LINGKUNGAN

DLHK3 Minta Perhotelan di Banda Aceh Lakukan Pemilahan Sampah

Banda Aceh, FNN - Dinas Lingkungan Hidup Keindahan dan Kebersihan Kota (DLHK3) Kota Banda Aceh minta manajemen perhotelan di Banda Aceh untuk menjalankan program pemilahan dan pembatasan sampah guna menuju Banda Aceh Bebas Sampah 2025. “Semua hal yang positif ini menjadi modal terbesar bagi mewujudkan Banda Aceh Bebas Sampah 2025," kata Kepala DLHK3 Banda Aceh Hamdani Basyah, di Banda Aceh, Sabtu. Ia mengatakan sejauh ini mulai banyak hotel di Banda Aceh yang mendukung program kebersihan dengan menjalankan pemilahan dan pembatasan sampah tersebut. Sejak Januari 2021 lalu, kata dia, pihak hotel telah menjalankan program ini secara baik dengan pendampingan oleh tim LHK3 sendiri. Hotel-hotel berbintang di Banda Aceh seperti Hermes Palace, Kyriad Muraya dan beberapa lainnya sudah lebih dulu menerapkan dengan pendampingan tim fasilitator. “Program ini terus berjalan, kita juga turun langsung ke hotel-hotel lainnya di Banda Aceh," katanya. Ia menjelaskan Banda Aceh memiliki modal besar untuk menjalankan program lingkungan ini karena adanya komitmen yang sangat kuat dari Wali Kota Banda Aceh mewujudkan kota yang bersih, indah, rapi, sehat dan nyaman. "Ini juga dalam rangka menjadikan Banda Aceh bebas sampah tahun 2025 sesuai amanah Peraturan Wali Kota (Perwal) Banda Aceh Nomor 46 Tahun 2018," katanya. Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk ikut berpartisipasi menjaga kebersihan kota yang dimulai dari lingkungan terkecil, yakni rumah tangga. Bisa dengan memilah sampah sesuai jenisnya. “Ketika sampah sudah dipilah, maka akan lebih mudah untuk ditangani. Ada yang perlu dibawa ke tempat daur ulang, ada yang kemudian langsung dibawa ke TPA,” demikian Hamdani. (mth)

Jakarta Siap Berkolaborasi dengan London Memperkuat Ketahanan Iklim

Jakarta, FNN - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pihaknya siap berkolaborasi dengan Pemerintah Kota London, Inggris, untuk memperkuat ketahanan iklim di kedua kota metropolitan itu. "Kami di Jakarta siap berkolaborasi dan bertukar pengalaman antar-dua kota sehingga upaya untuk membuat kedua kota lebih berketahanan iklim akan menjadi lebih kuat," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Rabu. Gubernur DKI mengatakan Jakarta dan London memiliki semangat yang sama dalam menghadapi krisis iklim meski kedua kota besar itu bukan merupakan "sister city". Sebagai sesama anggota C40 Cities, Jakarta terus mengerjakan gerakan mengatasi krisis iklim dengan menjadi kota berketahanan dan nol emisi. Penanganan krisis iklim, kata dia, dikerjakan dengan semangat kolaborasi berbagai pemangku kepentingan. "Terlebih di masa pandemi seperti ini, kami optimis Jakarta akan bangkit dan menjadi lebih tangguh dalam setiap situasi krisis," katanya. Adapun C40 Cities adalah jaringan kota-kota besar di seluruh dunia yang berkomitmen mengatasi perubahan iklim. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menambahkan Jakarta dan London memiliki karakteristik yang mirip. Keduanya merupakan sebuah wilayah metropolitan yang besar, hasil dari aglomerasi, tulang punggung perekonomian nasional dan diberikan posisi khusus sebagai ibu kota negara. Bukan hanya itu, kedua kota juga memiliki kesamaan diplomasi iklim di forum C40, sehingga ia siap berkolaborasi. Dalam bincang virtual bersama Wali Kota London Sadiq Khan, Selasa (3/8), Anies mengundang mitranya itu menjadi salah satu pembicara utama dalam "Jakarta Investment Forum" pada November 2021. "Ini merupakan salah satu komitmen Indonesia memperkuat kerja sama bilateral dengan Inggris, khususnya pada bidang perubahan iklim," katanya.(mth)

MUI Ingatkan Ilmuwan Indonesia Jangan Anggap Remeh Jakarta Tenggelam

Jakarta, FNN - Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta para ilmuwan Indonesia tidak menganggap enteng prediksi DKI Jakarta akan tenggelam sebagaimana disampaikan Presiden Amerika Serikat Joe Biden beberapa hari lalu. "Pernyataan Joe Biden itu hendaknya jangan kita anggap enteng," ujar ​​Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas dalam pernyataan resminya di Jakarta, Senin. Sebelumnya, Biden mengatakan bahwa bila perubahan iklim yang ekstrem terjadi di dunia ini, maka Jakarta akan terancam tenggelam dalam 10 tahun ke depan. Abbas mengatakan kewaspadaan dini para ilmuwan saat ini dibutuhkan agar tidak ada kesan membiarkan persoalan menjadi berlarut-larut hingga kondisi bahaya tampak di depan mata. Ia berharap agar para pemimpin dan ilmuwan di negeri ini, terutama mereka yang bidang tugas dan keahlian serta keilmuannya memang terkait dengan masalah perubahan iklim dan pemanasan global untuk bersatu melakukan langkah-langkah serta studi. "Itu untuk disumbangkan kepada dunia dan kepada pemerintah sendiri tentang cara mengantisipasi persoalan tersebut," katanya. ​​​​​​​Abbas berpendapat, perubahan iklim itu terjadi karena pesatnya pembangunan di seluruh dunia saat ini meningkatkan peredaran emisi karbon (CO2 emission) yang mendorong terjadinya kenaikan suhu, sehingga iklim pun berubah. "​​​​​​​Hal itu jelas akan menimbulkan dampak katastropik yang mengerikan yang akan bisa mengancam dunia secara keseluruhan terutama negara kita Indonesia dan lebih-lebih lagi (Ibu) Kota Jakarta," katanya. Menurut Abbas, permukaan tanah di Jakarta menurun setiap tahunnya, sedangkan naiknya permukaan air laut karena pemanasan global menyebabkan mencairnya es yang ada di Kutub Utara dan Selatan. Oleh karena itu, pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah harus berkoordinasi memikirkan bagaimana Indonesia bisa berkontribusi bersama negara-negara lain di dunia untuk menghambat dan mencegah terjadinya perubahan iklim global tersebut dan mencegah dampak buruk menimpa bangsa Indonesia. "Kita sebagai bangsa diharapkan juga sudah harus siap dan punya berbagai alternatif dan solusi serta langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengantisipasi dan menghadapi masalah tersebut agar kita bisa meminimalisir resiko dan dampak buruk yang akan menimpa negeri kita akibat dari perubahan iklim dan pemanasan global tersebut terutama (Ibu) Kota Jakarta," kata Abbas. (sws)

BPBD Sumsel Tingkatkan Patroli Cegah Bencana Asap

Palembang, FNN - Petugas BPBD Sumatera Selatan didukung satgas gabungan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan dalam beberapa pekan terakhir berupaya meningkatkan patroli untuk mencegah terjadinya karhutla yang dapat menyebabkan bencana kabut asap. "Untuk mencegah terjadinya karhutla besar yang berpotensi mengakibatkan bencana kabut asap pada musim kemarau 2021, kegiatan patroli darat dan udara pada Agustus ini lebih ditingkatkan lagi," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Iriansyah di Palembang, Minggu. Menurut dia, dalam beberapa hari terakhir di sejumlah daerah rawan karhutla mulai terjadi kebakaran, namun bisa diatasi sehingga tidak mengakibatkan bencana kabut asap, berkat kesiapsiagaan petugas BPBD bersama satgas gabungan. Melihat kondisi tersebut, pihaknya berupaya meningkatkan patroli untuk mengecek kondisi kawasan hutan dan lahan, jika ada kebakaran dapat dilakukan tindakan cepat dan tepat, sehingga tidak meluas menjadi kebakaran besar yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan serta gangguan kesehatan dan aktivitas masyarakat. Sejumlah daerah yang menjadi sasaran patroli seperti kawasan hutan dan lahan yang rawan karhutla di wilayah Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Kabupaten Banyuasin, dan Musi Banyuasin, katanya. Dia menjelaskan, untuk melakukan patroli udara, pihaknya didukung lima unit helikopter pembom air (waterbombing) yang memiliki kemampuan membawa 5.000 liter air. Tim patroli udara itu melakukan pembasahan lahan pada kawasan yang terdeteksi banyak titik panas (hotspot) dan berupaya melakukan pemadaman api jika melihat ada lahan perkebunan atau kawasan hutan yang terbakar. Kegiatan pencegahan lebih diutamakan untuk mengantisipasi terjadinya karhutla yang besar dan bisa mengganggu berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat. Melalui upaya tersebut diharapkan wilayah Sumsel yang memiliki kawasan hutan, lahan gambut , dan perkebunan yang cukup luas bisa terhindar dari kebakaran besar dampak musim kemarau tahun ini, ujar Iriansyah. (mth)

Puncak Gelombang Tinggi di Pantai Selatan Gunung Kidul Tidak Terjadi

Gunung Kidul, FNN - Koordinator SAR Satlinmas WIlayah II Gunung Kidul Daerah Istimewa Jogjakarta Marjono mengatakan puncak gelombang tinggi Samudra Hindia di sepanjang pantai selatan, kabupaten setempat tidak terjadi sesuai prediksi yang mencapai enam meter, sehingga tidak menimbulkan kerusakan di wilayah ini. "Dari prediksi, hari ini merupakan puncak terjadinya gelombang tinggi. Namun dari pengamatan gelombang yang mencapai 20 feet terjadi di tengah. Sehingga tidak sempat ke kawasan pantai dan hanya beberapa kali menyapu pantai namun tidak menyebabkan kerusakan," kata Marjono di Gunung Kidul, Minggu. Ia mengatakan kejadian gelombang tinggi biasa terjadi setiap tahun memasuki Agustus. Dari hasil pengamatan di lapangan, puncak gelombang mengalami surut. Gelombang tinggi justru terjadi pada Jumat (30/7), yang menyebabkan kerusakan warung yang ada di kawasan Pantai Drini. Ada tiga warung milik warga yang rusak. Selain lantai gazebo, ada pula bangunan warung yang lantai dan dindingnya jebol terhantam gelombang hingga terbawa arus. Adapun sebagian besar bangunan terbuat dari material tripleks. Selain itu, pasir laut masuk ke warung. Selain itu, tidak ada korban jiwa saat terjadi gelombang tinggi kemarin. Pihaknya juga sudah memberitahukan kepada pengelola wisata ataupun pemilik warung hingga nelayan terkait potensi gelombang tinggi sepekan yang lalu. Nelayan sudah mengamankan perahunya ke kawasan yang lebih aman. "Nelayan sudah mengamankan perahunya, dan tidak ada aktifitas sama sekali. Hari ini tidak ada kerusakan, hanya Jumat (30/7) di Pantai Drini," kata dia. Sementara itu, Koordinator SAR Satlinmas Wilayah I Gunung Kidul Sunu Handoko mengatakan tinggi gelombang mencapai 4 sampai 6 meter pada Jumat (30/7) menyebabkan beberapa bangunan rusak di Pantai Jungwok, Kecamatan Girisubo. Berdasarkan laporan petugas di lapangan, ada tiga bangunan warung yang rusak di Pantai Jungwok. "Gelombang tinggi ini tidak ada korban jiwa, karena penutupan kawasan wisata praktis tidak ada aktivitas di kawasan pantai. Selain itu, informasi mengenai gelombang tinggi sudah disampaikan ke nelayan, dan masyarakat. Nelayan sudah mengevakuasi kapal," kata Sunu. (mth)

Spesies Baru Kodok-Pucet Ditemukan di Hutan Pantai Garut

Jakarta, FNN - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menyebutkan penemuan spesies baru katak-pucat pantaiselatan dari marga Chirixalus Boulenger di hutan dataran rendah di Kabupaten Garut, Jawa Barat yang menambah koleksi data keanekaragaman hayati Indonesia. "Setelah dilakukan analisis morfologi, molekuler dengan menggunakan DNA mitokondria dan suara kawin (advertisement call) maka jenis tersebut tidak cocok dengan jenis dari marga yang sudah ada. Oleh karena itu, didukung oleh bukti morfologi, molekuler, dan akustik maka jenis ini dideskripsikan sebagai jenis baru," kata peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI Amir Hamidy dalam keterangan di Jakarta, Jumat. "Katak-pucat pantaiselatan (Chirixalus pantaiselatan sp. nov.) merupakan kelompok katak Rhacophorid kecil dengan panjang tubuh jantan 25,3–28,9 mm. "Sampel katak-pucat pantaiselatan itu dijumpai pada 2017 dalam kegiatan citizen science yakni Gerakan Observasi Amfibi Reptil Kita (Go ARK). "Hasil penelitian tersebut telah diterbitkan pada Raffles Bulletin of Zoology pada 5 Juli 2021. Temuan itu dapat memberikan informasi baru tentang distribusi beberapa spesies atau bahkan jenis baru dari area umum. "Amir yang merupakan salah satu penulis dalam penelitian itu mengatakan Chirixalus pantaiselatan sp. nov. secara morfologi paling mirip dengan Chirixalus nongkhorensis dari Chonburi, Thailand. "Pola warna punggungnya serta secara genetik paling dekat dengan Chirixalus trilaksonoi yang juga berasal dari Jawa Barat," ujar Amir. "Selain Amir, Misbahul Munir yang merupakan salah satu kontributor utama dari penemuan tersebut menuturkan saat ini, status konservasi Chirixalus pantaiselatan kemungkinan terancam kritis. "Berdasarkan International Union for Conservation of Nature (IUCN), kriteria Daftar Merah Spesies Terancam adalah tingkat kemunculannya

Kilang Minyak Sawit Terungkap Menerima Pasokan Minyak Sawit dari Perusahaan Nakal

Aceh, FNN - Investigasi lapangan RAN menemukan PT Rezeki Fajar Andalan sebagai pabrik baru yang terlibat dalam perusakan Kawasan Ekosistem Leuser. Laporan Leuser Watch terbaru dari Rainforest Action Network (RAN) mengungkap keterlibatan PT Rezeki Fajar Andalan (PT RFA) sebagai kilang minyak sawit baru yang menerima pasokan minyak sawit bermasalah dari PT Surya Panen Subur (SPS II) —perusahaan nakal yang terkenal karena membakar dan menghancurkan “Ibukota Orangutan Dunia” di Kawasan Ekosistem Leuser. Hasil investigasi menemukan truk pengangkut minyak sawit dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) milik SPS II Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya memasok minyak sawit ke PT. RFA yang berada di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada April 2021, selain itu ditemukan juga bukti pengiriman minyak sawit mentah dari PT. SPS II kepada PT. RFA pada bulan yang sama, padahal RAN selama bertahun-tahun telah mendokumentasikan PT. SPS II sebagai perusahaan nakal yang dikeluarkan dari rantai suplai minyak sawit dunia karena terus terlibat aktivitas deforestasi dan konflik lahan, bahkan perusahaan ini pernah dibawa ke pengadilan dan didenda karena terbukti melanggar hukum membakar hutan lahan gambut Tripa yang terletak di pantai barat Aceh. Merek besar seperti PepsiCo dan Nestlé menyikapi reputasi buruk PT. SPS II dengan memberlakukan kebijakan 'No Buy' (tidak membeli) dari perusahaan nakal ini. Bahkan perusahaan pedagang minyak sawit raksasa seperti Golden Agri Resources, Wilmar dan Musim Mas sudah memberlakukan larangan untuk memasok dari PT SPS II, meski hingga saat ini tidak ada satu pun dari perusahaan pemasok minyak sawit tersebut yang mampu membuktikan bahwa pelarangan tersebut telah ditegakkan sepenuhnya. “PT Rezeki Fajar Andalan kini menjadi salah satu perusahaan minyak sawit bermasalah yang patut disorot di Indonesia karena memasok minyak sawit dari PT SPS II —perusahaan yang telah terbukti melanggar hukum Indonesia dan kebijakan perusahaan manufaktur barang konsumsi di seluruh dunia.” ungkap Gemma Tillack, Direktur Kebijakan Hutan RAN. “Sedangkan PT SPS II akan tetap menjadi perusahaan paling kontroversial yang tidak patuh pada aturan hukum di Indonesia hingga mau memenuhi kewajibannya membayar denda atas kebakaran yang terjadi di lahan gambut Tripa dan ikut terlibat dengan itikad baik dalam proses resolusi konflik yang transparan, kredibel dan independen untuk menyelesaikan konflik dengan masyarakat lokal yang terkena dampak operasionalnya”, Gemma menambahkan. Laporan investigasi terbaru ini menunjukkan bahwa merek-merek besar mungkin sekali lagi mendapatkan pasokan dari perusahaan minyak sawit nakal seperti SPS II melalui pabrik minyak sawit baru yang terlibat dalam rantai pasokan minyak sawit di Sumatera. Ini jadi hal yang mendesak bagi merek-merek besar dunia seperti, Ferrero, Procter & Gamble, Mondelēz, PepsiCo, Mars, Nestlé dan Unilever untuk menempatkan PT Rezeki Fajar Andalan pada daftar 'Tidak Membeli' dan menuntut agar perusahaan menghentikan suplai dari PT SPS II serta mendorong perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam rantai pasoknya untuk mengadopsi Kebijakan Nol Deforestasi, Nol Pembangunan di Lahan Gambut dan Nol Eksploitasi (NDPE). Jika perusahaan-perusahaan ini gagal melakukannya, perusahaan tersebut harus diblokir secara permanen dari rantai pasok minyak sawit ke merek-merek besar dunia dan pasar global. (sws).

Guguran Lava Pijar Meluncur 15 Kali dari Gunung Merapi

Jogjakarta, FNN - Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Jogjakarta dan Jawa Tengah 15 kali meluncurkan guguran lava pijar ke arah tenggara dan barat daya pada Minggu. Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Jogjakarta, menyebutkan guguran lava pijar ke arah barat daya meluncur 10 kali dengan jarak luncur maksimum 1.500 meter mulai pukul 00.00 sampai 06.00 WIB. Sedangkan guguran lava ke arah tenggara meluncur lima kali dengan jarak maksimum 1.000 meter. "Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah," ujar Hanik. Selain guguran lava pijar, Merapi juga mengalami 25 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-26 milimeter (mm) selama 28-102 detik, dua kali gempa hembusan dengan amplitudo 4 milimeter (mm) selama 11.9-13.8 detik. Berikutnya, 54 gempa fase banyak dengan amplitudo 3-22 milimeter (mm) selama 5.6-7.7 detik dan 13 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 55-75 milimeter (mm) selama 8.7-13.2 detik, dan satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 8 milimeter (mm) selama 61 detik. Sementara untuk periode pengamatan pada Sabtu (24/7) malam, pukul 18.00-24.00 WIB, Gunung Merapi mencatatkan delapan kali meluncurkan guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.200 meter ke arah barat daya dan enam kali ke tenggara sejauh 1.000 meter. Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih. Adapun jika terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak gunung. (mth)

KLHK: Penumbuhan Kesadaran Masih Jadi Tantangan Pengelolaan Sampah

Jakarta, FNN - Kepala Sub Direktorat Barang dan Kemasan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ujang Solihin Sidik mengatakan menumbuhkan kesadaran publik masih menjadi tantangan terbesar terkait isu pengelolaan sampah di tanah air. Dalam diskusi virtual Forum Ekonomi Sirkular Indonesia kr-4 yang dipantau dari Jakarta, Jumat, Ujang mengutip data Indeks Perilaku Ketidakpedulian Lingkungan Hidup oleh Badan Pusat Statistik pada 2018 yang menemukan 72 persen masyarakat masih tidak peduli dengan pengelolaan sampah. "Kalau ini tidak ditumbuhkan ini masih akan menjadi PR besar kita sampai generasi berikutnya. Ini tantangan yang harus kita hadapi, salah satu PR terbesar kita adalah membangun kesadaran publik," kata Ujang. Terkait proses peningkatan kesadaran publik akan pentingnya proses pengolahan sampah, Ujang menegaskan edukasi memiliki peran besar dan memerlukan waktu dan konsistensi. Di KLHK sendiri, menurut Ujang, memiliki rancangan terkait komunikasi informasi edukasi pengelolaan sampah yang bertujuan untuk mencapai pengurangan dan penanganan sampah. Pesan terkait manfaat yang bisa didapatkan dari pengurangan dan penanganan sampah juga harus disampaikan kepada publik agar dapat mendorong perubahan perilaku. "Pesan-pesan ini penting yang sedang menjadi grand design kami di KLHK ketika berbicara soal komunikasi informasi dan edukasi ini," jelasnya. Dia juga menjelaskan terdapat beberapa tantangan untuk melakukan edukasi yaitu anggaran yang terbatas dan sering kali tidak menjadi prioritas, produksi yang tidak murah dan sulit dilakukan di beberapa jaringan serta dampak edukasi yang tidak bisa terlihat secara instan. (mth)

Kayu Jati Indonesia Ramah Lingkungan, Diminati di Jerman

Jakarta, FNN - Kayu jati asal Indonesia, yang telah menerapkan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SLVK) yang diakui oleh Uni Eropa, banyak dicari di Jerman. Kayu yang diproduksi secara berkelanjutan, legal, dan bertanggung jawab sosial itu memiliki kelebihan dibandingkan kayu jati dari negara Asia Tenggara lainnya, yang beberapa tahun belakangan ini ditengarai mengalami kemerosotan reputasi karena tuduhan eksploitasi berlebihan lahan hutan dan kerusakan lingkungan akibat pembukaan lahan untuk perkebunan kayu jati. “Hal ini membuat industri kayu Indonesia tidak hanya memperhatikan bahwa kayu yang mereka produksi berasal dari perkebunan kayu, tetapi juga bahwa kayunya diproduksi secara berkelanjutan dan ramah lingkungan,” ujar Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno dalam keterangan, Kamis. Indonesia dikenal dunia sebagai salah satu penghasil kayu jati terbesar. Jenis kayu keras ini menjadi komoditas bernilai tinggi karena tampilan dan sifat kayunya yang unik. Industri furnitur kayu jati berkembang pesat di Indonesia dan didominasi oleh pelaku usaha kecil dan menengah. Kayu jati banyak dicari di Asia, umumnya untuk konstruksi bangunan, pintu, jendela, dan bahkan sebagai materi pembuatan kapal. Namun di Jerman, kayu jati banyak ditemui di pekarangan dan taman, baik untuk bahan lantai parquet maupun furnitur luar ruang. Perlahan, menurut Dubes Oegroseno, masyarakat Jerman dan Eropa lainnya mulai menyadari banyaknya kayu hasil penebangan liar yang merusak lingkungan. Mereka mulai memperhatikan informasi dari mana kayu yang mereka beli berasal dan apakah ditebang dari perkebunan kayu yang ramah lingkungan. “Dan itu bagus dan hal yang baik,” tutur dia. Industri kayu sudah ada di Indonesia sejak abad ke-18. Saat ini pemerintah melalui SVLK mengontrol dan mendokumentasikan kepatuhan pelaku industri kayu terhadap aspek keberlanjutan dan kelestarian lingkungan. Label "Indonesian Legal Wood" akan diberikan kepada produk kayu yang telah lolos uji SVLK. Indonesia merupakan negara pertama yang diberi wewenang untuk menerbitkan izin Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) untuk kayu yang dijual di pasar Uni Eropa. Bergabungnya Indonesia ke dalam sistem kontrol FLEGT diharapkan mampu meyakinkan konsumen kayu tropis Uni Eropa bahwa kayu Indonesia yang dibelinya diproduksi secara legal dan ramah lingkungan. Perusahaan importir di Eropa pun diuntungkan karena kayu-kayu berizin FLEGT dapat dengan mudah didistribusikan di seluruh wilayah Uni Eropa tanpa membutuhkan izin tambahan. "Dengan bergabungnya Indonesia di sistem kontrol FLEGT, kita dapat membuktikan bahwa kayu jati Indonesia tidak berasal dari pembalakan liar, dan bahwa jumlah pohon yang ditebang akan sama dengan jumlah bibit pohon yang ditanam kembali,” kata Dubes Oegroseno. “Sistem sertifikasi FLEGT yang akan diperkenalkan secara global ini bahkan jauh lebih baik dibandingkan FSC. FLEGT menekankan pada legalitas kayu, tanggung jawab sosial, dan keberlanjutan. Sistem ini memperhatikan sungguh-sungguh aspek keberlanjutan yang ditargetkan oleh Uni Eropa,” katanya menambahkan. Pohon jati di perkebunan umumnya baru layak tebang setelah berumur 15-25 tahun. Namun, pohon jati hutan memerlukan waktu setidaknya dua kali lebih lama untuk mencapai ukuran dan kualitas setara. "Tetapi kualitas kayu tidak hanya bergantung pada umur pohon, namun juga terkait teknologi pengolahan selanjutnya,” ujar Atase Perdagangan KBRI Berlin Nurlisa Arfani. Teknologi pengolahan kayu jati Indonesia sekarang ini semakin baik sehingga konsumen bisa mendapatkan kayu yang lebih berkualitas dan tahan lama serta tahan cuaca apapun. Pada 2020, produk kayu Indonesia diekspor ke Eropa dengan nilai 660 juta euro (sekitar Rp11,3 triliun), umumnya sudah dalam bentuk furnitur. Perputaran uang global dari jual beli kayu mencapai 2,4 miliar euro (sekitar Rp41 triliun). Selain kayu jati dan produk rotan, industri furnitur Indonesia juga mulai merambah ke kayu trembesi sebagai alternatif yang lebih berkelanjutan. Produk kayu trembesi juga disukai di Eropa, dikenal sebagai rain tree karena tampilannya yang sangat cantik. Urat kayu trembesi dengan warna coklat emas dan kelir hitam membuatnya cocok dibuat dijadikan furnitur meja yang menghiasi rumah-rumah di Jerman dan negara Eropa lainnya. Artikel tentang keunggulan produk kayu jati Indonesia dimuat di Mobelmarkt, majalah desain interior dan furnitur yang tidak hanya terbit di Jerman, tetapi juga di beberapa negara lain yang berbahasa Jerman seperti Swiss dan Austria. (mth)