GALERI

Imigrasi Atambua Cegah Omicron Sediakan Konter Khusus Pelintas Batas

Kupang, FNN - Kantor Imigrasi Kelas IIB TPI Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur bersama Satgas COVID-19 Kabupaten Belu memberlakukan konter khusus paspor bagi pelintas batas RI-Timor Leste untuk mencegah masukannya varian Omicron melalui PLBN Mota Ain.Kepala Imigrasi Kelas IIB Atambua KA Halim dari Atambua, Senin, mengatakan bahwa konter khusus itu sudah mulai disimulasikan pada Senin.\"Konter paspor ini bertujuan agar semua pelintas batas yang masuk ke wilayah Indonesia melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Mota Ain wajib mengumpulkan paspornya selama menjalani masa karantina yang telah ditentukan oleh pemerintah daerah setempat,\" katanya.Masa karantina bagi pelintas batas itu sesuai kesepakatan dengan satgas COVID-19 dan Pemkab Belu yaitu selama tujuh hari.Halim menambahkan bahwa hal ini dilakukan untuk mempermudah dan membantu gugus tugas COVID-19 melakukan pemantauan dan pengawasan selama masa karantina berlangsung.Halim menyatakan pula selama ini banyak pelintas batas yang lolos begitu saja, karena tak ada konter khusus bagi pelintas batas negara.Bahkan banyak pelintas batas yang lolos dari pantauan dan tidak mengindahkan larangan pemerintah untuk melakukan karantina selama tujuh hari.\"Kami harapkan ini bisa membantu pemerintah daerah serta Satgas COVID-19 Kabupaten Belu dalam mencegah penyebaran COVID-19 khususnya varian baru ke NTT,\" ujar dia pula.Ia pun menjelaskan bahwa tujuan lain dari konter khusus pelintas batas negara itu, untuk mempermudah pengumpulan paspor seluruh pelintas di PLBN Mota Ain dengan maksud agar pelintas mematuhi peraturan tim satgas terkait kewajiban karantina selama tujuh hari di tempat-tempat yang telah ditentukan.Kemudian, mempermudah pelintas mendapatkan informasi terkait maksud dan tujuan pengumpulan paspor, mempermudah pelintas mendapatkan informasi terkait kewajiban karantina selama tujuh hari serta informasi tempat-tempat karantina yang ditunjuk oleh tim Satgas COVID-19 Kabupaten Belu.Selain itu, mempermudah pelintas mendapatkan keputusan dari tim Satgas COVID-19 Kabupaten Belu terkait pengecualian dari kewajiban karantina, mempermudah koordinasi antarinstansi yang menjadi bagian dari tim satgas COVID-19 terkait penanganan pelintas, pengelolaan paspor yang dikumpulkan, serta penanganan setiap kendala yang terjadi di lapangan.Tujuan lainnya adalah meminimalisir kesalahan, kehilangan dan kerusakan paspor yang dikumpulkan mulai dari pengumpulan paspor sampai dengan penyerahan paspor kepada pemilik paspor pada hari ketujuh setelah karantina. (sws)

Polda Sumut Tangkap 39 Pelaku Begal

Medan, FNN - Tim Siluman Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumatera Utara dalam periode 3-9 Januari 2022 menangkap 39 orang pelaku begal dan lima orang di antaranya ditembak karena berusaha melawan petugas.\"Selama lima hari Polda Sumut berhasil mengungkap 30 kasus kejahatan, seperti begal, pencurian dengan pemberatan, perncurian kendaraan bermotor dan pencurian dengan kekerasan,\" kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi, di Medan, Minggu (9/1).Hadi menyebutkan, dari 30 kasus kejahatan yang diungkap itu, tim berhasil meringkus 39 pelaku dari beberapa wilayah di Kota Medan, Tebing Tinggi, Binjai, Belawan, Deli Serdang, Langkat dan beberapa kota lainnya.Ia menjelaskan dari 39 pelaku yang ditangkap, lima orang diberikan tindakan tegas dan terukur.\"Puluhan pelaku kejahatan yang ditangkap ini, di antaranya terbukti melakukan aksi pembegalan terhadap petugas Kebersihan Kota Medan di Jalan Pinus Raya, Kompleks DPRD, Kecamatan Medan Timur, belum lama ini,\" ucapnya.Ia menjelaskan, dibentuknya Tim Siluman Ditreskrimum Polda Sumut untuk memburu kawanan begal yang membuat resah masyarakat.Tim siluman ini, kata dia, akan merespons dengan cepat, bekerja tanpa kenal waktu memburu kawanan begal dan aksi-aksi premanisme yang ada di Kota Medan dan Sumatera Utara pada umumnya.Tim itu, katanya, juga akan memberikan tindakan tegas dan terukur jika para pelaku melawan dan membahayakan keselamatan masyarakat.\"Diharapkan dengan adanya tim siluman ini masyarakat dapat menjalankan aktivitasnya saat di luar rumah dengan aman tanpa ada gangguan terhadap aksi-aksi kejahatan. Jika ada kejadian segera melaporkan ke Polda Sumut,\" kata Kabid Humas Polda Sumut. (sws)

Anggota DPR Harap KASAD Tidak Gunakan Standar Ganda terhadap Ulama

Jakarta, FNN - Anggota Komisi I DPR RI Syaifullah Tamliha menyarankan agar Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman tidak melakukan standar ganda terhadap para ulama.Menurut dia, Jenderal Dudung harus menjalin hubungan baik dengan semua ulama, termasuk pendekatan terhadap ulama radikal.\"Yang penting Jenderal Dudung tidak melakukan standar ganda terhadap para ulama, semua harus didekati sebagai hubungan baik antara ulama dan umara. Hal itu termasuk ulama radikal sehingga ada saling pengertian dalam merawat kebhinekaan dan keutuhan NKRI,\" kata Tamliha kepada ANTARA di Jakarta, Minggu.Dia menilai menjalin silaturahim dengan semua ulama sangat penting dalam membangun kebersamaan demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurut dia, bisa saja ulama yang radikal dilakukan upaya pendekatan khusus sebagai bagian dari program deradikalisasi.  \"Tidak ada salahnya jika kita mengajak elemen bangsa ini (kalangan radikal) ke arah yang benar,\" ujarnya.Tamliha mengatakan setiap tahun TNI selalu mendapatkan tingkat kepercayaan terbaik dari masyarakat sehingga Kasad harus mempertahankan peringkat tersebut di TNI AD.Menurut politisi PPP itu, kunjungan ke organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam selalu dilakukan semua petinggi TNI dari dahulu hingga saat ini.Karena itu dia berpesan agar Jenderal Dudung tidak melakukan standar ganda terhadap para ulama sehingga semua harus didekati.Sebelumnya, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman saat berkunjung ke wilayah kerja Kodam I/Bukit Barisan menyempatkan diri menemui salah satu ulama besar Sumatera Utara Buya Amiruddin di Medan, Senin (3/1).Jenderal Dudung juga mengunjungi Pimpinan Muhammadiyah dan PBNU serta akan merekrut calon prajurit dari kalangan santri. (mth)     

Peringatan 23 Tahun Tragedi Semanggi

Jakarta, FNN - Mahasiswa Universitas Atma Jaya melakukan tabur bunga saat menggelar peringatan 23 tahun Tragedi Semanggi di Kampus Atma Jaya, Jakarta, Sabtu (13/11/2021). Dalam peringatan Tragedi Semanggi I itu diisi dengan tuntutan terhadap pemerintah untuk menuntaskan pelanggaran-pelanggaran HAM berat di tanah air salah satunya Tragedi Semanggi I. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.

Perupa Sumbar Harapkan Pameran Seni Digelar Setiap Tahun

Payakumbuh, FNN - Maestro pematung Yusman menginginkan pameran seni rupa yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera melalui UPTD Taman Budaya Sumatera Barat dapat digelar setiap tahunnya sehingga dapat membangkitkan kembali seni rupa di daerah tersebut. "Saya harap kegiatan ini hanya awal dan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Seniman Sumbar yang namanya sudah besar banyak yang berdomisili di daerah lain di luar Sumbar," ujarnya saat pelaksanaan Pameran Besar Seni Rupa Sumbar di Payakumbuh, Selasa (9/11). Menurut dia kegiatan ini dapat menjadi ajang silaturahmi bagi para perupa Sumbar yang namanya telah besar di Indonesia bahkan dunia dengan perupa di Sumbar. "Sebagai daerah yang telah melahirkan perupa dan seniman besar di Indonesia yang karyanya sudah diakui di dunia, tentu kita harus membesarkan seni di Sumbar," katanya. Pada Pameran Besar Seni Rupa Sumbar yang difasilitasi UPTD Taman Budaya tersebut dan diinisiasi oleh Ketua DPRD Sumbar, Supardi tersebut akan menampilkan hasil karya pematung ternama Yusman, Amir Syarif, Ardim, Firman Ismail, Rizal MS, Hendra Buana, Hendra Sardi, Ismet Sajo, Maryeni, Widdi Yanti, Hidayat Di Kincie, dan beberapa perupa lain. Ketua DPRD Sumbar Supardi mengatakan Sumbar memiliki banyak maestro perupa yang dikenal di Indonesia bahkan dunia. Maestro perupa asal Sumbar tersebar di berbagai daerah Indonesia seperti Yogyakarta, Bandung dan lainnya. "Mereka sudah lama ingin berkarya di ranah Minang, bahkan Maestro Yusman sudah menyampaikan minatnya ke pemerintah ingin membawa generasi muda yang berbakat di Sumbar untuk dilatih secara gratis," katanya didampingi Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Gemala Ranti. Ia mengatakan banyak hal yang bisa didapatkan dari kegiatan Pameran Besar Seni Rupa Sumbar salah satunya untuk mengajak maestro untuk mengabdi memberikan ilmu kepada generasi muda di ranah Minang. "Pengalaman dari maestro asal Sumbar yang telah terkenal di dunia ini sangat dibutuhkan untuk generasi muda kita di Sumbar sehingga nantinya makin banyak lahir perupa hebat di Sumbar," ujarnya. Supardi mengatakan ke depannya tidak hanya untuk seni rupa menutup kemungkinan akan digelar kegiatan kesenian lainnya. "Bisa jadi kegiatan kesenian ini kita jadikan kalender tahunan, tidak hanya seni rupa. Kita gilir ini diberbagai daerah lainnya di Sumbar, tidak hanya di Kota Payakumbuh. Kegiatan pertama ini baru awal dan contoh," ungkapnya. (mth)

Galeri Nasional Buka untuk Umum Mulai Kamis

Jakarta, FNN - Galeri Nasional Indonesia (GNI) buka untuk kunjungan publik mulai Kamis (28/10) dengan sejumlah prosedur, seiring dengan penyesuaian Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat level dua di DKI Jakarta. "Prosedur kunjungan dirancang dan disesuaikan dengan tetap memprioritaskan keamanan dan kenyamanan pengunjung," kata Kepala GNI Pustanto di Jakarta, Rabu. Ia menjelaskan, sejumlah prosedur akan diterapkan, salah satunya pembagian waktu kunjungan sebanyak enam sesi dalam satu hari. Pustanto menegaskan bahwa seluruh petugas Galeri Nasional Indoensia (GNI) juga telah menerima vaksin Covid-19 dan dilengkapi dengan perlengkapan sesuai protokol kesehatan ketika galeri dibuka. Per sesi kunjungan berdurasi 55 menit. Kunjungan mulai dibuka pukul 09.00 WIB sampai sesi terakhir pukul 14.30 WIB--15.25 WIB setiap hari, kecuali Jumat. Untuk sesi Jumat, terdapat waktu istirahat yang lebih panjang yakni dari pukul 12.00-13.00 WIB, serta sesi terakhir pukul 15.00-15.55 WIB. "Calon pengunjung diharapkan mengetahui prosedur kunjungan terlebih dulu, serta tetap menjalankan tata tertib selama berada di area Galeri Nasional Indonesia demi kebaikan bersama," kata Pustanto. Selain sesi kunjungan, pengunjung juga diharapkan melakukan pendaftaran secara daring paling lambat 24 jam sebelum jam kunjungan melalui laman https://galnas-id.com. Pengunjung diharapkan tiba di Galeri Nasional paling lambat 30 menit sebelum sesi kunjungan yang ditetapkan. Sebelum memasuki Galeri Nasional, pengunjung diwajibkan memindai kode batang (QR code) PeduliLindungi di pintu masuk utama atau menyiapkan sertifikat vaksin COVID-19. Saat ini, pameran di GNI yang dapat dikunjungi adalah Pameran Tetap Koleksi GNI dan Pameran "B. Resobowo". (mth)

Kantor Redaksi FNN

Sesuai permintaan Dewan Pers berkaitan dengan verifikasi media online Forum News Network, berikut ini kami sampaikan foto-foto: Tampak dari luar kantor FNN Ruang Tamu Resepsionist Ruang Kerja Ruang Rapat Peralatan Kerja [caption id="attachment_6069" align="alignleft" width="478"] Kantor FNN tampak dari depan[/caption] [caption id="attachment_6071" align="alignnone" width="737"] Ruang Kerja[/caption] [caption id="attachment_6072" align="alignnone" width="736"] Ruang Kerja[/caption] [caption id="attachment_6073" align="alignnone" width="738"] Ruang Rapat - 1[/caption] [caption id="attachment_6074" align="alignnone" width="741"] Ruang Rapat-2[/caption] [caption id="attachment_6075" align="alignnone" width="743"] Pintu Masuk Lt. 1[/caption] [caption id="attachment_6076" align="alignnone" width="737"] Ruang Tamu[/caption]

Sawunggalih Artfest 2019, Membumikan Jati Diri Purworejo

Purworejo, FNN- Sawunggalih Art Festival (Safest) kembali digelar tahun ini, tepatnya 5-6 Oktober 2019. Gelaran seni dan budaya masyarakat Purworejo kali ini mengangkat tema Heaven & Earth, tujuanya untuk mengelaborasi para seniman baik yang ada di dalam maupun di luar Purworejo. Festival kedua ini juga akan melibatkan pelajar dan mahasiswa di Kota Pejuang ini. “Kita juga akan mengedukasi seni bagi pelajar dan mahasiswa Purworejo dalam bentuk workshop kreativitas tari, musik, dan seni rupa yang akan dibimbing oleh para instruktur, seniman yang dipilih oleh panitia Safest,” kata Ketua Panitia Safest, Nungki Nur Cahyani di Purworejo (10/09). Nungki menegaskan bahwa Safest selalu mengangkat tema yang agak unik, yang mampu menjadi sarana renungan dan kontemplasi bersama agar bisa memberi pemahaman kepada kita untuk lebih bisa mencintai tanah leluhur, lebih membumi dalam bersikap dan berpikir, dan semua segala kebaikan yang dilakukan dengan tulus tanpa pamrih. Jika kita berbuat baik, maka kebaikan pula yang akan kita dapat. Bumi leluhur adalah surga kita. Bumi leluhur di sini, kata Nungki bisa bermakna mencintai tanah leluhur kita, asal usul kita atau paham nasionalisme kita, kemudian membumi dalam bersikap dan bertindak. Ini adalah rumus “genuine” yang ada di setiap daerah di Nusantara, misalnya di Bali dengan Tri Hitta Karana, dalam Islam ada Al-Dhifa an Al Wathan. Esensinya adalah sama, yakni menciptakan kebahagiaan, kedamaian berasal dari harmonisasi diri kita, alam semesta dan pencipta. Para peserta yang tampil, seniman baik musisi maupun penari yang akan mempersembahkan sajian pada Safest 2019 ini tidak akan bergeser dari rel besar tema ini. Mereka akan total mengeksplorasi, memadukan latar panggung yang apik dalam balutan bangunan heritage tahun 1800 awal, di Stasiun Purworejo Lama. Sama seperti tahun lalu, Safest tahun ini mendapat dukungan dari Diaspora Purworejo, Komunitas Lima Gunung Magelang, Rumah Banjarsari Surakarta, Dewan Kesenian Purworejo, dan Pemkab Purworejo. Sawunggalih Art Festival pertama kali digelar pada 7 Desember 2018 sekaligus sebagai penanda berdirinya Festival Budaya dan Seni masyarakat Purworejo terbaik di Jawa Tengah. Festival ini akan menjadi acara rutin tahunan masyakat Purworejo pecinta seni dan budaya. Mengapa memilih tempat di Stasiun Kereta Api lama? Sebab ornamen stasiun ini menginspirasi ruang seni pertunjukan, mengandung nilai sejarah yang sarat kearifan dan sebagai salah satu bangunan heritage kebanggaan Purworejo yang perlu dijaga, dirawat dan diviralkan. Kelak, diharapkan masyarakat luas akan semakin mencintai Purworejo karena kota ini memiliki banyak kenangan, perjuangan, dan nilai spiritual yang mampu membentuk karakter Wong Purworejo yang berbeda dengan daerah lain. (SWS)

Selamat Jalan Pak Anton

Oleh Anies Baswedan (Gubernur DKI) Jakarta, FNN - Namanya Wahyuntono, biasa dipanggil Pak Anton. Setiap pukul 06.30 beliau sudah berdiri di gerbang sekolah. Beliau menyapa kami dengan senyum hangat. Pukul 07.00 pintu gerbang ditutup. Tapi Pak Anton tidak pergi. Beliau tetap menyapa yang terlambat. Ditanya satu-satu, mengapa terlambat. Mereka jera, ditanya langsung kepala sekolah. Sekolah jadi tertib. Parkiran motor siswa di sekolah kami cukup panjang. Pak Anton selalu parkir di ujung depan parkiran motor siswa, dekat pintu keluar. Sekiranya ada pencuri, motor vespa hijau itu yang paling mudah diambil. Pak Anton menyapa ke kelas-kelas. Dari jendela, beliau memantau suasana kelas, cara guru mengajar dan cara siswa belajar. Beliau mendorong siswanya untuk aktif organisasi. “Anies, kamu ke Jakarta ya. Ikut pelatihan Ketua OSIS se-Indonesia,” kata Pak Anton. Pagi itu saya dipanggil ke ruang kepsek. Diberi surat undangan dari Kemdikbud & Disdik yang meminta sekolah kami mengirim utusan ke Jakarta. Saya duduk di kelas 1 dan dapat tugas mewakili sekolah kami. Sebelum berangkat, beliau bekali dengan nasihat. Saya ke Jakarta bawa semangat. Itulah wajah kehangatan dan contoh kepemimpinan kepala sekolah kami. Setiap guru, siswa merasakan kehadirannya dalam bentuk suasana sekolah yang sehat. Beliau tidak menghardik dan membentak untuk disegani. Tapi membimbing, mengarahkan, lalu menuntun untuk meraih target. Saat bertugas di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2015), kami undang Pak Anton ke Jakarta. Menghadiri peringatan hari guru. Beliau sudah pensiun, usianya 76 tahun. Jalannya pelan, tapi tegap dan penuh semangat. Saya sambut, salami dan cium tangannya. Beliau peluk erat sekali, dalam haru beliau berkata, “dulu saya kirim kamu ke Jakarta diundang kementerian, sekarang kamu ngantor di ruang ini.” Di ruangan, Kepala Sekolah teladan itu sempat diam seakan tak percaya. Saya dengarkan semua ceritanya. Masih seperti dulu, saya tetap muridnya. Kami sering berkabar, beliau beri nasihat, tetap jadi guru. Hari ini, 1 Agustus 2019, semua ingatan keteladanannya seakan diputar ulang. Ya, hari ini Pak Anton akan dimakamkan di Yogyakarta, 80 tahun usianya. Doa ribuan muridnya mengiringi. InsyaAllah, pahala padanya tak berhenti mengalir lewat ilmu yang diamalkan murid-muridnya. Allahhummaghfir lahu warhamhu wa'aafihi wa'fu anhu ...

Demo Menentang Pemilu Curang Mahasiswa UNPAD Bandung

Bandung, FNN, Berita Foto - Mahasiswa Universitas Padjadjaran menggelar demonstrasi menolak Pemilu curang di Bandung, Selasa 30 April 2019.