Otaknya Hanya Separoh
Oleh Sugeng Waras - Purnawirawan TNI AD
Mohon beribu ribu maaf menanggapi ucapan Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati yang juga didahului permohonan beribu ribu maaf...!
Ironisnya banyak juga yang mengiringi dengan tepuk tangan menanggapi ucapan Megawati yang esensinya menyayangkan kepada kebanyakan emak emak/iibu ibu rumah tangga yang lebih mengutamakan ikut kegiatan pengajian dari pada kegiatan pekerjaan di rumah.
Bisa dibayangkan pemahaman dan penghayatan terhadap makna Pancasila yang katanya konsep awal Bung Karno yang nota bene ayahandanya sendiri.
Beruntung kemudian konsep awal itu dikelompokkerjakan oleh panitia sembilan dan dilengkapi dengan pemikiran saudara-saudara kita dari Indonesia Timur, sehingga menjadi makna yang prinsipal dan fundamental yang dipedomani oleh bangsa Indonesia hingga saat ini.
Tanpa mengurangi rasa hormat, saya tidak melihat masalah ini dari kacamata ulama atau kiai yang ahli agama.
Saya mengajak kita berpikir logis, pragmatis dan komprehensif terkait hal- hal yang tidak bisa dilihat dengan indra mata.
Contoh konkrit perbedaan antara orang hidup yang masih bernyawa dan orang yang sudah mati tanpa nyawa.
Secara penglihatan mata, orang hidup bisa berucap dan bergerak berdasarkan gagasan, pikiran ataupun niat kemauanya.
Sedangkan orang mati tidak bisa sama sekali berucap atau bergerak layaknya yang bisa dilakukan oleh orang hidup.
Dari sini menyimpulkan adanya perbedaan antara punya dan tidak punya nyawa, dengan kata lain nyawa yang tidak tampak itu memang ada.
Di sisi lain tentang pendidikan, apakah bersifat pembentukan, pengembangan, penambahan, pemantapan ataupun penelitian, semuanya tidak terlepas dan telah tersurat serta tersirat dalam ilmu manajemen (mempersiapkan/merencanakan, rencana, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi) dan seterusnya.
Bahkan seperti ditakdirkan adanya fakta yang berpasangan seperti dunia akhirat, hidup mati, konkrit abstrak, besar kecil, laki laki perempuan dan masih banyak lagi, yang bisa ditafsirkan sama sama kelihatan atau ada yang bisa dan tidak bisa kelihatan (dunia akhirat). dunia nyata, akhirat tidak nyata.
Hal hal yang tidak nyata inilah yang perlu dibahas, dikaji, dianalisis disertai ilmu dan Iman.
Jika memang sulit untuk memahami makna iman/kepercayaan, perlu melewati pemahaman bahwa segala sesuatu yang ada pasti ada yang mengadakan.
Maka kita layak prihatin, atas ucapan Megawati sebagai figur publik sekaligus pimpinan organisasi besar yang membawa dan mempengaruhi orang banyak, terkait ucapanya membandingkan kegiatan pengajian dan pekerjaan rumah tangga bagi ibu ibu/ emak emak, yang layak diragukan pemahamanya terhadap Pancasila sebagai dasar dan landasan berpikir bangsa Indonesia.
Dikaitkan kebutuhan manusia hidup untuk memenuhi kebahagiaan dan kesejahteraan lahir batin, dunia akhirat, masa kini dan masa depan, seiring dengan perkembangan dunia dan kemajuan tehnologi, tidak menutup kemungkinan manusia berupaya menyesuaikan dengan kebutuhanya dengan menyeimbangkan bekal dan kebutuhan untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dunia akhirat.
Pasti tidak mungkin seorang Megawati berotak terbalik atau hanya berotak separuh yang akan membelenggu dan mempersempit pandanganya sendiri untuk kebaikan sesama....mit aamiitt...!
Bandung, 19 Februari 2023