Anies Undang Tukang Bakso Kaya: Blunder-Blunder Megawati!

Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani.

Jakarta, FNN – Gara-gara tukang bakso, Sekjen PDIP Hasto Kristianto ini jadi uring-uringan, baper dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Hasto mempertanyakan, sebagai gubernur DKI Jakarta hampir lima tahun ini Anies ke mana saja kok baru sekarang mengundang tukang bakso.

“Seingat saya, Pak Anies jadi gubernur itu sudah sejak tahun 2017 kenapa baru sekarang bertemu tukang bakso?” tanya Hasto di Jakarta Convention Center, Sabtu, 25 Juni 2022. “Ya, itulah sebagai contoh ketika politik tidak mengakar sehingga terlambat bertemu rakyat kecil,” tambah Hasto.

Statement Hasto ini dikutip dari CNN Indonesia edisi Ahad siang pada 26 Juni 2022 sikap Hasto yang baper dengan aktivitas Anies yang mengundang tukang bakso itu mau gak mau membuat media kemudian mengkait-kaitkan dengan pernyataan Ketum PDIP Megawati yang dianggap melecehkan profesi tukang bakso.

Gara-gara pernyataan Megawati saat membuka Rakernas PDIP bahwa dia tak mau punya menantu tukang bakso itu, PDIP dan tentu saja Ibu Megawati yang mengucapkannya itu jadi bulan-bulanan di media sosial.

“Tetapi sebelum kita bahas lebih lanjut soal ketidaknyamanan hubungan PDIP dengan tukang bakso ini, mari kita cek dulu ya mengapa Hasto kok jadi baper dengan Anies Baswedan,” jelas wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam Kanal Hersubeno Point, Selasa (28/6/2022)

Sebuah situasi yang seharusnya tidak perlu terjadi mengingat belakangan ini kan ada upaya menjodoh-jodohkan Anis dengan Puan Maharani pada pilpres 2024 yang jadi Mak Comblang itu juga bukan orang main-main.

Menurut Hersu, panggilan karib Hersubeno Arief, yang pertama mengusulkan adalah mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga pernah menjadi Ketum Partai Golkar, dan yang terbaru ini diperkuat lagi oleh Ketum Partai Nasdem Surya Paloh.

Surya Paloh bahkan mengaku, dia sudah menyodorkan nama Anies kepada Presiden Joko Widodo untuk dipasangkan dengan Puan.

“Ini perkembangan yang menarik karena selama ini kan disebut-sebut Pak Jokowi akan mencalonkan Ganjar Pranowo, dan sebelumnya Nasdem juga sudah pernah menyodorkan Ganjar berpasangan dengan Anies,” ujarnya.

Tapi, sekarang yang terbaru, justru Anies dipasangkan dengan Puan. “Saya mencoba menelusuri beritanya kapan sih peristiwanya Anies Baswedan ini mengundang tukang bakso,” ungkap Hersu.

Rupanya itu terjadi Jum’at malam atau sehari setelah penutupan Rakernas PDIP itu Gubernur Anies Baswedan mengundang sejumlah pelaksana dari gelaran Formula E itu mulai dari Jakpro, panitia penyelenggara dan sponsor serta mendukung program lainnya, termasuk di dalamnya adalah UMKM ya mereka-mereka ini akan diberi pot untuk berjualan selama gelaran Formula E kemarin.

Salah satu yang diundang itu adalah seorang pemilik usaha bakso Malang bernama Rully Renaldi. Ketika melakukan jumpa pers, Rully Renaldi ini berdiri di sebelah kiri Anies Baswedan dan dia dikenalkan begitu.

Soalnya rupanya yang menarik perhatian media dan ditafsirkan sebagai sindiran halus kepada Megawati dan yang sangat menarik memang tidak seperti yang dikesankan oleh Megawati.

Rully ini pemilik balanced juragan bakso. “Kalau saya tampilannya itu tampil perlente dengan kemeja batik lengan panjang,” katanya. Rupanya soal inilah yang membuat Hasto merasa tersindir.

Kata Hersu, soal benar atau tidaknya Anies punya niat menyindir Megawati kita tentu tidak tahu tapi dalam politik simbol-simbol kecil semacam ini bisa dianggap sebagai sebuah pesan politik.

“Tapi kalau kemudian Anies Baswedan mencoba menyindir Ibu Megawati apa urusannya ya? Tetapi kalau tidak menyindir, tidak punya niat menyindir Ibu Megawati kenapa mesti tukang bakso yang diperkenalkan Anies Baswedan ini. Biarlah mereka sendiri yang nanti menjelaskan,” ungkap Hersu.

Tapi yang jelas soal kosakata tukang bakso ini dalam sepekan terakhir ini memang menjadi isu yang sangat sangat sensitif lagi PDIP.

Seperti apa sih sebenarnya ucapan Ibu Megawati kok sampai bikin geger itu sukses membuat banyak tukang bakso baper dan apakah benar seperti yang disampaikan oleh sejumlah fungsionaris PDIP bahwa ucapan Bu Megawati itu dipelintir oleh media. Yuk kita simak lagi videonya;

Makanya lebih baik betul kawin campurkan aja dah. Lo betul loh saya ini kan gado-gado, saya gado-gado lo. Bung Karno itu oh kurang apa saya selalu bilang mau tahu bapak saya, kayak apa dia tampan dan karismatik, sekarang nurun sama saya, saya cantik dan kharismatik.

Jadi saya bilang, saya bilang kemarin lo di Angkatan Laut. Jadi kalau bapak saya itu ada perempuan-perempuan berpapasan dengan bapak saya, bukan bapak saya yang melirik ke perempuan-perempuan yang lirik ke bapak saya, dan sekarang terbalik laki-laki ngelirik kepada saya.

Eh. Laila inilah PDIP Perjuangan. Iya iyalah kenapa nggak cari dong yang keren gitu loh, aduh kalau saya udah kan mataku bagus ya. Jadi kalau saya ketemu orang-orang iki ngopo to. Yoyo tapi gusti Allah maringi apamau pula tahu kok lo sy.

Tapi ternyata kisah akan bilang, saya tahu ilmu genetika ada namanya, apa namanya di engineering rekayasa, rekayasa genetika. Bapak saya melakukan hal itu loh. Beliau Jawa, Jawanya aja katanya Jawa Timur, Jawa Tengah, tapi ibunya Bali. Bayangin keluarlah beliau, keren.

Terus dia cari toh istri terus diambil dari Bengkulu, Sumatera, Ibu saya santai lo kayak-kayaknya lebih cantik dari saya deh. Kamu minta dibayar berapa? Loh ini bener lo serius loh, jadi sudah terbukti loh, terbukti loh.

Jadi ketika saya mau punya mantu itu saya udah bilang nih berdua sama anak saya tiga. Awas lho kalau nyarinya yang kayak tukang bakso. Sorry jadi bayangkan tapi pokok piye, maaf tapi bukan apa. Maksud saya manusia Indonesia ini kenapa kan Bhinneka Tunggal Ika ya jadikan haruskan berpadu itu bukan hanya dari sisi fisik dan perasaan tapi juga dari apa itu tadi rekayasa genetika itu loh kita cari-cari gitu.

“Anda sudah menyimak sendiri ya ucapan langsung dari Ibu Megawati. Nggak ada yang saya kurangi, nggak ada yang saya tambahin. Untuk bagian tukang bakso tadi itu, untuk menantu yang tidak mau tukang bakso tadi,” ujar Hersu.

Menurutnya, walaupun konteksnya sesungguhnya kalau kita lihat tadi, Ibu Megawatu itu bercanda. Tetapi ucapan tadi memang seharusnya tak muncul dalam sebuah forum resmi, apalagi di-publish melalui akun YouTube resmi PDIP dan juga beritanya viral di mana-mana, dan media banyak mengutip.

Tak lama setelah video itu tersebar dan media massa ikut memberitakannya, reaksi di media sosial itu sungguh luar biasa banyak yang membuat konten-konten sindiran, bahkan serangan balasan ke Ibu Megawati yang walaupun kalau kita lihat dikemas dengan nada bercanda tetap saja bisa membuat kuping yang mendengarnya jadi panas.

“Jangan malu punya suami tukang bakso, selalu menyuguhkan kehangatan, bukan kebencian mencari rezeki dengan memeras keringat, bukan mencuri uang rakyat”.

“Hah belum tentu aku juga mau punya mertua macam ibu mendingan tukang bakso, tapi nyari uangnya halal daripada pejabat sering makan uang rakyat”. “Tukang Bakso”

Hersu menyebut, sesungguhnya bukan hanya soal serangan balik dari tukang bakso itu yang dikhawatirkan. Tetapi, dampak negatif yang bisa memberi efek itu membuat efek elektabilitas PDI itu anjlok ini pasti jauh lebih serius, apalagi bagi PDIP yang selama ini mengklaim sebagai partainya wong cilik.

“Isu ini bisa sangat sensitif ya, tukang bakso ini mayoritas mereka itu adalah wong ciilik. Bener sih, beberapa diantaranya yang punya sampingan bisnis itu bukan lagi wong cilik, sudah jadi juragan. Tapi mosok iya partainya wong cilik kemudian meremehkan wong cilik,” sindir Hersu.

“Ini yang saya kira membuat PDIP menjadi baper karena sesungguhnya PDIP itu sudah berusaha melakukan semacam apa memperbaiki kesalahan ucapan Megawati itu dengan mengundang sejumlah tukang bakso,” lanjutnya.

Mereka diundang ke sekolah partai PDIP di kawasan Lenteng Agung setelah penutupan Rapat Kerja Nasional, Kamis 23 Juni 2022. Kemudian Megawati bersama Puan, dan putranya yang lain, Prananda Prabowo, dan petinggi PDIP serta para peserta Rakernas rame-rame makan bakso.

“Jadi, pesta makan bakso nih ceritanya yaa, tapi manajemen bencana secara komunikasi politik itu tampaknya tidak cukup berhasil meredam kemarahan netizen, masih saja muncul berbagai konten di medsos, jika mengamatinya,” ungkap Hersu.

Dalam suasana semacam itu tiba-tiba Anies menggelar jumpa pers. Kok yang diminta mendampingi ya tukang bakso, inilah berpangkal soalnya. Nah, tapi ngomong-ngomong soal blunder politik yang dilakukan oleh Ibu Megawati itu sebenarnya bukan hanya bercandaan selalu tukang bakso.

“Ini sebelumnya ketika terjadi antrian minyak goreng dimana-mana itu, mama antri sampai ada yang pingsan, ada yang meninggal dunia akan tercatat ada dua orang meninggal dunia di Kalimantan Timur. Ibu Megawati melontarkan pertanyaan dan menyatakan keheranannya mengapa mama itu sampai harus antri minyak goreng? Mengapa tidak membuat makanan dengan merebus atau mengukus?

“Sekarang kita lihat loh hebohnya urusan beli minyak goreng saya tuh sampai mengelus dada. Bukan urusan, masalah enggak ada atau mahalnya minyak goreng,” kata Megawati dalam Webinar yang diselenggarakan salah satu media nasional bertajuk cegah stunting untuk generasi emas, Kamis, 17 Maret 2022.

“Saya itu sampai mikir. Jadi, tiap hari ibu-ibu itu apakah hanya menggoreng sampai begitu rebutannya, apa tidak ada cara untuk merebus (dan) selalu mengukus atau seperti rujak,” tuturnya.

Pernyataan Megawati itu mengundang berbagai kecaman. Dia dianggap tidak sensitif dengan persoalan rakyat kecil, wong cilik yang menjadi basis massa pemilihnya memang soal antri minyak goreng ikan ke semata-mata untuk konsumsi rumah tangga untuk rebusan banyak diantaranya.

Itu untuk usaha kecil menengah, termasuk tukang gorengan. Pun juga untuk warung tegal dan sebagainya, terus industri makanan kecil di rumah. Itu juga semua banyak menggunakan minyak goreng.

“Jadi, mereka mau nggak mau antri. Kalau cuma direbus saja dia ditinggalkan para pedagangnya misalnya jualan tempe rebus, tahu rebus kita saya nggak bisa membayangkan itu atau bakwan rebus,” sindir Hersu.

Untuk menetralisir kritik dan menjelaskan maksud ucapannya itu, Megawati kemudian di DPP PDIP pada 28 Maret membuat acara demo memasak tanpa menggoreng. Selang sebulan lebih setelah kehebohan soal rebus-merebus itu mereda, Megawati kembali membuat pernyataan yang menghebohkan soal minyak goreng.

Dan kali ini bukan dalam kapasitasnya sebagai Ketum PDIP. Tetapi sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN. Karena kita tahu selain Ketua Dewan Pengarah BPIP itu, Megawati juga ex-officio BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional). “Ini rupanya yang diamati Ibu Megawati,” ujar Hersu.

“Ini menjelang harga barang kemarin ya, saya lihat di pasar-pasar sekarang akibat sudah dilepaskannya PPKM ibu-ibu berbondong-bondong beli baju baru dan sebagainya. Padahal di sisi lain bingung, mereka antri minyak goreng,” ujar Megawati dalam acara Kick Off pembentukan berita yang ditayangkan secara virtual, Rabu, 20 April 2022.

Dalam pernyataan Megawati, fenomena ibu-ibu ini perlu diteliti lebih lanjut untuk mengetahui kondisi perekonomian Indonesia yang sebenarnya. Ia pun menilai bahwa peran badan riset dan inovasi daerah ini menjadi penting untuk memotret fenomena-fenomena sejenis di daerah.

“Dengan demikian setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah itu menjadi lebih terukur, ini harus diriset mengapa apakah benar kita jatuh ke arah depresi,” ujar Megawati.

Soal ini juga lagi-lagi mengundang kecaman di berbagai media massa, apalagi media sosial itu sangat-sangat berisik. (mth/sws)

510

Related Post