Kasus Dibunuhnya Pensiunan TNI AD, Kenapa Polisi Bela Cina?

Oleh Sugeng Waras - Purnawirawan TNI AD

Kecerdasan tanpa kejujuran dan keberanian bisa ditaklukkan oleh kecerdikan dan percaya diri yang dapat mengubah kesalahan atau kebohongan menjadi  suatu kebenaran nyata!

Peristiwa dibunuhnya seorang purnawirawan TNI AD Letkol purn H Muhamad Mubin, 63 tahun, makin  jebolan santri pondok pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur.

Yang juga sebagai Perwira Rohani Islam Korps Taruna AKABRI lifting 1982 sewaktu dipendidikan lembah Tidar, Magelang, Jawa Tengah.

Jabatan terakhir sebagai Komandan Kodim Tarakan, Kalimantan, dibunuh oleh seorang Cina bernama Henry Hernando di Lembang Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat pada pukul 08.30,16 Agustus 2022.

Kematian itu mendadak menjadi viral gegara bergema kabar simpang siur yang membuat hasutan dan menyesatkan  banyak orang.

Berdasarkan keterangan  isteri almarhum dirumah duka jalan Astana Anyar,  Kota Bandung, Jabar, jenazah korban tiba pada sekitar pukul 16.00  16 Agustus 2022.

Meninggal dunia pada jam 08.30 yang sebelumnya sudah dilarikan dari TKP ke rumah sakit terdekat, RS SESPIM POLRI Lembang, dilanjutkan ke RS SARTIKA ASIH Bandung, namun akhirnya korban tidak tertolong akibat luka parah dileher dan dada, yang bersimbah darah akibat tusukan pisau dapur berkali kali.

Kedatangan jenazah diantar oleh petugas rumah sakit tanpa dikawal polisi berpakaian dinas dan tidak ada polisi yang memberitakan hal kematian korban kepada isteri almarhum.

Kabar itu berawal dari laporan BAP Polsek Lembang bahwa pelaku adalah orang sunda.

Korban ditusuk sebanyak 5 × dibagian leher dan dada,  sewaktu korban memarkir kendaraanya didepan rumah pelaku.

Pelaku tidak ada niat membunuh, telah terjadi perkelahian sebelum meninggal, korban meludahi pelaku, namun tidak dijelaskan bahwa ada anak kecil didalam mobil selain korban.

Kluarga korban telah menerima uang sebanyak 100 juta dari pihak pelaku dan 200 juta dari Polda Jabar, pelaku teman dekat dengan Kapolda Jateng dan Jabar.

Informasi lain juga menyebutkan, didekat rumah pelaku ada warung kecil yang terkesan jual barang haram narkoba (warung tidak ramai, sering ada pembeli orang dewasa, anak sekolah yang secara sembunyi sembunyi dan cepat pergi).

Ada indikasi penguasaan tanah Lembang yang dicanangkan pemda Jabar sebagai daerah wisata oleh pengusaha Sido Muncul.

Pelaku dijaring dengan jeratan pasal 351, penganiayaan, dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun.

Pada kelanjutanya penanganan tindakan hukum diambil alih oleh pihak Polda Jabar yang mendalami dan mengembangkan perkara tersebut dengan menghadirkan 12 orang saksi dari 3 saksi sebelumnya (dari polsek Lembang). 

Namun setelah kuasa hukum korban mengecek kepenyidik polda Jabar ada beberapa kejanggalan laporan BAP Kapolsek Lembang dengan fakta divideo yang dipertontonkan oleh Kanit Bareskrim Polda Jabar yang esensinya, pelaku telah menusuk korban secara bengis dan sadis lebih dari 15 × tusukan.

Posisi pelaku berdiri diluar mobil memakai baju rompi dengan lengan bergelimang, bersimbah darah disamping belakang korban.

Sedangkan korban duduk dikursi depan stir, yang tidak memungkinkan terjadi perkelahian.

Ayah korban berada dekat  pelaku sewaktu pelaku menusuk nusuk korban (sambil menepuk bahu pelaku)  tidak ada tanda tanda melerai.

Selanjutnya dengan masih sadar korban menjalankan mobilnya sekitar 25 meter dan kemudian berhenti dalam keadaaan tak sadarkan diri dan bersimbah darah.

Ada anak kecil laki laki STK yang diantar korban disamping korban yang kemudian ditolong oleh seseorang bersepeda membawanya keluar mobil.

Pisau yang dijadikan barang bukti bukan pisau yang dipakai menusuk oleh pelaku.

Ada hal yang signifikan, dimana penyidik Polda Jabar telah menambahkan dengan  dituangkanya.

jeratan pasal 338 dan 340 terkait pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman seumur hidup atau hukuman mati.

Sesuai pemberitahuan keluarga korban kepada tim Advokasi, nanti pada hari Senin, 5 September 2022 jam 09.00 akan diadakan Rekonstruksi di TKP.

Di sini kita akan menyaksikan bagaimana pelaksaaan olah TKP / Rekonstruksinya.

Di sini juga kita akan melihat sejauh mana kepekaan dan kepedulian para purnawirawan dan masyarakat sekitar selama kegiatan rekonstruksi.

Di sini pula kita akan menyaksikan sejauh mana profesionalisme polisi.

Bisa jadi antusiasme para purnawirawan dan masyarakat sekitar menggeruduk, membludak dan membanjiri TKP yang bisa membuat gaduh dan mempengaruhi kegiatan rekonstruksi.

Di sini pula kita melihat setangguh apa nyali polisi untuk tidak bergeser waktu dan tempat yang sudah direncanakan, serta sejauh mana terkendalinya para purnawirawan dan masyarakat dalam pelaksanaan rekonstruksi.

Apakah rekonsturksi akan berjalan lancar, tertib dan aman sesuai rencana.

Ataukah akibat respon para purnawirawan dan masyarakat sekitar, sebagai rasa solidaritas dan kepeka pedulian terhadap peristiwa terbunuhnya seorang mantan Perwira TNI oleh seseorang  bernama Henry Hernando, mualaf, seorang Cina, ayahnya berasal dari  Cina Semarang, beragama Katholik bernama Sutikno Hartono, serta ibu, nama Indrawati Sutanto berasal dari Cina Bandung, beragama Katholik.

Akankan foto Henry Hernando yang semula berkepala polos, kemudian berganti bertopi putih haji, sebagai ulah dan akal cerdik penyidik  polsek Lembang, yang bisa dimaknai menghina dan melecehkan agama/orang Islam.

Ke depan seperti apa tindakan atau sanksi hukuman yang diberikan oleh Kapolda kepada penyidik dan  Kapolsek Lembang?

Lebih luas adakah indikasi dan kecenderungan polisi akan meringankan dan membela pelaku yang nota bene Cina?

Bagaimana prediksi geruduknya para purnawirawan yang bersolidaritas bersama masyarakat dari berbagai daerah Jabar, luar Jabar dan luar pulau Jawa.

Akankah para purnawirawan yang selama ini diam akan terbangun dan terbangkit jiwanya dalam ikatan seperjuangan dan sepenanggungan bersama purnawirawan lainya yang meninggal dan terbunuh oleh seorang Cina secara tragis dan mengenaskan?

Akan pulakah para TNI aktif yang merasa terlahir dan sebagai generasi penerus dari para purnawirawan akan terbangkit dan terketuk hatinya untuk ikut andil dan berpartisipasi?

Akankah Jajaran stake Holder TNI POLRI ikut tersentuh, terketuk pada peristiwa ini?

Akankah kita semua berpikir, betapa beraninya Cina di Indonesia terhadap orang pribumi dalam berbagai kasus belakangan ini, yang bisa jadi akibat semakin membludaknya TKA Cina di tanah air.

Segalanya hanya pada MOMEN Rekonstruksi di Lembang jam 09.00 tanggal 5 September 2022 sebentar lagi.

Bangsaku harus bangkit dan waspada terhadap Cina di Indonesia akhir akhir ini.

Purnawirawan dan TNI POLRI aktif harus peka dan peduli serta solidaritas atas kejadian yang mengaitkan Cina dan  terbunuhnyaTNI.

Ini adalah Derajat, Martabat dan Kewibawaan TNI POLRI.

Ayoo...hijaukan ...Lembang, 5 September 2022  pagi, bak semangat BANDUNG LAUTAN API!

Saya yakin semua pihak akan konsisten dan responsible terhadap peransi dan tugas masingmasing.

DI SINILAH AKAN TERJAWAB, POLISI BELA CINA ATAU TIDAK!

Wallahu A'lam bishowab !

Wait and see !

Bangsa Indonesia cinta damai, tapi lebih cinta kemerdekaan !

FPPI  (Forum Purnawirawan Pejuang Indonesia) harus siap dan selalu menjadi Pelopor, Kreator dan Inisiator purnawirawan lainya !

BERSAMA,TEGAKKAN KEJUJURAN, KEBENARAN, KEADILAN DAN KEDAULATAN NKRI !

(Bandung, 2 September 2022, Sugengwaras, Ketum FPPI)

705

Related Post