kkp

KKP Jadikan OKU Timur Daerah Sentral Pembibitan Benih Patin

Martapura, FNN - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjadikan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan sebagai daerah sentral pembibitan benih ikan patin di kawasan Sumatra bagian selatan. Direktur Pembenihan Kementerian Kelautan dan Perikanan Nono Hartanto di Martapura, Ibu Kota Kabupaten OKU Timur, Sabtu, menyampaikan daerah berjuluk "Bumi Sebiduk Sehaluan" ini layak dijadikan daerah sentral pembibitan benih ikan sungai tersebut mengingat progres Kampung Patin di wilayah itu sudah berjalan dengan baik. "Rencananya program ini mulai akan berjalan di tahun 2022," katanya. Dia menjelaskan tim KKP sudah melakukan survei dan melihat langsung Balai Benih Ikan di Kabupaten OKU Timur yang memiliki potensi benih secara mandiri. "Hanya saja masih ada yang perlu dibenahi dari segi manajemennya dan SDM-nya. KKP sendiri siap membantu melalui UPT Perikanan Air Tawar Provinsi Jambi untuk cadangan induk yang unggul," katanya. Pihaknya juga sudah menyiapkan dukungan-dukungan untuk kampung Budi Daya Patin di OKU Timur seperti peralatan ekskavator dan mesin pakan mandiri yang akan memproduksi pakan 1-2 kilogram per jam, termasuk bantuan berupa sarana untuk pembenihan. "Ke depan kita harus menciptakan kemandirian seperti adanya pakan dan benih yang mandiri maka akan menambah profit bagi pembudi daya ikan patin di OKU Timur," ujar dia. Bupati OKU Timur Lanosin Hamzah mengatakan sejauh ini daerah tersebut masuk enam besar kabupaten di Indonesia yang terpilih menjadi lumbung pangan binaan KKP. "Alhamdulillah Kabupaten OKU Timur juga mendapat bantuan pakan ikan patin secara mandiri dari KKP RI," ujarnya. (mth)

KKP Ajak Generasi Muda Papua Kembangkan UMKM Budidaya Perikanan

Jakarta, FNN - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengajak generasi muda di Papua untuk menjadi motor penggerak dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan termasuk dalam mengembangkan UMKM di bidang perikanan budidaya. Dirjen Perikanan Budidaya KKP Tb Haeru Rahayu, yang akrab disapa Tebe, dalam siaran pers di Jakarta, Senin, mengajak generasi muda atau generasi milenial khususnya para pemuda pemudi di Papua untuk mengembangkan potensi yang dimiliki Papua, mengingat Papua memiliki kekayaan laut dan budidaya ikan yang sangat luar biasa. "KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) mendukung penuh pelaksanaan ground breaking Gedung Papua Youth Creative Hub. Di mana nantinya gedung ini akan menjadi motor atau pusat penggerak untuk para generasi muda mengembangkan jiwa entrepreneurship-nya, khususnya di subsektor perikanan budidaya," papar Tebe. Menurut dia, melalui budidaya ikan berbasis ekologi dan berkelanjutan bisa mengembangkan potensi budidaya ikan Papua yang nantinya bisa berkontribusi untuk peningkatan ekonomi setempat. Hal itu, ujar Tebe, dinilai sejalan dengan program terobosan KKP saat ini khususnya di subsektor perikanan budidaya di antaranya pengembangan perikanan budidaya untuk ekspor dan pembangunan kampung budidaya tawar, payau dan laut berbasis kearifan lokal. Tebe menambahkan, salah satunya adalah budidaya Cherax albertisii atau yang populer di Papua disebutnya udang selingkuh, yaitu lobster air tawar yang merupakan spesies asli dari Papua. Pada awalnya, udang selingkuh ini dibudidayakan sebagai ikan hias karena bentuknya yang unik dengan warna yang menarik, tetapi seiring waktu banyak permintaan di masyarakat akan komoditas ini, sehingga menjadi potensi besar untuk usaha budidaya. "Hal yang terpenting, sumber daya udang selingkuh ini di alam semakin berkurang, sehingga kegiatan budidaya merupakan solusinya," ungkapnya. Saat ini, teknologi budidaya udang selingkuh sedang dikembangkan di UPT DJPB yakni di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Tatelu. Dengan adanya transfer teknologi ke masyarakat, diharapkan udang selingkuh ini ke depan dapat menjadi komoditas yang bernilai ekonomis tinggi, menjadi salah satu andalan perikanan budidaya di Papua. Selain udang selingkuh, BPBAT Tatelu juga telah lama mengembangkan lobster air tawar lainnya, yaitu jenis red claw, dan telah berkembang di masyarakat, serta telah banyak pembudidaya yang berhasil mengembangkannya. KKP telah mengembangkan budidaya ikan sistem bioflok di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat melalui program bantuan sarana dan prasarana serta pendampingan transfer teknologi sejak tahun 2017. Hingga saat ini untuk Papua sudah tersebar sebanyak 39 paket yaitu di Kota Jayapura, Kabupaten Sarmi, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Nabire dan Kabupaten Keerom. Sementara untuk Papua Barat sudah tersebar sebanyak 33 paket di antaranya di Kabupaten Sorong, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Manokwari, Kabupaten Manokwari Selatan, Kabupaten Fakfak dan Kabupaten Teluk Bintuni. Bantuan bioflok tersebut ada di bawah pendampingan Unit Pelaksana Teknis (UPT) DJPB seperti BBPBAT Sukabumi, BPBAT Tatelu dan BPBL Ambon," papar Tebe. (mth)