Mafia Impor Pangan Era Jokowi Disikat Habis, Ganjar-Mahfud Siapkan Strategi Super Lengkap
Jakarta | FNN - Dari ketiga pasangan calon presiden dan wakil presiden, hanya capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang memiliki strategi dan program ketahanan pangan yang super lengkap, dari hulu hingga ke hilir. Termasuk di dalamnya bagaimana melibas mafia impor yang selama ini banyak menguras devisa negara.
"Ganjar-Mahfud satu-satunya pasangan Capres-Cawapres yang memiliki strategi dan program ketahanan pangan yang menyeluruh dan dari hilir ke hulu," ujar juru bicara nasional DPP Partai Perindo, Efraim Yerry Tawalujan dikutip Rabu (24/1/2024).
Menurut Yerry, tujuan utama dari program tersebut adalah mewujudkan kemandirian pangan dan swasembada pangan. Alhasil, ketergantungan impor bahan pangan yang masih terus dilakukan pemerintah sampai saat ini bisa diakhiri.
Apalagi, bila merujuk data BPS saat ini, jumlah bahan pangan yang masih impor antara lain beras, jagung, kedelai, gandum, kopi, gula dan daging sapi masih cukup dominan.
"Banyaknya jenis bahan pangan yang bergantung impor ini akan membuat rentan pasokan dan ketahanan pangan dalam negeri. Program Ganjar-Mahfud di bidang pertanian dan pangan sanggup memberi jalan keluar menuju kemandirian dan kedaulatan pangan," Yerry menguraikan.
Diketahui, Ganjar-Mahfud melalui visinya akan menjamin ketersediaan pangan dari dalam negeri, aman, berkualitas, murah, dan terdiversifikasi berbasis kearifan lokal serta mendukung Desa Mandiri Pangan. Termasuk menjamin kepastian pangan murah melalui stabilisasi harga pangan.
"Saat itu, Pak Jokowi bilang enggak akan mengimpor. Tapi sampai sekarang kita masih mengimpor banyak. Malah semakin banyak mafianya impor mengimpor bahan pangan," demikian ungkap Mahfud MD kepada cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka dalam Debat Keempat Pilpres 2024 di JCC, Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024) malam.
Tak berhenti di situ, Mahfud pun menyajikan data impor bahan pangan Indonesia. Impor beras, misalnya, mencapai 2,8 juta ton, kedelai mencapai 2 juta ton serta gula pasir mencapai 4 juta ton, daging sapi 160 juta ton. "Impor pangan Indonesia semakin banyak volumenya, juga jumlah komoditasnya," kritik Mahfud. (sws)