katanya, Pemkot Depok juga menggelar vaksin di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok. Untuk mendapatkannya, calon peserta harus melengkapi ketentuan yang berlaku. Warga yang berminat mendapatkan vaksin ini bisa mengakses link pendaftaran https://s.id/DAFTAR-VAKSINCOVIDRSUDDEPOK. Setelah mengisi formulir pendaftaran warga bisa datang pada waktu yang sudah mereka pilih, demikian Imam Budi Hartono. (sws)

Akibat Kurang Tidur dan Obesitas

Tanjungpinang, FNN - Jika Anda mencoba menurunkan berat badan, maka jumlah tidur yang Anda dapatkan mungkin sama pentingnya dengan diet dan olahraga Anda. Sayangnya, banyak orang yang kurang tidur. Faktanya, sekitar 30% orang dewasa tidur kurang dari enam jam hampir setiap malam, menurut sebuah penelitian terhadap orang dewasa di Amerika Serikat (AS). Menariknya, semakin banyak bukti menunjukkan bahwa tidur mungkin menjadi faktor yang hilang bagi banyak orang yang berjuang untuk menurunkan berat badan. “Ada tujuh alasan mengapa cukup tidur dapat membantu Anda menurunkan berat badan,” ungkap Dr. dr. Hisnindarsyah, SE, MKes, MH, CFEM, dokter di salah satu rumah sakit di Tanjungpinang. Kurang tidur adalah faktor risiko utama untuk kenaikan berat badan dan obesitas. Menurut Hisnindarsyah, kebutuhan tidur orang bervariasi, tetapi, secara umum, penelitian telah mengamati perubahan berat badan ketika orang tidur kurang dari tujuh jam semalam. Sebuah tinjauan besar menemukan, durasi tidur yang pendek meningkatkan kemungkinan obesitas sebesar 89% pada anak-anak dan 55% pada orang dewasa. Menurut Dokter Hisnindarsyah, kurang tidur bisa mningkatkan nafsu makan Anda. Ketika Anda tidak mendapatkan tidur yang cukup, tubuh membuat lebih banyak ghrelin dan lebih sedikit leptin, membuat Anda lapar dan meningkatkan nafsu makan. Sebuah penelitian terhadap lebih dari 1.000 orang menemukan bahwa mereka yang tidur dalam waktu singkat memiliki kadar ghrelin 14,9% lebih tinggi dan kadar leptin 15,5% lebih rendah daripada mereka yang cukup tidur. “Selain itu, hormon kortisol lebih tinggi bila Anda tidak mendapatkan tidur yang cukup. Kortisol adalah hormon stres yang juga dapat meningkatkan nafsu makan,” ujar Dokter Hisnindarsyah. Ia menambahkan, tidur itu membantu Anda melawan rasa lapar dan membuat pilihan sehat. Kurang tidur itu justru akan menumpulkan aktivitas di lobus frontal otak. Lobus frontal bertanggung jawab atas pengambilan keputusan dan pengendalian diri. Selain itu, tampaknya pusat penghargaan di otak lebih dirangsang oleh makanan saat Anda kurang tidur. Dokter Hisnindarsyah mengatakan, kurang tidur itu bisa meningkatkan asupan kalori Anda. “Karena, orang yang kurang tidur cenderung mengonsumsi lebih banyak kalori,” lanjutnya. Sebuah penelitian terhadap 12 pria menemukan bahwa ketika peserta hanya diperbolehkan tidur empat jam, mereka makan rata-rata 559 kalori lebih banyak pada hari berikutnya, dibandingkan dengan ketika mereka diizinkan delapan jam. Menurut Dokter Hisnindarsyah , kurang tidur bisa menurunkan metabolisme istirahat Anda. Tingkat metabolisme istirahat Anda (RMR) adalah jumlah kalori yang dibakar tubuh saat benar-benar beristirahat( bed rest total). Ini dipengaruhi oleh usia, berat badan, tinggi badan, jenis kelamin, dan massa otot. Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat menurunkan RMR Anda. Tampaknya juga kurang tidur bisa menyebabkan hilangnya massa otot. Otot membakar lebih banyak kalori ketika istirahat daripada lemak. “Jadi ketika otot hilang, tingkat metabolisme istirahat menurun. Sehingga timbunan lemak pun meningkat,” jelasnya. (mth)

Disdik Kota Bogor Kembali Siapkan Uji Coba PTM

Bogor, FNN - Dinas Pendidikan Kota Bogor siap kembali melakukan uji coba pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas untuk SMP mulai pekan kedua September 2021. Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Hanafi di Kota Bogor, Kamis, mengatakan persiapan uji coba pelaksanaan PTM terbatas sudah dilakukan dengan mengacu pada Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri serta Instruksi Mendagri Nomor 38 Tahun 2021 tentang Level PPKM. Menurut Hanafi, Kota Bogor saat ini berada pada PPKM Level 3, sehingga memungkinkan untuk uji coba pelaksanaan PTM terbatas yakni maksimal 50 persen dan waktu belajar tiga jam per hari. "Untuk tahap awal, dilaksanakan dua kali PTM dalam sepekan. Jika perkembangan COVID-19 semakin terkendali, maka PTM dapat ditingkatkan sampai lima kali sepekan," katanya. Hanafi menjelaskan, persiapan uji coba pelaksanaan PTM terbatas ini, akan mengulang kembali simulasi PTM yang sebelumnya sudah dilakukan, yakni pada 31 Mei hingga 16 Juni 2021. "Karena kasus positif COVID-19 di Kota Bogor meningkat tajam, ujicoba PTM itu hentikan sementara," katanya. "Sekolah harus mengaktifkan kembali Satgas COVID-19 serta menyiapkan infrastruktur protokol kesehatan. Kita akan coba dulu di SMP Negeri," ujarnya. Menurut Hanafi, Dinas Pendidikan juga sudah berkoordinasi secara internal dengan pengawas sekolah mulai dari PAUD/TK, serta SD dan SMP, meminta untuk mempersiapkan sekolah di bawah binaannya melakukan persiapan. "Kami juga segera berkoordinasi dengan KCD (Kantor Cabang Dinas) Pendidikan Jawa Barat untuk SMA dan SMK, serta berkoordinasi dengan Kantor Kemenag untuk MA," katanya. Sebelumnya, pada rapat koordinasi antara Dinas Pendidikan dengan Komisi IV DPRD Kota Bogor, Hanafi telah menjelaskan langkah-langkah persiapan yang telah dilakukan Dinas Pendidikan. "Kami siapkan dulu, setelah itu kami laporkan ke Satgas Penanganan COVID-19 Kota Bogor kebijakannya seperti apa," katanya. Hanafi juga menyebut, vaksinasi untuk remaja bukan syarat utama pelaksanaan PTM terbatas, tapi upaya pemerintah untuk memutus rantai penyebaran COVID-19. "Dinas Pendidikan, juga meminta sekolah tetap menyiapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau pembelajaran online," katanya. (sws)

PKK Sleman Selenggarakan Vaksinasi COVID-19 Bagi Disabilitas

Sleman, DIY, FNN - Tim Penggerak PKK Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam rangka mendukung program percepatan vaksinasi menyelenggarakan vaksinasi COVID-19 bagi penyandang disabilitas dan pendampingnya yang dilangsungkan di Sleman City Hall, Kamis. Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo didampingi Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa berkesempatan meninjau secara langsung pelaksanaan vaksinasi bagi penyandang disabilitas tersebut. Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sleman Sri Hapsari Suprobo Dewi mengatakan bahwa kegiatan vaksinasi tersebut diselenggarakan dalam rangka mendukung program percepatan vaksin nasional di wilayah Kabupaten Sleman. "Penyelenggaraan vaksinasi yang diperuntukkan bagi penyandang disabilitas dan pendampingnya ini merupakan upaya dalam mendukung program percepatan vaksinasi nasional," katanya. Menurut dia, terdapat sebanyak 500 penyandang disablitas dan 500 pendamping disabilitas yang turut serta dalam penyelenggaraan program vaksinasi dosis pertama ini. Selain vaksinasi, dalam kegiatan tersebut juga PKK memberikan 500 paket kepada seluruh penyandang disabilitas yang ikut serta dalam program vaksinasi tersebut," katanya. Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasinya kepada PKK Sleman maupun kepada para penyandang disabilitas yang turut serta dalam pelaskanaan vaksinasi ini. "Upaya PKK Sleman dalam mendukung program percepatan vaksinasi di Sleman merupakan salah satu bentuk sinergi untuk bersama-sama mendukung program vaksinasi bagi masyarakat. Upaya ini tentunya perlu diapresiasi dan kita dukung bersama," katanya. Ia menilai kegiatan vaksinasi tersebut mendapat antusias dari masyarakat khususnya penyandang disabilitas yang telah mengikuti program vaksinasi yang diselenggarakan PKK Sleman. Bupati beserta jajarannya juga berkesempatan untuk langsung melihat proses vaksinasi bagi penyandang disabilitas dan pendampingnya. Selain itu, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo bersama Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa juga berkesempatan menyerahkan secara langsung bantuan sembako kepada sejumlah penyandang disabilitas. (sws)

Pemprov Sulsel Siapkan Vaksin Moderna Bagi Penderita Komorbid

Makassar, FNN - Pelaksana Tugas Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman menyampaikan ketersediaan vaksin jenis Moderna yang diperuntukkan bagi penderita komorbid yang belum tersentuh vaksin tahap I dan dan tahap II. Andi Sudirman Sulaiman pada kegiatan vaksinasi massal bersama IOF Sulsel di Makassar, Kamis, mengatakan vaksin jenis Moderna sudah disalurkan ke semua kabupaten kota di Sulsel. Untuk pemberian suntikan Moderna hanya dilaksanakan di rumah sakit karena penderita komorbid yang mendapatkan vaksin Moderna harus terpantau pelaksanaannya. "Di Sulsel kita sudah ada Moderna khusus untuk komorbid yang belum pernah divaksin. Tapi untuk penyuntikannya harus mendapat pendampingan yang kuat, makanya harus dilaksanakan di rumah sakit," jelasnya. Ia menjelaskan, masih banyak orang yang belum menjalani vaksin tahap pertama dan kedua. Namun bukan karena tidak tidak mau, tetap karena terkendala atau tidak memenuhi persyaratan untuk penyuntikan vaksinasi karena menderita komorbit. Untuk saat ini, kata dia, hal itu sudah bisa diantisipasi dengan menggunakan vaksin Moderna, yang memang diperuntukkan bagi penderita komorbid. Mengenai stok ketersediaan vaksin Moderna di Sulsel, ia mengaku ada puluhan ribu dosis dan sudah disalurkan ke berbagai kabupaten dan kota. "Saya sendiri sudah cek ada beberapa pejabat yang meninggal, ada sudah empat kali terkena COVID-19 tetapi belum pernah divaksin. Namun bukan karena tidak mau tetapi memang tidak bisa," jelasnya. (sws)

Gubernur Jatim Ingatkan Patuh Prokes Meski Zona Kuning COVID-19

Sidoarjo, FNN - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengingatkan pentingnya mematuhi protokol kesehatan (prokes) meskipun wilayah tersebut masuk dalam zona kuning COVID-19. "Saya kembali mengingatkan kepada kepala daerah, termasuk Sidoarjo yang saat ini sudah berada di zona kuning supaya tetap menerapkan prokes," katanya di sela vaksinasi COVID-19 massal di GOR Gelora Delta Sidoarjo, Rabu. Ia mengatakan jika prokes itu terus dilakukan maka bukan tidak mungkin wilayah yang sebelumnya zona kuning bisa berubah hijau. "Begitu juga sebaliknya, jika lengah akan prokes, zona kuning yang berhasil dicapai kembali ke zona oranye," tukasnya. Ia mengatakan pembelajaran tatap muka (PTM), merupakan bagian yang penting supaya anak mendapatkan pembelajaran yang cukup baik dan juga berkualitas. "Aglomerasi Surabaya Sidoarjo ini sudah kuning maka harus terus digenjot pelaksanaan vaksinasi supaya tanggal 6 nanti Sidoarjo yang sudah PPKM level 3 bisa naik ke level 2 dan menjadi zona hijau," tukasnya. Untuk menjaga ini, kata dia, memang tidak mudah karena dibutuhkan komitmen bersama, salah satunya dengan melakukan vaksinasi pada hulu penanganan COVID-19, dan juga kasus yang melandai. "Termasuk saat ini di Rumah Sakit Islam Jemursari tingkat BOR nya sudah turun di bawah 10 persen termasuk juga RSUD dr Soetomo Surabaya BOR nya juga di bawah 10 persen," ujarnya. Pada kesempatan yang sama, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mengatakan saat ini vaksinasi di Sidoarjo sudah mencapai 62 persen atau sekitar 1.007.000 orang peserta. "Saat ini yang sedang digenjot salah satunya pelaksanaan vaksinasi untuk anak usia 12 sampai dengan 18 tahun," tukasnya. (sws)

Gubernur Jatim Minta Kemenkes Kirim Sinovac untuk Vaksin Pelajar

Surabaya, FNN - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta Kementerian Kesehatan mengirim vaksin Sinovac lebih banyak ke wilayahnya sebagai upaya percepatan vaksinasi terhadap pelajar. "Kami juga sudah berkoordinasi agar dropping Sinovac bisa lebih banyak, karena kadang mendapat vaksin tertentu dalam jumlah sangat besar, namun untuk segmen tertentu juga," ujar Khofifah di sela meninjau pelaksanaan vaksinasi di SMA Khadijah Surabaya, Rabu. Menurut dia, saat ini kebutuhan untuk pelajar bisa dimaksimalkan supaya yang dikirim ke Jatim adalah vaksin yang berkesesuaian untuk anak usia 12 tahun sampai 17 tahun. Percepatan vaksinasi berbasis pelajar, kata dia, juga dilakukan sebagai bagian dari proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas dan bertahap yang mulai dilakukan sejak Senin (30/8). Orang nomor satu di Pemprov Jatim itu menegaskan upaya akselerasi vaksinasi berbasis pelajar di Jatim harus terus dilakukan dan bupati/wali kota, Dinas Kesehatan, dan Dinas Pendidikan di daerah untuk memaksimalkannya, terutama bagi siswa kelas 12 SMA/SMK/MA serta SLB. "Ini penting mengingat para siswa kelas 12 harus segera melakukan lompatan pembelajaran ke tahap perguruan tinggi. Sedangkan, SMK segera melakukan penyesuaian dengan kebutuhan dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja," ucap dia. Gubernur Khofifah menyampaikan per 31Agustus 2021 berdasarkan Inmendagri Nomor 38 Tahun 2021 terdapat penambahan kabupaten/kota di Jatim yang mengalami penurunan level dari sebelumnya level 4. "Sekarang ini tinggal sembilan kabupaten/kota di Jatim yang masih level 4. Per tanggal yang sama ada 29 daerah yang sudah dimungkinkan untuk melakukan PTM terbatas," katanya. Pada kesempatan itu, Gubernur berterima kasih kepada Yayasan Taman Pendidikan dan Sosial Khadijah yang menyelenggarakan vaksinasi bagi siswa dan diharapkan sekolah-sekolah swasta lain juga melakukannya. "Untuk sekolah-sekolah swasta juga tolong bisa dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan setempat. Insya Allah vaksin yang akan turun pada pekan ini akan lebih banyak Sinovac," tutur mantan Menteri Sosial tersebut. (sws)

Kemenkes: Vaksin COVID-19 Terbaik Adalah yang Tersedia Saat Ini

Jakarta, FNN - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi menegaskan vaksin COVID-19 terbaik adalah yang ada tersedia saat ini di Indonesia. "Masyarakat tetap diimbau agar apapun jenis vaksinnya, ingat tidak usah khawatir karena pasti sudah dijamin keamanannya, mutu dan kualitasnya serta efektivitasnya," kata Siti Nadia Tarmizi dalam agenda konferensi pers secara virtual yang dipantau dari Jakarta, Rabu. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan 'emergency use authorization' (EUA) terhadap tujuh jenis vaksin COVID-19 di Indonesia sejak Januari 2021 hingga saat ini. Jenis vaksin yang sudah mendapat EUA dari BPOM yakni Sinovac, vaksin COVID-19 PT Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, dan Sputnik V. Setiap jenis vaksin memiliki karakter masing-masing, misalnya jumlah dosis dan interval penyuntikan. Meski dalam proses pembuatan vaksin memiliki perbedaan platform seperti inactivated virus, berbasis RNA, viral-vector, dan sub-unit protein, kata Nadia, namun semuanya sudah dipastikan keamanannya dan efektivitasnya dalam melindungi penerima manfaat dari kondisi kesakitan bahkan kematian akibat COVID-19. Nadia mengatakan sejak Agustus 2021, laju suntikan di Indonesia meningkat hingga 1 juta per hari, bahkan pernah mencapai angka 1,7 juta dosis penyuntikan per hari. "Akan kita teruskan untuk meningkatkan laju vaksinasi pada bulan September sejalan dengan bertambahnya jumlah vaksin yang akan kita distribusikan rata-rata delapan sampai 15 juta dosis ke daerah," ujarnya. Sampai saat ini, kata Nadia, total 144 juta dosis vaksin telah didistribusikan kepada pemerintah daerah. (sws)

Karyawan Baru di Masa Pandemi Kerap Alami Cemas, Apa Sebabnya?

Jakarta, FNN - Sebagian karyawan baru di masa pandemi COVID-19 ini ternyata mengalami rasa cemas, salah satunya terkait keraguan bisa diterima bos dan rekan-rekannya, ungkap Managing Director, Good Doctor Technology Indonesia, Danu Wicaksana. Kesulitan mereka bertemu bos dan rekan-rekan baru secara langsung saat ini menjadi salah satu penyebabnya. Selain membuat cemas, ini juga membuat mereka kurang percaya diri. "Banyak karyawan yang baru aja join dan belum ketemu bos dan rekan-rekan secara fisik sering mengalami tantangan tersendiri. Mereka merasa cemas apa mereka diterima, kurang percaya diri," kata dia dalam diskusi media secara virtual mengenai kesehatan mental, Rabu. Hanya saja, menurut dia, cemas dan masalah terkait kesehatan mental lainnya ini sering tak dilihat penting oleh pihak perusahaan. Padahal, seharusnya masalah kesehatan mental sama halnya dengan fisik, perlu menjadi bagian penting dalam pencegahan penyakit yang sering menelan biaya tinggi dalam perawatan kesehatan. Danu berpendapat, biaya perawatan kesehatan tinggi salah satunya akibat tidak dilakukannya pencegahan dari awal dan terlalu fokus pada penanganan. Atas dasar inilah, Danu menggandeng perusahaan untuk melihat pencegahan dan penanganan sebagai peluang untuk menjaga kesehatan karyawan mereka, salah satunya melalui program "Super Warrior Wellness". "Buat perusahaan akan sangat menguntungkan karena untuk setiap perusahaan di Indonesia, aset yang paling berharga bukanlah mesin atau produk tetapi karyawan," tutur dia. Dalam program ini, karyawan diajak melakukan beberapa elemen kunci untuk menjaga keseimbangan kesehatan fisik dan mental, seperti kegiatan olahraga online misalnya yoga, zumba, lalu memeriksakan kesehatan, mengikuti program vaksinasi dan terlibat dalam kampanye hidup sehat. "Kami merancang suatu program yang tidak hanya terkait konsultasi dokter, pemberian obat, namun juga menambahkan tantangan kesehatan, bincang sehat secara online. menyeimbangkan fisik dan mental," kata Danu. Salah satu perusahaan yang kini berpartisipasi, AXA Finansial Indonesia. Menurut President Director, AXA Financial Indonesia, Niharika Yadav, penyediaan layanan kesehatan melalui digital menjadi bagian penting bagi karyawan dan klien mereka untuk hidup yang lebih baik. (mth)