SENI-BUDAYA

Slank Resmi Dukung Ganjar Mahfud, Abdee Mundur dari Telkomsel

Jakarta | FNN - Grup Band legendaris Slank resmi mendeklarasikan dukungan kepada pasangan Ganjar-Mahfud dalam Pilpres 2024 pada hari ini. Deklarasi itu disampaikan drumer Slank Bimo Setiawan Almachzumi (Bimbim) di hadapan Ganjar-Mahfud yang hadir di Potlot Studio, Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (20/01/2024). \"Jadi hari ini deklarasi bahwa Slank mendukung Ganjar-Mahfud,\" ucap Bimbim. Pernyataan Bimbim langsung disambut tepuk tangan oleh semua personel Slank yang berada di dekatnya. Menurut Bimbim, Slank dan para penggemarnya, yakni Slankers, telah memberikan sejumlah ide dan gagasan kepada Ganjar-Mahfud. Dia meyakini bahwa pasangan calon nomor urut 3 ini bisa menjalankannya jika nantinya memenangi Pemilu 2024. Deklarasi itu turut dihadiri personel Slank lainnya yaitu vokalis, Akhadi Wira Satriaji (Kaka); Basis, Ivan Kurniawan Arifin alias Ivan; gitarisnya, Muhammad Ridwan Hafiedz (Ridho) dan Abdee. Sementara gitaris Slank Abdi Negara Nurdin alias Abdee mundur dari jabatan Komisaris PT Telkom Indonesia usai mendukung pasangan calon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Pilpres 2024. Abdee mengatakan surat pengunduran diri itu telah dilayangkan pada Jumat (19/1) sore. \"Jadi biar tidak ada dusta di antara kita, dan untuk menghormati aturan yang ada nilai-nilai etika. Jadi per hari Jumat kemarin jam 5 sore saya sudah melayangkan surat pengunduran dari Telkom Indonesia,\" ujarnya di Potlot Studio, Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (20/1). Langkah itu diambil Abdee seiring dengan dukungan para personil Slank lainnya kepada Ganjar-Mahfud. Menurutnya, dukungan itu merupakan sebuah perjuangan bagi Slank. Sejak 2014 hingga saat ini, kata dia, Slank mendorong agar kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) dihilangkan, serta menjaga demokrasi. \"Dan menurut kami yang paling tepat untuk menjalankan itu adalah Pak Ganjar dan Pak Mahfud,\" ucapnya. Selanjutnya Slank telah mempersiapkan lagu untuk mendukung Ganjar-Mahfud. Lagu tersebut berjudul ‘Salam Metal’ yang merupakan singkatan dari ‘Menang Total’. Slank bukan kali pertama menyatakan dukungan kepada kandidat tertentu di Pilpres. Sebelumnya, Slank merupakan musisi pendukung Joko Widodo pada Pilpres 2014 dan 2019 lalu. (*)

Negeri tanpa Rasa

Oleh Anton Permana - Presidium KAMI  Negeri itu semulanya kaya dan indah, masyarakatnya akur dan ramah. Zamrut khatulistiwa dijuluki, sepenggal tanah syurga yang jatuh ke bumi. Namun sejarah dan petaka juga selalu datang membayangi, Bergelombang sejak ratusan tahun para penjajah datang silih berganti. Hamparan negeri itu seakan memang diciptakan untuk pusaran masa depan duniawi Namun hari ini, negeri nan elok itu sedang terseok-seok menjalani nasibnya, di antara dua jurang takdir ; surga dan Petaka Lautnya yang dulu biru, sekarang beku Hutannya yang dulu hijau sekarang risau Langitnya yang dulu bersih sekarang ringkih Tanahnya yang dulu indah sekarang hancur dirambah Sungai yang dulu bening sekarang kering Lahannya yang dulu subur sekarang hancur “Rakyatnya yang dulu harmonis dan ramah ; Sekarang gelisah!” Dulu negeri ini sangat mempesona, baik indah alamnya, maupun peradaban masyarakatnya ; yang sangat kaya budaya, beragam bahasa, semua penuh cinta tata krama kehidupannya Berbagai peninggalan budaya dan peradaban semua berkharisma penuh wibawa. Baik tradisi budaya dan bangunan-bangunan megah maha karya terbaik di masanya.  Sungguh negeri elok yang penuh pesona dan rasa.  Ya rasa, cita rasa sebagai perwujudan tingginya moralitas peradaban manusia. Ada nilai Ada norma Ada budaya Ada kebijaksanaan Dan ada agama dengan Tuhan-NYA Sampai negeri itu kemudian bersatu menjadi satu negara, atas nama satu rasa, dan satu asa menatap masa depan dunia Namun hari ini negeri itu seakan mati rasa,  Rasa persaudaraan Rasa kekeluargaan Rasa kebersamaan Rasa persatuan Rasa keberagaman Rasa penghormatan Rasa kemanusiaan Rasa kebijaksanaan Rasa persatuan Rasa ke-Tuhanan Rasa kebudayaan Dan rasa kenegarawanan Semua berganti dan kalah atas nama ; Rasa ambisi Rasa kekuasaan Rasa dengki Rasa kebencian Rasa kepalsuan Rasa kebohongan Rasa kesombongan Rada kerakusan Rasa ketidakpedulian Rasa ketamakan Rasa keindividuan Rasa kepentingan Rasa merasa diri dan kelompoknya yang paling benar, paling berhak, paling memiliki atas negeri ini. Negeri ini tiba-tiba menjadi syurganya para “bajingan tolol !” Yang di sekitarnya dilingkari manusia-manusia munafik. Yang di bawahnya berbaris dengan setia para manusia penjilat. Didukung para manusia oportunis. Dan dipimpin oleh kelompok manusia bejat berjubah malaikat. Negeri yang tiba-tiba menjadi neraka bagi para pecinta kebenaran. Negeri yang seakan asing bagi mereka yang istiqomah di jalan Tuhan.  Karena tak tahu lagi membedakan mana yang prilaku manusia dan mana yang perilaku setan. Kebenaran dibungkam Keadilan dicampakkan Nilai ke-Tuhanan disulap menjadi ancaman! Dasar Edan! Negeri yang tiba-tiba berubah menjadi pecinta kepalsuan ; Angka angka palsu Kesejahteraan palsu Investasi palsu Berita palsu Prestasi palsu “Ijazah palsu” Karena para pemimpinya para penipu! Sungguh negeri yang sudah kehilangan rasa,  Rasa malu dan rasa bersalah atas segala “kedunguannya”.  Negeri yang sempurna, bagi para penikmat dunia. Namun petaka bagi mereka yang masih punya “rasa” Lapas Cipinang, 26 Agustus 2023.

Kebangkitan Pancasila Ditandai dengan Proklamasi Bangsa Indonesia II

Oleh Jacob Ereste - Kolumnis  ACARA Pagelaran Kebangkitan Pancasila telah dilaksanakan oleh Pusaka Indonesia bersama Nusantara Centre, Sabtu 29 Juli 2023 di Auditorium RRI, Jl. Medan Merdeka Barat 4 - 5 Jakarta Pusat. Setyo Hajar Dewantoro dan Yudhie Haryono, selaku Sohibul hajat, terbilang sukses meracik menu suguhan pementasan, termasuk kudapan khas yang dominan bercita rasa dan nuansa Bali. Gebyar panggung pentas pun cukup memberi kesan kejutan yang wah dengan sound sistem yang komplit, hingga nyaris tiada cela sedikitpun. Menu suguhan pun, sejak pukul 13.00 hingga menjelang azan magrib patut terasa mampu mengobati kerinduan pada panggung hiburan di Jakarta yang semakin langka terjadi. Seperti penerbitan buku tentang Pancasila, pun menurut Yudhie Haryono sekedar untuk mengisi ruang kosong dari devisit diskursus Pancasila di Indonesia yang semakin terasa sejak reformasi. Karena itu lembaga dan institusi negara sepatutnya memfasilitasi tanpa harus membayar seperti yang harus ditanggung oleh panitia pelaksana dalam penggunaan gedung pagelaran ini. Bahkan, BPIP -- Badan Pembina Ideologi Pancasila yang seharusnya menjadi pihak yang berkewajiban dan berkepentingan untuk memasyarakatkan Pancasila, tak memberikan andil apa-apa, setidaknya dalam acara ini. Karena itu, pada momentum Kebangkitan Pancasila ini yang beranjak dari realitas dan kondisinya yang mati suri, menjadi sampul Proklamasi Babak ke II yang ditandai dengan pembacaan teks proklamasi dalam versinya baru, seperti yang dibacakan langsung oleh Yudhie Haryono dengan diikuti oleh sekitar 200-an undangan yang hadir. Di antara menu kesenian yang disuguhkan ambil bagian pula upacara \"Saren Taun\" khas Sunda sebagai wujud dari rasa syukur atas karunia Tuhan dalam wujud hasil panen yang melimpah dari bumi. Tentu saja tidak kalah menarik serangkaian lagu dan puisi yang ditembangkan oleh Cak Rochim dan puisi tanpa judul khas dari Iman Ma\'arif. Bahkan tembang-tembang heroik dari Genta Mahakarya Band dari Wonogiri yang mampu menghadirkan warna musik dan lagunya yang khas karangan sendiri. Hadir pada acara ini diantaranya Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Priyanto, Wali Spiritual Indonesia,Sri Eko Sriyanto Galgendu, mantan Kedubes Belgia Nur Rachman Urip serta Kepala RRI Jakarta, dan sejumlah tokoh nasional lain, tanpa satu pun wakil dari BPIP yang hadir. Jakarta, 30 Juli 2023

Tangan-Tangan Kotor Bollywood Menyiapkan Tungku dan Api Islamofobia

Film India yang baru-baru ini dirilis, The Kerala Story, makin membuka borok bahwa tangan-tangan kotor Bollywood telah menyiapkan tungku dan api bagi memanasnya islamofobia di dunia.  Oleh Dimas Huda -Jurnalis Senior Film bertajuk The Kerala Story sungguh keterlaluan. Selain menuai kritik karena ketidaktepatan faktualnya dan penggambaran yang salah tentang Muslim, film ini menyiapkan peluru bagi para pembenci Islam. Alur ceritanya mengikuti tiga mahasiswa keperawatan dari negara bagian Kerala di India selatan, yang diculik dan dicuci otak oleh kelompok teroris Daesh, hanya untuk dipaksa masuk Islam. Mereka akhirnya mendarat di Afghanistan.  Film ini mendalami topik kontroversial “Love Jihad” – sebuah teori konspirasi Hindutva tentang wanita non-Muslim yang dibujuk untuk dinikahi dengan tujuan mengubah mereka menjadi Islam – dan menurut para ahli, mendorong narasi palsu yang dimiliki ribuan wanita dari Kerala telah masuk Islam dan direkrut ke dalam kelompok teroris Daesh.  Aktor utama Adah Sharma yang berperan sebagai gadis lugu bernama Shalini Unnikrishnan, yang setelah masuk Islam bernama Fatima Ba, dalam trailer viral terlihat berdiri di daerah pegunungan dan dengan terisak mengklaim bahwa ini bukan hanya ceritanya.  Dia mengklaim bahwa wanita Hindu masuk Islam dan sejauh ini 32.000 gadis telah diubah dan dimakamkan di kuburan Suriah dan Yaman. Hampir setahun setelah rilis film kontroversial The Kashmir Files, film Hindi beranggaran rendah baru ini, yang disutradarai oleh Sudipto Sen, mengklaim didasarkan pada insiden kehidupan nyata tetapi sebenarnya tidak.  Anuj Kumar dari surat kabar The Hindu dalam ulasannya menulis bahwa karya propaganda dalam Kisah Kerela “dirusak oleh setengah kebenaran dan pandangan eksploitatif secara emosional”. Film ini meminjam pemahamannya tentang Islam, dll dari \"grup WhatsApp yang penuh kebencian” yang berusaha mengubah penonton menjadi penyebar kebencian dengan menjajakan \"setengah kebenaran\".  Dalam sebuah wawancara dengan situs Press TV, komentator dan analis politik Asad Rizvi mengatakan film propaganda semacam itu dibuat untuk mengalihkan penonton dari persoalan yang sebenarnya.  “Peran paling penting dari film propaganda, apakah itu Kashmir Files atau The Kerala Story, adalah untuk mengalihkan pikiran publik dari masalah nyata yang sedang dihadapi negara, seperti melonjaknya pengangguran dan kesulitan ekonomi,” kata Rizvi.  “Media lokal memainkan peran besar dalam mempromosikan film semacam itu dan mengubah wacana politik. Saat The Kerala Story dirilis, alih-alih memperdebatkan ekonomi atau masalah kritis lainnya, media memilih untuk berbicara tentang film propaganda yang baru dirilis.” Dalam beberapa minggu terakhir, sejak film kontroversial itu dirilis pada 5 Mei, ada getaran baru di kalangan politik dan intelektual India, karena film tersebut mendapat dukungan kuat dari Sangh Parivar, (keluarga Rashtriya Swayamsevak Sangh) dan payung istilah yang digunakan untuk menunjukkan kumpulan organisasi Hindu ekstremis, sementara para kritikus dan aktivis hak-hak minoritas mengecamnya. Pada hari film tersebut dirilis, saat melakukan unjuk rasa untuk pemilihan negara bagian di mana partainya kalah dari Kongres di negara bagian Karnataka, India selatan, Perdana Menteri Narendra Modi secara terbuka mempromosikan film tersebut dalam sebuah pidato, dan mendesak orang-orang untuk pergi dan menonton \"kebenaran yang menyakitkan\". “Film Kerala Story didasarkan pada konspirasi teror. Itu menunjukkan kebenaran buruk terorisme dan mengungkap rancangan teroris,” kata Modi saat berpidato di depan massa di sebuah rapat umum di Ballari, Karnataka. Setelah Modi secara terbuka mempromosikan film tersebut, beberapa politisi lain dari Partai Bharatiya Janta (BJP) yang berkuasa, yang merupakan sayap politik Sangh Parivar, bersama dengan simpatisan Sangh keluar untuk melakukan hal yang sama, yang dikritik habis-habisan oleh para aktivis Muslim dan politisi. Kisah Kebencian Bollywood Sejak pemerintahan Modi yang dipimpin BJP berkuasa pada tahun 2014, industri film Bollywood di India – yang memproduksi sekitar 1000 film setiap tahun, hampir dua kali lipat produksi Hollywood – telah mengalami perubahan drastis, terutama dalam hal penggambaran Muslim yang terdistorsi di film. Saurabh Kumar Shahi, seorang jurnalis dan analis, percaya bahwa tren ini sedang populer bahkan sebelum BJP Nasionalis Hindu berkuasa, tetapi telah matang dalam struktur aslinya dalam sembilan tahun terakhir, sejak 2014. “India telah menggunakan media, baik televisi maupun bioskop untuk menyerang umat Islam secara umum dan ini sudah berlangsung lama,” katanya. Film yang dibuat pada tahun-tahun ini, termasuk The Kashmir Files (2022) Padmaavat (2018), Lipstick Under My Burkha (2016), Tanhaji (2020) dan baru-baru ini The Kerala Story, telah menggambarkan Muslim dan Islam sebagai antagonis yang biadab, menindas, kasar, tidak beradab. Kritikus mengatakan film-film ini melayani tujuan propaganda dengan menonjolkan protagonis utama film dan memanipulasi pemahaman penonton tentang sejarah untuk mendorong agenda politik mayoritas partai yang berkuasa. Film blockbuster kontroversial tahun lalu, The Kashmir Files, adalah penggambaran yang sangat dilebih-lebihkan dan sangat menghasut tentang pembunuhan penduduk asli Kashmiri Pandits pada 1990-an. Film itu menyalahkan Muslim Kashmir untuk itu, sementara mereka sebenarnya melindungi minoritas Hindu. “Masyarakat Hindutva yang tercipta ini sarat dengan inferiority complex, terutama terhadap umat Islam karena mereka menganggap umat Islam telah menguasai mereka selama berabad-abad,” kata Shahi. Rizvi mengatakan bahwa kursi di badan sensor film negara diduduki oleh pejabat pemerintah, yang paling setia kepada penguasa dan ideologi yang dipromosikannya. \"Badan sensor lebih suka berpaling dari memeriksa angka yang tepat, dan mengabaikan konsekuensi film tersebut terhadap masyarakat,\" katanya kepada situs web Press TV. “Sebelum aturan BJP, film semacam itu tidak dibuat, dan badan sensor film juga tidak mengizinkan film yang dibebankan secara komunal untuk diputar.” Pembuat film sinema paralel India yang legendaris, Satyajit Ray, percaya bahwa penonton India “cukup terbelakang”, karena ia merasa bahwa film-film yang ia buat bersifat esoteris di antara penonton India. Suatu kali, saat membela salah satu filmnya yang menargetkan dogmatisme agama, di mana dia dikritik karena tidak beragama Hindu dan membuat film melawan Hinduisme, dia membalas kritiknya. “Ini terjadi di India sepanjang waktu. Kami memiliki penonton yang cukup terbelakang di sini, terlepas dari gerakan masyarakat film dan semua itu, jika Anda mempertimbangkan penonton pada umumnya, itu adalah penonton terbelakang,” kata Ray dalam sebuah wawancara tahun 1989. \"Penonton yang tidak canggih, lebih sering menonton sinema komersial Hindi. Anda membuat jenis film (yang Anda inginkan) dan saya membuat jenis film yang ingin saya buat.\" Slogan Anti-Muslim Dalam banyak video media sosial yang beredar online, orang-orang yang menonton The Kerala Story terlihat meneriakkan slogan-slogan anti-Muslim yang menunjukkan tingkat indoktrinasi. Shahi menunjuk pada “kehancuran tingkat generasi” yang terjadi di India melalui media film kebencian, dan bagaimana hal itu menormalkan permusuhan anti-Muslim. “Film-film ini telah merusak dua generasi India. Jenis kebencian, jenis kejahatan, dan jenis panas yang mendalam dari dua generasi: orang yang lahir di tahun 80-an dan 90-an, dan sekarang yang ketiga tahun 2000-\'10,” katanya. Film-film ini memberikan dampak yang sangat merugikan masyarakat, karena memperlebar kesenjangan antara garis titik komunal, menciptakan suasana kebencian, dan secara langsung menyerang masyarakat India, sekularisme, budaya, dan tatanan sosial. Film propaganda dibuat dengan sangat hati-hati adegan demi adegan, dengan maksud agar siapa pun yang menonton akan mengikuti pihak penyebar untuk akhirnya melakukan sesuatu agar gagasan tersebut diterima secara luas, akhirnya menjadi karakter film itu sendiri. Tentang bagaimana film propaganda menyerang pikiran, Devika Kapoor, seorang psikolog konseling yang berbasis di Mumbai dalam sebuah wawancara dengan VICE menjelaskan bagaimana hal-hal masuk ke dalam pikiran manusia. “[Pikiran] manusia memiliki cara untuk menyederhanakan ide-ide rumit menjadi bagian-bagian yang tidak terlalu rumit. Di sinilah pemikiran hitam-putih masuk,” kata Kapoor. “Kami ingin memasukkan ide ke dalam kotak. Lebih mudah menyalahkan orang lain dan percaya bahwa ada \"kebaikan murni\" dan \"kejahatan murni\", karena itu [mengurangi] beban kognitif di pikiran kita. Propaganda mempertimbangkan kecenderungan ini,” dia menambahkan. Kisah Kerala saat ini diputar di bioskop di seluruh India dan juga di AS dan Inggris.

Rezim Akan Terbakar

OLEH Sutoyo Abadi - Koordinator Kajian Politik Merah Putih  MACAM macam tragedi kemanusiaan, sampailah pada misteri korupsi ( pencucian uang ) maha dahsyat mulai menyeruak ke permukaan. Rakyat terus, mengikuti dan  mengamati bahaya dan bencana yang akan terjadi. Bukan hanya kasus korupsi tetapi macam macam skandal dan rakyat sebagai korbannya. Rakyat tidak akan kuasa terus menerus dalam diam dan mengalah, tiba saatnya rakyat pasti akan melawan, dengan tekanan dan perlawanan yang akan makin membesar. Rizal Ramli menyatakan kegusarannya. _“Hari ini kita sedang menyaksikan seluruh sistem kenegaraan mengalami dekadensi moral, etika, martabat, dan perilaku. Megaskandal 300 trilliun rupiah di Kementerian Keuangan yang sangat tidak bermoral dan sangat memalukan\"_. \"Moral dan etika memang dua hal yang kini hilang dari nurani para penguasa negeri ini\" Makin miris terjadinya keanehan  sebagai anggota DPR tidak  menyadari sebagai wakil rakyat, justru terindikasi seperti akan melindungi para koruptor. Ini pertanda dan  sinyal mafia sudah masuk ke Senayan. Mahfud MD sebagai Menkopolhukam  pada puncak kesabarannya tidak peduli lagi dengan arahan Presiden, konon untuk meredam. Atas tantangan beberapa anggota DPR, balik menyerang anggota DPR otomatis nyasar serangan ke Menteri Keuangan akibat abai dan lambat mengatasi kasus korupsi ( pencucian uang ) yang terkait dengan kewenangan Kementerian Keuangan. Serangan dari Senayan adalah reaksi biasa karena para mafia merasa terusik kenyamanan dan keamanannya. Indikasi kuat mafia sudah lama masuk di sarang Senayan. Sepanjang Mahfud MD tetap konsisten akan membongkar kasus korupsi yang sangat dahsyat, kekuatan rakyat akan ada dibelakangnya.   Semua pergerakan akan menyatukan energi dan kekuatannya bongkar semuanya sampai tuntas. “Kejahatan ini terlalu besar untuk didiamkan. Penerimaan negara anjlok, kemiskinan meningkat,” tandas Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies), Anthony Budiawan. Pergerakan rakyat akan semakin agresif, dan kebal dari   pengalihan  isu yang akan muncul dan tetap kokoh pada jalur tujuannya. Tercium aroma  Kemenkeu akan mencoba mengaburkan, meredam, agar kasus korupsi ( pencucian uang ) bisa menguap, dilupakan. Dalam penilaian tokoh nasional Dr Rizal Ramli, kapasitas utama Sri Mulyani sebagai ekonom ialah kelihaiannya dalam soal berkata-kata atau “kebanyakan lipstik”. Sudah tidak ada ruang,  rezim untuk menutupi kebobrokannya. Kalau itu tetap dilakukan menjadi sia-sia akan menabrak tembok buntu. Perang sudah dimulai : \"rakyat sudah menerima kesan lebih jelas pada pikiran, bahwa kasus korupsi di semua lini sudah sangat mengerikan\" Apapun arah politik Megawati, beliau sudah menangkap sinyalnya, nampaknya  berdiri tegak dibelakang Mahfud MD, tuntaskan dan lawan semua mafia perampok uang rakyat yang sedang susah. Arah petunjuknya bisa terbaca jangan terlalu suram memandang segalanya. Akan keras memang perlawanan mereka jangan sekali kali mundur karena \"mundur pertama memberikan kesan yang buruk, mundur kedua berbahaya, mundur ketiga fatal\" Jangan melebih lebihkan kemampuan rezim yang sudah limbung. Saat ini tidak ada lagi kompromi semuanya harus tuntas. Perlawanan harus kuat, keras dan kokoh. Franklin Delano Roosevelt bahwa \"menunjukan ketangguhan mental yang luar biasa dan keluwesannya di bawah tekanan dan ancaman, adalah jalan menuju kemenangan\" Jangankan hanya termangu menunggu nasib dan kebetulan , kematian bukanlah apa apa, namun hidup dalam kekalahan, tekanan rezim yang ugal ugalan dan mengakibatkan penderitaan, sama saja dengan mati setiap hari. Sri Mulyani harus jujur tidak perlu membuat perlawanan yang sia - sia. Harus diingat skandal dan tragedi  sudah menumpuk menimpa rakyat. Harus menyadari api emosi rakyat sudah mengepung. Api tidak memiliki kekuatan, kekuatannya tergantung pada lingkungannya. Jangan berbelit-belit karena kalau terus membela diri dari kesalahannya . Api akan menyatu dengan udara, kayu kering dan angin akan mengobarkannya. Api akan meraih momentum yang mengerikan, semakin panas, semakin berkobar, melahap segalanya.  Rezim yang abai terhadap korupsi yang sudah merajalela di semua lini dan berjalan dengan kejam diatas penderitaan rakyat, cepat atau lambat api kemarahan rakyat akan  membakar. ****

Kekayaan Nusantara dalam Puisi Terkemuka

Jakarta, FNN - Puisi sebagai potret sosial zamannya, begitulah yang dikatakan oleh Maman S. Mahayana dalam acara bertajuk \"Wisata Literasi: Edukasi dan Rekreasi. Bincang dan Baca Puisi Mahakarya Dunia, Puisi Lusiadi\", di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu (10/12/2022). Acara tersebut memaparkan sebuah buku puisi terjemahan \"Puisi Lusiadi\" karya Luis de Camoes. Buku karya Camoes pertama kali diterbitkan pada  tahun 1572 dan bertepatan 450 tahun usianya. Danny Susanto, penerjemah buku mengatakan bahwa karya Camoes memiliki daya tarik dari Ternate berupa keindahan Ternate, kekayaan rempah-rempah dan alam, serta pengalaman mengelilingi dunia. Buku yang diterbitkan oleh Yayasan Obor Indonesia tersebut berhasil menarik perhatian para penyair besar yang turut hadir dalam menerjemahkan dan menikmatinya. Selain dari keindahan dan kekayaan alam, puisi Lusiadi juga memberikan perspektif baru dalam memandang sejarah. Hal itu dikarenakan puisi Lusiadi menggambarkan potret sosial pada zamannya. \"Puisi (Luis) pertama kali ditulis di Ternate, dan puisi Luis yang pertama memuji Indonesia, dan mencatat pelayaran Eropa ke Indonesia,\" ucap Maman S. Mahayana, Sastrawan. \"Jadi sejak dulu, Indonesia itu surga bagi orang asing,\" tukas Maman. Maman berpendapat bahwa puisi Lusiadi adalah mahakarya yang dengan puisi mampu melegitimasi Portugis sebagai bangsa yang diberkati, pahlawan, penguasa laut, pemberani, dan penuh semangat. Karena itu, Maman sangat yakin bahwa Puisi Lusiadi akan menjadi buku puisi terbesar selama sepuluh tahun ke depan. \"Saya Haqul yakin kalau lima tahun ke belakang, lima tahun ke depan, atau bahkan sepuluh tahun ke depan, buku puisi terbesar adalah buku ini (Puisi Lusiadi),\" ujar Maman. (Rac).

Adat Dayak Kalimantan Timur Terancam Punah oleh Atensi Kapolri Soal Pasal 303 KUHP

Jakarta, FNN – Budaya adalah jiwa bangsa, tanpa kebudayaan suatu negara tidak akan memiliki identitas. Namun, bagaimana bila acara adat dalam satu kebudayaan dihentikan begitu saja sebagaimana yang pernah terjadi pada masyarakat adat Dayak Tunjung Benuaq dan Bentian Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim)? Dedi S. Seniang Ayus, Pemangku Adat menjelaskan adanya intervensi pihak Kepolisian ketika dirinya bersama panitia mengadakan upacara adat berupa kegiatan penanggulangan Wabah Covid-9 melalui ritus adat Dayak dalam acara Gugu Tahun Tolak Bala Covid-19 yang diselenggarakan di wilayah Kecamatan Loajanan Ilir Kota Samarinda pada 10-09-2020 s/d 10-02-2021 lalu. Tak hanya itu. Serangkaian kegiatan lain seperti Botorbuyang Saungk Salangk (permainan adat Dayak Tunjung Benuaq dan Bentian dalam Sabung ayam Betongkok - Buyang dan begurak) yang dianggap sebagai simbol gotong royong dan menjadi sumber dana pengadaan upacara adat lain karena biayanya yang besar, juga dilarang. Akan tetapi, setelah acara berjalan kurang lebih empat bulan, sebanyak sembilan orang panitia acara termasuk bandar Gurak - bandar Tongkok dibawa ke Polda Kaltim. Dedi yang mendapatkan kabar tersebut melalui telepon pun pergi ke Polda Kaltim bersama adiknya, Feny Nurmala Sari yang juga panitia. Dedi juga menjelaskan selama empat hari bolak-balik ia diperiksa dan menyerahkan dokumen pengadaan acara. Namun, ketika hendak pulang dirinya turut ditangkap. “Setelah pada hari yang keempat, setelah selesai diperiksa di ruang penyidik, kami pun kembali pulang, namun baru keluar dari pintu Gerbang Mapolda Kaltim, kami langsung ditangkap dan dimasukan ke dalam sel tahanan Polda Kaltim pada awal bulan Februari 2021,” jelas Dedi kepada FNN, Jumat (02/12/22) melalui sambungan telefon. Lebih lanjut Dedi menceritakan bahwa sebelas orang yang selama dua bulan di tahanan menjalani proses hukum hingga masuk persidangan di Pengadilan Tinggi Samarinda, dan divonis lima bulan penjara karena tidak memiliki ijin dari Kepolisian. Padahal, Dedi bersama panitia telah mengurus perizinan secara resmi dan berstempel. “Selama 3 hari setelah sosialisasi semua di tingkat muspika, mereka memberi dukungan terhadap acara tersebut lanatas bertanda tangan dan semua berkas sosialisasi berstempel diberi rekomendasi oleh kecamatan,” kata Dedi. Setelah itu Dedi melanjutkan sosialisasi ke Dinas Kebudayaan - Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKUB) Kaltim dan mendapatkan surat izin acara Satgas Covid-19 Kota Samarinda, berstempel dan tanda tangan. Lalu setelah rampung Dedi pun menyerahkan dokumen tersebut kepada Lembaga Adat Dayak Tunjung Benuaq dan Bentian Provinsi Kalimantan Timur dan keluarlah surat izin acara adat dari Lembaga Adat, “kemudian saya jilid dan saya kirim ke instansi pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, kepada Gubernur, Kapolda, Pangdam, Polresta, Polsek sebagai pemberitahuan atau tembusan,\" tukasnya. Selama lima bulan itu sebelas panitia ditahan dalam Rutan Sempaja Samarinda. Dan akhirnya mereka dibebaskan pada 4-08-2021. Pembubaran acara adat itu tidak hanya sekali saja karena pihak Polsek Loajanan Ulu Kabupaten Kukar membubarkan acara kedua (10/11/2022) yang padahal dimaksudkan masyarakat Dayak untuk meminta pada leluhur agar memulihkan citra Polri yang tengah terpuruk. Hal tersebut sangat bertentangan dengan tugas Kepolisian yang seharusnya mengayomi. Namun demikian, masyarakat Adat Dayak Tunjung Benuaq dan Bentian terus bersabar dan minta kepada Pemerintah dan Polri agar mereka dapat melaksanakan upacara adat di tanah sendiri. (rac)

Jaktent Hadir untuk Industri Kreatif yang Lebih Baik

Jakarta, FNN - Jakarta Content Week (Jaktent) 2022 hadir kembali di tahun ketiga dengan tema collabrate. Dalam jumpa pers yang diselenggarakan di Teater Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat (11/11/2022) Avi Purba, General Manager Jaktent 2022 menjelaskan bahwa tema yang diangkat merupakan kombinasi dari kolaborasi dan kalibrasi, diartikan sebagai sebuah strategi masa depan untuk industri kreatif. Acara jumpa pers Jaktent yang terselenggara atas kerjasama Yayasan 17.000 Pulau Imaji dan Frankfurt Book Fair tersebut juga menghadirkan7777777 Claudia Kaise (VP Frankfurter Buchmesse), Diaz Henzuk (Sekretaris Jenderal Asosiasi Desain Grafis Indonesia), dan Mayumi Haryoto (Co-founder @bacapibo). Jaktent menyelenggarakan 50 sesi secara live, talkshow, workshop, diskusi literasi, konten kreatif, pop-culture dan kuliner. Jaktent menghadirkan berbagai rangkaian program yang terdiri dari LitBeat, LitBite, LitFest, LitFilm dan The Market. Adapun program yang diadakan Jaktent bertujuan menciptakan ekosistem yang kreatif, terkhusus di wilayah Asia Pasifik. Juga lebih menunjukan lagi proses kolaborasi secara langsung untuk dapat mewadahi  dan memajukan industri kreatif di Indonesia dan Dunia. Serta mempertemukan pelaku industri kreatif untuk saling bertukar ide, pengalaman, dan perkembangan teknologi. Dias Henzuk, salah satu wakil dari kurator LitBeat Jaktent mengatakan bahwa dengan adanya wadah seperti Jaktent dapat mempertemukan pelaku yang kompeten dan relevan khusus di bidangnya untuk menyuarakan isu-isu yang belum populer dan hal baru. \"Bahwa hal seperti ini harus lebih sering diadakan dan bukan menjadi hal yang extraordinary sebenarnya. Karena harusnya hal seperti jaktent ini lebih sering, dan hal yang rutin, jadinya. Dan Jaktent sudah melaksanakan tugasnya dengan baik,\" ujar Dias. \"Jadi, harapan saya sih, acara hal seperti ini harusnya, yang paling penting pertama adalah keputusan penyelenggara dan kurator akan isu-isu yang diangkat, siapa saja yang berbicara, dan dampak seperti apa yang dihasilkan dari acara ini. Dan sepertinya,  Jaktent sudah melaksanakan tugasnya dengan sangat, sangat baik,\" ucap Dias menambahkan. Hal tersebut didukung oleh Mayumi yang juga menjadi salah seorang kurator. Dan Mayumi berharap Jaktent menjadi wadah dalam peningkatan kualitas konten-konten di Indonesia. \"Wadah seperti ini baik untuk diadakan Sehingga konten Indonesia menjadi lebih berbobot yang lebih berarti daripada sekadar kasarnya headline, judul besar tapi tanpa ada isinya,\" ucap Mayumi. Acara Jaktent dapat dihadiri secara umum yang berlangsung pada 11-13 November di Taman Ismail Marzuki, Ruang Belajar, Ruang Berkarya, Teater Wahyu Sihombing, Galeri Emiria Soenassa, dan Teater Sjuman Djaja. Pengunjung juga bisa mengunjungi booth dan pameran buku dari Patjarmerah dan bacapibo. Dan Jaktent dapat dihadiri secara langsung ataupun diakses melalui laman daring resminya dengan gratis. (Rac)

Disambut Ribuan Warga Madiun, Ketua DPD RI Hadiri Kirab Budaya 1 Abad Emas PSHT

Madiun, FNN – Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, menghadiri kirab budaya 1 Abad PSHT Madiun, Jawa Timur, Kamis (1/9/2022). Kirab budaya dimulai dari Padepokan Luhur PSHT, tempat makam pendiri PSHT Ki Hajar Harjo Utomo, menuju Padepokan Agung PSHT sejauh delapan kilometer. LaNyalla yang juga Ketua Dewan Pembina Pengurus Pusat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), beserta para Dewan Pembina dan Pengurus Pusat PSHT lainnya, menunggangi 12 Kereta Kencana.  Ribuan warga pun menyambut iring-iringan kirab budaya 1 Abad PSHT di pinggir-pinggir jalan. Mereka mengabadikan momen tersebut. Sesekali mereka juga mendekat Kereta Kencana untuk foto bersama dengan jajaran Dewan Pembina dan Pengurus Pusat PSHT, tak terkecuali LaNyalla. Pada kesempatan itu, LaNyalla didampingi Senator Fachrul Razi (Aceh) dan Bustami Zainuddin (Lampung). Hadir pula Ketua Umum PSHT, Raden Moerdjoko Hadi Widjojo beserta jajaran dan Ketua Dewan Pusat PSHT, Issoebiantoro beserta jajaran. Ketua Umum Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), Raden Moerdjoko Hadi Widjojo mengatakan, kirab budaya ini merupakan kelanjutan dari kirab budaya yang sebelumnya diselenggarakan pada tanggal 1 Juni 2022 lalu.  Dalam kirab budaya ini panitia juga membawa tanah dan air dari seluruh Nusantara yang akan dipersatukan dalam monumen peringatan 1 Abad PSHT. \"Harapannya, PSHT ini dapat terus memperkuat persaudaraan dan persatuan di Nusantara ini,\" kata Moerdjoko.  Ia mengucapkan terima kasih kepada LaNyalla atas kesediaannya hadir pada Kirab Budaya 1 Abad PSHT. Moerdjoko berharap kehadiran LaNyalla dapat dijadikan semangat bagi warga PSHT untuk lebih meningkatkan kontribusi terhadap bangsa ini. \"Kami berharap kehadiran beliau (LaNyalla) dapat memacu semangat dan menginspirasi agar kita sebagai warga PSHT terus meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat, bangsa dan negara,\" kata Moerdjoko. Sementara LaNyalla mengucapkan selamat kepada PSHT yang merayakan 1 abad kelahirannya. Senator asal Jawa Timur itu berharap PSHT dapat terus memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, bangsa dan negara. Dikatakan LaNyalla, PSHT merupakan organisasi massa yang cukup besar, dengan jumlah anggota di seluruh dunia lebih dari 10 juta orang. LaNyalla menilai hal ini merupakan potensi yang luar biasa jika dikelola dengan baik.  \"Karena itu, pengurus pengurus PSHT mulai tingkat rayon, ranting, cabang, provinsi hingga pusat harus memiliki pandangan yang visioner tentang arah pengelolaan organisasi di masa mendatang,\" pesan LaNyalla. Dilanjutkannya, PSHT tidak bisa dan tidak boleh dikelola lagi dengan cara-cara yang konvensional dan tradisional.  \"Di Era 100 tahun ke-2 nanti, PSHT harus dikelola sebagai organisasi yang modern dan memanfaatkan teknologi informasi, sehingga menjadi organisasi yang terbuka dan profesional,\" pesan LaNyalla. LaNyalla juga berpesan agar warga PSHT harus menjadi pendukung utama keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menjadi penjaga ideologi Pancasila.  \"Warga PSHT harus menjadi benteng pertahanan dari serangan-serangan terhadap ideologi Pancasila seperti liberalisme dan kapitalisme serta komunisme,” tutur LaNyalla. (*)

Ayo Kita Nonton Film ‘SAAT’

Film selain sebagai produk ekonomi kreatif, dia juga merupakan produk budaya. Dalam perkembanganya film mengalami peningkatan nilai dari sekedar sebuah hiburan menjadi sebuah ilmu yang secara keilmuan dapat dipertanggung jawabkan baik teori maupun dalam tataran praktis. Setelah dibuat film tidak hanya sekedar ditonton, namun sebagai sebuah produk budaya yang lekat dengan keilmuan, film sepatutnya ditempatkan pada nilanya sebagai sebuah objek diskusi, yang tujuanya memperkaya diskursus keilmuan film untuk pendidikan dan perkembangan kemajuan film itu sendiri, lebih lagi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Merujuk kepada UU NO 33 Tahun 2009 tentang perfilman, bahwa film sebagai karya seni budaya memiliki peran strategis dalam peningkatan pertahanan bangsa dan kesejahteraan masyarakat lahir batin untuk memperkuat ketahanan nasional; bahwa film sebagai media komunikasi massa merupakan sarana pencerdasan kehidupan bangsa; bahwa merujuk UU NO 33 Tahun 2009 pasal 37 ayat (1) yang berbunyi: “Apresiasi film yang dimaksud dalam pasal 36 meliputi: a. festival film, b. seminar, diskusi, dan lokakarya: dan c. kritik dan resensi film”, dan ayat (2) yang berbunyi: “Apresiasi film sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mendapat dukungan Pemerintah dan/atau pemerintah daerah”. Maka dari itu kami memberanikan diri untuk mengadakan acara hari ini sebagai implementasi dari apresiasi film yang berbentuk Screening Film (Pertunjukan Film) dan diskusi film di Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Taman Ismail Marzuki. Para Film Maker dari Kinokkonik Film dan Rolling Pictures menggandeng Komunitas Seni Budaya Swara Renjana (KSB-SR) untuk sama-sama mengapresiasi film melalui acara Screening dan Diskusi Film SAAT (a film by Ungke Kaumbur), pada hari ini, Sabtu, 27 Agustus 2022. Swara Renjana sendiri adalah sebuah Komunitas yang berisikan para pegiat kesenian, masyarakat pencinta budaya, termasuk para film maker, pemeran teater, pembaca puisi, seniman patung, seniman lukis dan para praktisi seni budaya lainnya. TENTANG FILM ‘SAAT’ Film SAAT adalah sebuah film pendek yang berkonsep sedikit mengadaptasi Cinéma Pur. Cinéma Pur (Bahasa Prancis untuk Sinema Murni) sendiri adalah sebuah gerakan film avantgarde yang lahir di Paris pada 1920-an dan 30-an. Istilah ini pertama kali diciptakan oleh Henri Chomette untuk mendefinisikan sinema yang berfokus pada elemen murni film seperti bentuk, gerak, komposisi visual, dan ritme, sesuatu yang Ia capai dalam film pendeknya Reflets de lumiere et de vitesse (1925) dan Cinq minutes de bioskop pur (1926). Gerakan ini melibatkan banyak seniman Dada, seperti Man Ray (Emak-Bakia, Return to Reason), René Clair, Fernand Léger (Ballet Mécanique), Marc Allegret, Jean Gremillon, Dudley Murphy, dan Marcel Duchamp (Anemic Cinema). Dada atau Dadaisme adalah sebuah gerakan seni avant-garde Eropa pada awal abad ke-20, dengan pusat awalnya di Zürich, Swiss, di Cabaret Voltaire. New York Dada dimulai c. 1915, dan setelah 1920 Dada berkembang di Paris. Kegiatan Dadais berlangsung hingga pertengahan 1920-an. Film SAAT sendiri mengambil genre Drama Tragedi yang minim dialog, bahkan hampir tidak ada. Film ini mengisahkan tentang kehidupan tolong menolong, namun dengan akhir cerita yang menyedihkan. Premis dari film ini adalah: “tidak selamanya hal baik yang dilakukan oleh orang yang penolong, berujung dengan ‘happy ending’”. Adakalanya perlu diungkapkan kepada penonton bahwa segala sesuatu sangat mungkin terjadi. Film ini juga mempertontonkan kepada pemirsanya bahwa setiap niatan baik dan bantuan dari orang lain, tidak selamanya membuat orang bahagia. Terkadang ada kenyataan pahit yang harus diterima oleh manusia ketika menerima kebaikan dari orang lain. Film ini diproduksi dikala pandemi, tepatnya tahun 2021. Lokasi syuting dilakukan di Cipanas dan memakan waktu shooting days in total adalah 6 hari dengan jeda 1 minggu. Sementara dalam proses editing terkendala waktu dan kesibukan masing-masing film maker. Aktor dan aktris dipilih dengan menggunakan sumber daya artis lokal Jawa Barat, tepatnya di daerah Cipanas dan Cianjur. SINOPSIS Seorang wanita sedang mengendarai mobil. Tiba-tiba mobilnya mogok di tengah jalan yang diselimuti pepohonan hutan. Seseorang berusaha mendekati mobilnya dan nampak dari balik jendela mobil dengan golok di pinggang. Si ibu kaget dan makin gelisah. Ternyata orang tersebut malah menolongnya. Penasaran dengan kebaikan orang tersebut, si ibu akhirnya memutuskan untuk melakukan kebaikan yang sama. Dijumpainya seorang perempuan penjaja makanan dengan kondisi sedang hamil tua. Sang ibu menawarkan bantuan dan memberi sejumlah uang kepada perempuan itu. TENTANG FILM MAKER Film ini disutradarai oleh Ungke Kaumbur, Alumni IKJ. Sebetulnya Ungke Kaumbur dari jurusan teater, namun karir sutradaranya lebih bertumbuh dan berkembang. Ungke Kaumbur sendiri lama mengikuti kegiatan film sejak tahun 90an. Dia pernah bekerja dengan sutradara senior, Alm. Ali Sahab. Ungke lebih banyak menyutradari Film Televisi dan Sinema Elektronik (Sinetron). Karya-karyanya antara lain adalah Catatan Harianku dan Pernikahan Dini dan yang terakhir Anggling Darma web series, serta lainnya. Film ini diproduseri oleh Ibrahim L. Kadir, alumni Kursus Pengetauan Umum Sinematografi Plus BP SDM CITRA, Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, Jakarta (KPUI) Angkatan 48 yang kini namanya Citra Film School. Ibrahim memang belum banyak membuat film, namun dari hobi menonton dan fotografinya, Ibrahim pernah memproduseri beberapa film pendek untuk YouTube dan pernah 1 kali menyutradarai Video Klip Independen tahun 2000an. Ibrahim juga pernah mengeyam pendidikan di Universitas Negeri Jakarta dan aktif di organisasi mahasiswa intra kampus KMPF UNJ. Dia menjadi ketua KMPF UNJ untuk masa bakti tahun 2003-2004. Cerita film ini dibuat oleh Frans Agam Hasibuan (Agam), alumni IKJ. Agam Hasibuan aktif diperfilman di departemen Artistik. Agam mengambil mayor Fotografi di FFTV IKJ. Dalam beberapa tahun terakhir sempat terlibat menjadi sutradara film di platform media sosial bersama dengan Ibrahim. Agam memiliki pengalaman bekerja dengan Film Maker negeri Jiran Malaysia pada departemen Artistik. Project internasionalnya adalah Film Sembil9n yang tayang di Astro Malaysia. DOP Film ini adalah Turpin El Toruan. Dia adalah seorang sinematografer, Anggota ICS (Indonesia Cinematographer Society) dan alumni IKJ. Tahun belakangan ini, Turpin sempat menangani beberapa film kolosal. Dia juga tercatat sebagai anggota Karyawan Film dan Televisi (KFT) Indonesia. Tahun 2018 Turpin juga terlibat project film layar lebar dengan judul Udah Putusin Aja. Dia juga menggarap beberap project videoklip music. Film ini juga dibantuk produksinya oleh Daniel De Bull (Penata Artistik), Bismark Situmeang (Penata Suara), Emaniar Wijayanti (Penata Kostum dan Rias), Andi Rishadi (Penyunting Gambar) dan Badrus Zeman (Musik Skor). Film ini dibintangi oleh aktor dan aktris antara lain Yuni Yumaris, Devina Mulyawati dan Dede Setiawan. Mereka semua adalah aktor yang aktif di dunia seni peran serta film televisi. Kesemuanya berasal dan berdomisili di Jawa Barat. Film SAAT dipertontonkan untuk kalangan remaja 13 tahun ke atas dan rencananya tidak untuk dikomersialkan. Oleh karena itu slot penayangan hanya akan diperuntukan untuk platform non komersil serta berencana untuk dijalankan pada Road Show ke sekolah-sekolah dan tempat screening lainnya