Kalau Presiden Nonton Formula E, Please Jangan Teriak Anies Presiden!

Anies Presiden.

WAWANCARA

Gelaran Formula E di Jakarta International E-prix Circuit di Ancol pada Sabtu, 4 Juni 2022. Presiden Joko Widodo tampaknya akan nonton langsung balapan mobil listrik pertama di Indonesia ini.

Sinyal kehadiran Presiden Jokowi di Ancol untuk menonton balapan Formula E itu bisa dilihat dari pengecekan tim Polda Metro Jaya dan Paspampres yang melihat kondisi Sirkuit Formula E.       

Kepala Biro Operasional Polda Metro Jaya Kombes Marsudiyanto meninjau lokasi Sirkuit Formula E di Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Senin, 30 Mei 2022. Ia ingin melihat persiapan pengamanan Presiden Jokowi. 

“Insya’ Allah (presiden) hadir, (karena) dari Paspampres juga sudah ada yang melakukan pengecekan di sini, nanti akan disiapkan di sini VIP,” lanjutnya seperti dikutip dari Antara, Senin, 30 Mei 2022.

Bagaimana akademisi dan pengamat politik Rocky Gerung melihat rencana Presiden Jokowi yang ingin hadir dan menonton langsung balapan Formula E ini, berikut petikan wawancara wartawan senior FNN Hersubeno Arief di kanal Rocky Gerung Official, Jum’at, 3 Juni 2022.

Sehari menjelang pelaksanaan Formula E ada perkembangan yang sangat menarik karena Presiden beberapa waktu yang lalu menyatakan akan hadir dan beberapa hari sebelumnya pas valves juga Polda sudah mengecek security di Formula E.

Tapi kemarin berhembus kabar, belum ada konfirmasi mengenai kepastian Pak Jokowi hadir dan kemudian Gubernur Anies Baswedan menyatakan, ini event olahraga, jangan dikait-kaitkan dengan masalah politik. Saya sih ingin tebak-tebakan saja denan Anda, kira-kira menurut keyakinan Anda presiden akan hadir atau tidak.

Ya tergantung dukun dan pawang. Tapi, kelihatannya Presiden tidak akan hadir karena sponsor tidak turun. Jadi, itu keterangannya. Tidak ada sponsor, artinya presiden tidak akan hadir. Kan bisa memalukan kalau presiden hadir sponsornya tidak ada, lalu ada baliho gede-gedenyumbang kagak, nongol iya”. 

Kelihatannya begitu antisipasi presiden dan timnya. Jadi, ya sudah biarkan saja. Besok itu, Sabtu, ada racing tanpa racing politik. Jadi, orang anggap Presiden Jokowi sudah kalah duluan. Kan nggak nongol, artinya kalah. WO dong. Itu intinya. Kalau kita mau meringkas hiruk-pikuk tentang sponsor elektronik racing ini.

Kalau saya berharap presiden tetap hadir.

Saya juga maunya begitu, supaya ada headline.

Bukan masalah headline, ini persoalan bagaimanapun juga supaya kita bisa memisahkan antara kepentingan politik dan olahraga, event politik dan olahraga gitu.

Dia nggak hadir juga itu artinya politis. Jadi, presiden menganggap bahwa lebih baik tidak hadir daripada elektabilitas Anies naik. Kira-kira begitu timnya, petuah dari tim kepada Presiden begitu. “Pak Presiden (silakan) pilih. Kalau Bapak hadir potensi dipermalukan ada, Anies tetap akan moncer. Kalau nggak hadir juga tetap Anies akan moncer. Jadi, sebaiknya pilih satu saja, nggak hadir tapi enggak dipermalukan atau hadir dipermalukan.

Karena potensi diperlukan besar sekali. Bukan karena Pak Jokowinya, tapi karena kelakuan buzer-buzernya. Menteri Erick Thohir juga bagian dari persoalan itu. Coba menteri Erick bilang bahwa oke BUMN karena ini soal bersama maka BUMN sebagai badan usaha milik negara dan event ini adalah milik negara juga, maka kita sponsori.

Jadi Pak Erick Thohir memang nggak berani bersaing dengan akibat Jokowi yang potensi diperlukan. Atau bahkan pasti dipermalukan juga. Hadir, tidak hadir, Pak Jokowi pasti dipermalukan. Karena ajaib presiden tidak hadir di acara yang di mana dia dulu adalah Gubernur DKI-nya.

Kan sebetulnya dia bisa datang di situ dan bilang ya saya sebagai mantan Gubernur bangga bahwa akhirnya kota ini punya event internasional. Kan dengan kalimat seperti itu saja sudah, sebetulnya orang akan bersimpati pada presiden. Dia hanya bilang sebagai mantan Gubernur dia bangga bahwa kota ini jadi kota bersama, bukan hanya Anies. Jadi otak buzer ini enggak nyampe buat bikin kalimat-kalimat sederhana itu.

Jadi, ini antara lain juga karena karena kelakuan buzer yang membuat Pak Jokowi jadi mati gaya.

Iya pasti itu. Kita agak kasihan sama Pak Jokowi dikerjain buzer. Karena memang buzer enggak menginginkan Pak Jokowi hadir. Akibatnya berlakulah self-full filling privacy..... Kalau Anda bikin ramalan dan Anda kumpulin banyak orang yang percaya maka ramalan itu jadi kenyataan.

Jadi Pak Jokowi akan jadi pecundang. Dia nggak hadir itu artinya dia takut bersaing. Kan bisa begitu jadinya nanti interpretasinya. Apalagi Erick Thohir, sudah pasti nggak bakal hadir. Erick Thohir mungkin merasa ya sebaiknya saya akan nyumbang kalau Pak Anies Baswedan datang ke kantor saya minta- minta gitu, bawa proposal.

Kira-kira sampai segitu rasa irinya. Kita sebagai penonton hanya bertepuk tangan karena ada pertandingan mobil listrik, juga ada pertandingan kandidasi di situ. Dua-duanya menyenangkan sebetulnya sebagai tontonan. Tinggal kita tentukan siapa yang harus kita usung atau atau kita tepukin tangan ketika victorylap.

Tetap saja saya berharap Pak Jokowi akan hadir. Apalagi kan di situ katanya sudah disiapkan Paspampres, sudah ke sana, Kapolda juga, bahkan lokasi parkirnya pun sudah disiapkan. Masa mau kita pakai lokasi presiden nanti kalau presiden tidak hadir. Kan pamali itu.

Saya juga ingin begitu, lihat beliau hadir. Tapi ya bagaimana dia hadir di suatu event di mana orang menganggap bahwa dia justru yang menghalangi pemberian sponsor itu. Kan kalau Pak Jokowi kasih sinyal saja pada Pak Erick Thohir pasti Erick Thohir turunkan dana sponsor itu. Tapi kelihatannya sudah final.

Pak Anies juga menganggap bahwa atau panitia menganggap ya sudah nggak apa-apalah, yang penting Indonesia diselamatkan dulu dari kemungkinan gagal event internasional, tetap dan pasti banyak sponsor yang juga, oke kami bantu.

Soal bantuan ini yang nantinya akan dipersoalkan di kemudian hari, kenapa negara tidak sponsori, justru swasta yang sponsori. Padahal ini adalah event nasional dan tidak ada hubungannya dengan politik. Lalu dicari siapa-siapa yang kasih sponsor pada Anies Baswedan, dia tidak akan dapat iklan atau proyek dari BUMN.

Jadi ramai lagi. Ini akan berlangsung terus hanya karena ego dari Istana yang menganggap bahwa Anies akan dapat panggung di situ. Ya pasti. Ada tidaknya Jokowi, Anies pasti dapat panggung. Jadi, kalkulasi-kalkulasi itulah di menit-menit terakhir membatalkan seluruh semacam penghargaan kita pada Istana.

Jadi, Istana menganggap lebih baik eksploitasi politik daripada datang di satu event yang betul-betul ingin diasuh dengan sportivitas. Jadi, tepat pada hari besok, orang akan anggap Erick Thohir, Jokowi, tidak sportif. Anies mengalami penganiayaan, maka elektabiltas Anies akan naik. Selalu begitu model kita dalam menghitung elektabilitas seseorang. Didholimi.

Mari kita luruskan, sejak awal kita mendorong bahwa kita memilih Presiden itu harus ada track record-nya jelas, soal intelektualitas, kapabilitas, dan kemudian etikabilitas. Nah, sebenarnya apa yang dilakukan oleh Anies ini kan bagian dari track record seorang yang seorang Gubernur dengan rekam jejaknya. Apakah janji-janjinya terpenuhi atau tidak, dibandingkan ketika Jokowi jadi gubernur. Saya kira kita senang kalau perbandingan masalah prestasi didorong, sehingga lebih bermutu ketimbang saling membuli.

Iya dengan sendirinya orang bilang wah Rocky FNN mendorong Anies Baswedan jadi presiden. Bukan itu. Di depan mata memang Anies akhirnya etikanya lebih tinggi dibandingkan Ganjar Pranowo, Jokowi, atau Erick Thohir. Kan orang akan nilai apakah Erick Thohir mampu berkompetisi dengan Anies? Etikabilitasnya apa? Kok nggak mau mempergunakan bajed itu untuk fair menyumbang pada semua event?

Lalu Ganjar juga akan dinilai sebagai Jokowi kecil saja itu. Pak Jokowi tidak kasih sinyal untuk membantu Anies. Ini artinya Anies mau dihambat. Dan, orang akan kasih poin besar justru pada Anies karena bagi Anies ya sudah nggak ada sponsor juga nggak apa-apa. Etikanya Anies juga naik lagi kan dibandingkan dengan Erik, Ganjar, atau Jokowi.

Jadi, kita mau katakan itu bukan karena kita ingin mendorong orang pilih Anies, tapi faktanya begitu. Jadi, Anies akan naik elektabilitasnya karena tiga orang tadi itu turun etikabilitasnya. Kan begitu dasarnya. Jadi, Anies diam-diam pun dia relatif akan lebih baik daripada Ganjar dan Erik yang dianggap oleh orang sebagai tidak etis karena selalu menghalangi gerak kompetitornya, bahkan di wilayah yang non-politis.

Rumusan itu sudah ada dalam backmain.... orang. Dan orang akan lanjutkan lagi. Itu artinya ada briefing dari Presiden supaya Erick Thohir jangan bantu Anies. Makanya Ganjar jadi senang itu, Anies akan turun reputasinya karena tidak dapat bantuan. Ya ternyata masyarakat Jakarta berbondong-bondong membeli tiket. Tiketnya sudah habis. Jadi, pasti jalan event itu. Itu ngaco-nya kalkulasi Istana karena di belakangnya selalu ada rasa iri.

Rasanya sayang sekali ya moment-moment semacam ini mesti berakhir seperti ini. Kita jadi tidak nyaman. Tapi, saya sih memahami kekhawatiran dari Pak Jokowi dan timnya gitu, karena jangankan di Formula E, waktu hadir di Mandalika pun Anies menimbulkan kehebohan.

Itu banyak juga orang yang ya nggak apa-apa meneriakkan dia jadi presiden. Saya kira memang tidak bisa dibendung jika kali ini dilaksanakan di Formula E ini. Tapi kemarin kita sudah mengingatkan pada simpatisan Anies untuk juga menjunjung tinggi fastone politik. Kalau memang nantinya (kita masih berharap Pak Jokowi hadir) jangan sampai terjadi hal-hal yang membuat malu Presiden karena kalau begitu nanti Formula E akan tenggelam dengan skandal itu, sama dengan ketika Pak Jokowi dulu tenggelam karena aksi dari pawang hujan di Mandalika.

Oke kita himbau dari FNN agar para penonton besok itu kalau Pak Jokowi datang jangan ucapkan Anies presiden. Cukup lewat WA grup saja. Jadi di antara mereka saja. Jangan pasang poster-lah. Apalagi kalau Pak Erick tiba-tiba nongol, sudah anggap saja itu adalah penonton. Pak Erick sebagai Menteri BUMN datang ke situ untuk meninjau apakah betul poster BUMN dipasang sebagai sponsor.

Pak Jokowi juga akan ke situ karena harus mengucapkan satu dua patah kata sebagai kepala negara yang mewakili langit biru. Kira-kira begitu. Itu indah sekali. Kalau itu diucapkan, saya percaya bahwa publik Jakarta atau publik Indonesia akan menahan teriakannya.

Mungkin kalau berbisik kan nggak kedengeran Pak Presiden. Sebagai orang yang ingin bangsa ini hidup rukun kita himbau supaya itu tidak terjadi terjadi. Jadi Pak Erick Thohir datanglah ke acara sirkuit nanti. Demikian juga Pak Jokowi. Kendati Anda tidak menyumbang nggak apa-apa karena saya jaminkan bahwa Anda tidak akan dipermalukan. (mth/sws)

374

Related Post