obituari-prof-sukardi

Obituari: Prof Sukardi, Formulator Probiotik Meninggal Dunia

Surabaya, FNN - Innalillahi wa inna Ilaihi roji'un. Kapolres Pasuruan beserta staf dan jajaran mengucapkan Turut Berduka Cita yang mendalam atas meninggalnya Prof. DR. Ainul Fatah/Bang Kardi, Jum'at, 16 Juli 2021 pukul 05.30 WIB. “Semoga Almarhum Diberikan Tempat Yang Mulia di Sisi Allah SWT. Dan Keluarga yang Ditinggalkan Diberi Ketabahan”. Ucapan itu datang dari AKBP Erick Frendriz, SIK, MSi, Kapolres Pasuruan. Nama Prof. Ainul Fatah yang akrab dipanggil Bang Kardi (Sukardi) itu adalah Ahli Mikro Kultur Bakteriologi, satu diantara 6 pakar serupa yang ada di dunia. Namanya memang tak begitu familiar di Indonesia. Tapi, mengapa perwira menengah Polri sekelas Kapolres Pasuruan itu sampai mengucapkan bela sungkawa saat Bang Kardi ini meninggal dunia? Itu karena sumbangsihnya membantu mengatasi Virus Corona (Covid-19) di Kota dan Kabupaten Pasuruan. Terakhir sebelum meninggal dunia, dikabarkan, beberapa titik di wilayah Pasuruan berhasil diatasi dengan formula probiotik siklus/komunitas berbasis mikroba yang ditebar di sana, sehingga beberapa titik itu terbebas dari Covid-19. Bang Kardi bersama timnya sering turun langsung ke pasien-pasien di RS dengan memberi formula PS/K yang disebar secara gratis. Saat awal pandemi mulai melanda Indonesia, Bang Kardi bersama timnya sibuk meracik formula untuk mengatasi Covid-19. Kala dunia hingga kini belum menemukan obat untuk mengatasi Covid-19, Bang Kardi sudah berhasil membuat formula untuk “melawan” SARS-Cov-2 ini, seperti halnya saat Arab Saudi dilanda SARS-Cov-1 yang menyerang melalui Onta di sana pada 2012. Pada musim haji pada 2012, flu burung varian baru, New Corona, mewabah di sekitar Arab Saudi. Bang Kardi mengirim varian bioto-16 sebanyak 5.000 liter, dikemas oleh PT Otsuka Malang dalam bentuk ampul vaksin. Pengiriman ke Arab Saudi kemudian dibagikan kepada para jamaah haji dan relatif berhasil menghindarkan jamaah haji tersebut dari wabah new corona. Formula tersebut diambilkan dari pabriknya di kawasan Pandaan, Kabupaten Pasuruan. Beberapa waktu lalu, varian bioto-10 dengan merk BJ dikirim ke Glenn Eagles, Singapore serta ke RS Malaya Malaysia, dan diberi merk sendiri, dengan indikasi untuk toksoplasma dan flu burung. Produk bioto tersebut dijual ke pasien, yang mayoritas orang Indonesia, dijual laris dengan harga saat itu Rp1,5 juta rupiah. Di tempat lain, di Indonesia, terdapat profesor yang menjual suatu produk mikrobakteri dan diklaim hanya untuk toksoplasma, dijual dengan harga Rp750.000,-per botol (1,5 liter) dan laris. Faktanya produk yang dijual itu merupakan fermentasi bioto generasi ke-8 atau 9, dua varian produk Bang Kardi. Secara teknis untuk pengobatan toksoplasma minimal menelan waktu 1 tahun, bila dilakukan kurang dari waktu tersebut, dikuatirkan akan mudah kambuh lagi. Prof. Sukardi merupakan ahli mikrobakteriologi, bukan mikrobiologi sebagaimana yang ada di hampir setiap Fakultas MIPA. Dalam ilmu kedokteran, ahli berbagai kuman disebut ahli parasitologi, ahli virus di sebut virologi. Bang Kardi menempuh pendidikannya di sebuah universitas di Pulau Kyushu, Jepang, S2 mengambil bidang mikrobakteriologi, dan S3 mengambil bidang mikro kultur bakteriologi. Dosen yang sangat terkenal di dunia internasional yang dikenal sebagai Ketua Perkumpulan Ahli Mikrobakteriologi sedunia bernama Prof. DR. Teruo Higa dan Prof. DR. Hiromi Shinya. Keduanya merupakan ahli mikrobakteriologi, bukan mikro kultur bakteriologi. Prof. Teruo Higa tersebut sangat terkenal dengan penemuannya yang disebut EM (efektif mikroorganisme), beliaulah yang berhasil menghidupkan kembali wilayah Hiroshima dan Nagasaki yang hancur lebur serta penuh dengan limbah nuklir. Dengan teknologi mikrobakteriologi yang dimilikinya, Hiroshima dan Nagasaki berhasil dihidupkan lagi dalam waktu yang jauh lebih cepat dari dugaan para ahli sedunia. Ternyata dengan penciptaan flora bakteri di alam semesta ini, kehidupan manusia dan makhluk hidup bisa dijaga kembali. Teruo Higa melakukan riset bertahun-tahun di Pecatu, Buleleng, Bali, karena pada awalnya di negaranya sendiri beliau ditolak. Dari Bali, Teruo Higa menuju ke Thailand hingga berhasil membantu Thailand mencapai swasembada pangan serta produk pertanian yang handal lainnya, selanjutnya ke Vietnam, baru kemudian kembali ke Jepang. Di negara seperti Jepang, Jerman, dan Israel, pengembangan bakteri masih menggunakan teknologi MRS (method regenerative system), sedangkan Bang Kardi telah memakai MAS (method air system), maka kecepatannya bisa seperti kecepatan angin bertiup. Laboratoriumnya adalah alam sekitar; catatan dan bukunya ada di otaknya. Makanya, Bang Kardi lebih memilih tinggal di kawasan Pandaan yang sekaligus sebagai laboratoriumnya. Ia memang tak pernah mencatat dalam sebuah buku, kecuali oret-oretan saja. Ilmu hasil olah pikirannya itu biasanya dicatat oleh para “santri” yang banyak diantaranya adalah para dokter. Setidaknya sudah lebih dari 250 dokter dan tenaga kesehatan lainnya di Indonesia pernah menjadi muridnya dan berguru kepada Bang Kardi. Bang Kardi tidak pernah pungut biaya untuk bisa “sekolah” di tempatnya. Karena dari sisi finansial, ia sudah cukup berkelebihan. Bagi yang sudah pernah bertemu Bang Kardi, kita diwajibkan segera mengamalkannya. Makanya, ketika pandemi Covid-19 mulai melanda Indonesia, para dokter “murid” Bang Kardi sudah mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya itu dengan formula probiotik untuk bantu pasien Covid-19. Dan, hasilnya sangat luar biasa. Salah satu contohnya ada orang penting di satu daerah. Dua hari menjelang hari H, setelah diswab, ternyata positif. Malamnya setelah diswab, disarankan minum 4 varian produk probiotik sesuai takaran yang ditetapkan. Diminum setiap 1 jam sekali, semampunya (diminum mulai pukul 21.30). Belum diketahui, sampai berapa kali minumnya. Esok harinya, pukul 11.00 diswab lagi. Hasilnya: NEGATIF. Note: tanpa comorbid. Hasil negatifnya, terkonfirmasi melalui 2x uji lab, di RS Semen Gresik (SG) dan Parahita Surabaya. Mulai minum sampai uji lab yang hasilnya Negatif itu dalam waktu hanya 13,5 jam. Ini fakta di lapangan, bukan Hoax! Di dunia ini, pusat pengembangan produk bakteri terdapat di negara: Jepang, Israel, Jerman. Sementara Amerika Serikat (AS) merupakan pusat produk virus. Jepang dengan revolusi mikrobakteri yang dilakukan melalui proses penanaman tumbuhan dengan menggunakan teknologi pupuk alami non kimia, telah berhasil menghidupkan serta menghijaukan kembali wilayah Hiroshima dan Nagasaki. Orang yang sangat berperan pada proses tersebut bernama Prof. Teruo Higa, yang terkenal sebagai penemu teknologi EM (efektif mikroorganisme). Teruo Higa adalah guru dari Prof. Sukardi untuk bidang Mikroorganisme. Setelah belajar sekitar 8 tahun, Sukardi dinyatakan sebagai profesor Ahli Kultur Bakteri. Ahli kultur bakteri pada awalnya berjumlah sekitar 22 orang, sekarang tinggal 12 orang, itu pun 11 orang diantaranya sudah tidak bisa berinteraksi dengan dunia luar secara bebas. Dari 12 orang itu, konon, selama ini hanya tinggal 6 orang saja yang masih tersisa, termasuk Prof. Sukardi. Kini, Bang Kardi telah tiada. Warisan ilmu Bang Kardi pasti akan diamalkan oleh para murid dan santrinya. Sebelumnya, Kamis, 15 Juli 2021, salah satu orang kepercayaannya, Ustadz Ali Athwa, telah mendahului Prof. Sukardi. Dan, Selasa siang, 20 Juli 2021, murid lainnya yang dipercayanya, Ustadz Basuki Rokhmat Sodiq, menyusul Prof. Sukardi juga. Selamat Jalan Profesor.