menyiapkan-pelajar-kendari
Menyiapkan Pelajar Kendari Menuju Pembelajaran Tatap Muka
Kendari, FNN - Belum surutnya wabah pandemi Corona Virus Disease 2019 yang akrab di telinga kita sebagai virus corona atau COVID-19, tidak menghalangi kita untuk bangkit. Kurang lebih dua tahun sejak Maret 2020, pandemi COVID-19 membayang-bayangi kehidupan manusia di segala sektor, seperti ekonomi, sosial, agama, termasuk pendidikan. Mengarah ke pendidikan, selama adanya wabah global pandemi COVID-19, generasi bangsa kita harus menjalani pendidikan sekolah secara daring. Pola pendidikan secama itu belum tentu membuat generasi masa depan kita itu paham atas apa yang disampaikan guru. Tak jarang, para pelajar merasa jenuh karena setiap harinya harus bercengkrama dan berinteraksi dengan guru dan teman-teman sekolah melalui gawai (gadget). Terkadang mereka merindukan suasana bercanda ria di dalam maupun di luar kelas, merindukan ekspresi ketegangan ketika ada ujian semester dan lainnya. Semua itu, hanya bisa tersirat di imajinasi mereka akibat virus corona. Mau tidak mau dan tidak ada pilihan lain, hal itu harus dilakukan para siswa atau pelajar agar tetap mendapatkan pendidikan karena merekalah generasi yang bakal melanjutkan masa kepemimpinan ke depannya. Pemerintah, baik pusat hingga daerah, menetapkan berbagai kebijakan selama masa pandemi, termasuk pembelajaran yang wajib dilakukan virtual demi melindungi para pelajar dari infeksi COVID-19 dan variannya. Kebijakan tidak melakukan pembelajaran tatap muka di masa pandemi, apalagi kalau suatu daerah memiliki kasus penyebaran COVID-19 yang meningkat, semua aktivitas produktif dilakukan serba terbatas demi memutus penyeran virus itu. Kini, kabar baiknya para pelajar, baik tingkat SD, SMP hingga SMA, bakal bisa kembali melakukan pembelajaran tatap muka, salah satunya di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Saat ini, pemerintah di daerah itu bersama TNI-Polri bersinergi menyiapkan dan mengawal para siswa untuk melakukan pembelajaran tatap muka dengan memberikan vaksinasi COVID-19. Pemberian vaksinasi bagi para pelajar, khususnya mereka yang berusia 12-17 tahun, dilakukan untuk meningkatkan imun tubuh mereka sehingga tidak teinfeksi ataupun menginfeksi adik kelas yang belum bisa divaksin dari COVID-19 dan varian barunya. Vaksinasi Dalam mempersiapkan peserta didik menghadapi pembelajaran tatap muka, Pemerintah Kota Kendari bekerja sama dengan TNI-Polri setempat melakukan vaksinasi. Pelaksanaan vaksinasi dipantau Kapolda Sulawesi Tenggara Irjen Pol Yan Sultra Indrajaya didampingi Danrem 143/Haluoleo Brigjen TNI Jannie Aldrin Siahaan, di beberapa sekolah di Kota Kendari, baik tingkat SMP maupun SMA. Pihak sekolah membagi dua pelaksanaan vaksinasi guna menghindari kerumunan. Bagi siswa yang hendak divaksin terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kesehatan, apakah layak untuk divaksin atau tidak. Langkah vaksinasi dilakukan sebagai upaya percepatan pembentukan kekebalan kelompok, terutama bagi remaja usia 12 hingga 17 tahun, serta mempercepat proses pembelajaran tatap muka di sekolah. Seluruh vaksin dan juru vaksin disiapkan oleh Polda Sultra, khususnya dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes). Untuk pelaksanaan vaksinasi bagi pelajar tingkat SMP, Polda Sultra menyiapkan delapan titik gerai vaksin yang tersebar di beberapa sekolah di Kota Kendari, dengan sasaran 600 siswa per titik gerai. "Ini semua kami laksanakan untuk mempercepat program vaksinasi massal yang sudah ditetapkan pemerintah pusat dan juga mempersiapkan adik-adik kita untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka," kata kapolda. Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir menyampaikan ungkapan terima kasih kepada pihak Polda Sultra atas dukungannya dalam mempercepat proses vaksinasi massal di daerah itu. Menanggapi rencana akan dilakukannya pembelajaran tatap muka, wali kota menyampaikan pihaknya sedang mempersiapkan beberapa sekolah yang dinilai memenuhi syarat untuk melakukan pembelajaran tatap muka, sambil melihat perkembangan COVID-19. Wali kota juga berharap para siswa yang sedang dalam persiapan belajar tatap muka antibodinya bisa terbentuk setelah mendapatkan suntikan vaksin ini. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra Asrun Lio mengatakan sinergi dengan jajaran kepolisian dalam rangka vaksinasi massal patut diapresiasi. Kolaborasi dengan semua elemen dalam upaya mencegah penyebaran virus corona menjadi suatu keharusan. Tidak boleh hanya satu pihak atau semata-mata mengharapkan dinas kesehatan. Vaksinasi di kalangan pelajar itu dinilai berjalan lancar bersama Kepolisian, TNI, Dinas Kesehatan maupun pihak lainnya . Ia mengajak pihak sekolah proaktif mengingatkan para siswa untuk mengikuti program vaksinasi demi kesehatan dan keselamatan diri sendiri dan keluarga. Raisa, salah seorang siswi SMP Negeri 1 Kendari mengaku senang sudah mendapatkan suntikan vaksin agar bisa terhindari dari penyebaran virus corona jenis baru itu. Dirinya dan rekan-rekannya berharap setelah semua siswa divaksin, bisa segera dilakukan pembelajaran tatap muka, karena mereka merindukan adanya pembelajaran secara tatap muka langsung. Senada dengan pelajar lainnya, Salma, mengaku senang telah divaksin. Ia berharap dengan adanya vaksinasi massal ini keadaan Indonesia akan segera membaik dan pembelajaran tatap muka segera terlaksana. Siap Setelah para siswanya ikut program vaksinasi, SMPN 1 Kendari kini menantikan izin belajar tatap muka terbatas dari Wali Kota Kendari. Kepala SMPN 1 Kendari Abdul Hamid mengatakan dengan telah divaksinnya para siswa maupun guru, sekolah diharapkan dapat segera mendapat izin untuk menyelenggarakan pembelajaran tatap muka secara terbatas. Menurutnya, dengan Kota Kendari masuk PPKM Level 3, sebetulnya sudah bisa melakukan pembelajaran tatap buka secara terbatas. Meski demikian, ia mengaku masih menunggu surat keputusan Wali Kota Kendari tentang izin pembukaan belajar tatap muka secara terbatas di masa pandemi. Lebih lanjut Abdud Hamid menjelaskan dalam rangka pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas, SMPN 1 Kendari telah mempersiapkan sarana dan prasarana, bahkan skenario pembelajaran tatap muka nantinya. Sekolah-sekolah besar seperti SMPN 1 Kendari tentunya hanya diizinkan melaksanakan pembelajaran tatap muka setiap tingkatan itu hanya dua hari dalam sepekan. Jumlah siswa SMPN 1 Kendari sebanyak 973 orang. Dalam kegiatan vaksinasi ini, tidak semua siswa ikut karena ada penyakit bawaan atau karena siswa yang belum cukup umur. Hamid berharap dengan selesainya vaksinasi ini bisa keluar izin untuk proses pembelajaran tatap muka, walaupun memang masih ada satu atau dua orang yang tidak sempat ikut divaksin karena alasan ada sakit bawaan. Tunggu izin Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Dikmudora) Kota Kendari juga masih menunggu izin dari Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir terkait pembukaan pembelajatan tatap muka (PTM) yang sudah mendapat persetujuan pemerintah pusat. Kepala Dikmudora Kendari Makmur mengatakan meski ada izin pusat, namun pemerintah kota masih menjalankan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang diperpanjang sampai 30 Agustus. Sampai saat ini Dikmudora Kendari belum mendapat instruksi dari Wali Kota Kendari untuk membuka sekolah, meski pusat telah mengizinkannya. Meski belum ada izin wali kota, Makmur membeberkan bahwa sebagian sekolah kecil yang jumlah siswanya sedikit sudah mulai bergerak melakukan persiapan, termasuk bagaimana sekolah menyusun skenario pembelajaran dan mengaturnya nanti seperti apa. Dikatakan, nantinya PTM akan dilakukan dengan betul-betul menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, meski para tenaga didik dan siswa telah divaksin. PTM akan dilakukan pembatasan sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri), tetapi sekolah-sekolah dengan kategori kecil yang jumlah peserta didik di bawah 200 anak boleh belajar setiap hari dalam satu minggu. Sementara sekolah kategori sedang yang peserta didiknya 200-500 anak bisa belajar tiga kali dalam seminggu. Adapun sekolah kategori besar yang peserta didiknya 500 ke atas dimungkinkan bisa belajar tatap muka dua kali dalam sepekan, yang nantinya akan dikombinasikan dengan pembelajaran daring. Dengan demikian, maka hak-hak pelayanan akses pendidikan terhadap peserta didik yang tidak bisa datang tatap muka, itu tetap dibuka dengan metode daring. (mth)