taliban
Taliban Rilis Aturan Media, Larang Aktris Main Sinetron
Kabul, FNN - Pemerintah Taliban merilis sederet pembatasan terhadap media Afghanistan, termasuk melarang drama televisi (sinetron) melibatkan pemain perempuan dan mewajibkan pembaca berita perempuan memakai "hijab Islami". Kementerian Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan Afghanistan menetapkan sembilan aturan media pekan ini, sebagian besar melarang media apa pun yang bertentangan dengan "nilai-nilai Islam atau Afghanistan", kata juru bicara pemerintah Taliban pada Selasa, 23 November 2021. Beberapa pembatasan khusus ditargetkan pada kaum perempuan, sebuah langkah yang berpotensi memicu kekhawatiran komunitas internasional. "Drama (televisi)... atau program-program yang menayangkan akting perempuan, tidak boleh disiarkan," tulis aturan tersebut, sebagaimana dikutip dari Antara. Aturan itu juga mewajibkan wartawan perempuan yang bersiaran untuk memakai "hijab Islami" tanpa mendefinisikan apa maknanya. Meski sebagian besar perempuan di Afghanistan sudah berjilbab, pernyataan Taliban di masa lalu bahwa perempuan harus memakai "hijab Islami" kerap membuat para pegiat HAM perempuan khawatir. Mereka menganggap istilah itu tidak jelas dan dapat ditafsirkan secara kolot. Aturan tersebut mendapat kecaman dari pengawas HAM internasional Human Rights Watch (HRW), yang menyebutkan bahwa kebebasan media di Afghanistan merosot. "Hilangnya ruang untuk perbedaan pendapat dan pembatasan yang semakin ketat bagi kaum perempuan di bidang media dan seni itu menghancurkan," ucap Patricia Goss, seorang petinggi HRW untuk kawasan Asia lewat pernyataan. Meski pejabat Taliban sudah berupaya meyakinkan kaum perempuan dan masyarakat internasional bahwa hak-hak perempuan akan dilindungi sejak mereka mengambil alih Afghanistan pada 15 Agustus lalu, banyak pendukung HAM dan perempuan masih meragukan janji itu. Di bawah pemerintahan Taliban yang lalu, perempuan tidak boleh keluar rumah kecuali untuk bersekolah atau didampingi oleh kerabat laki-lakinya. (MD).
Ledakan Masjid di Afghaninstan Timbulkan Banyak Korban
Kabul, FNN - Ledakan kuat mengguncang sebuah masjid Syiah di Kota Kandahar, Afghanistan, saat shalat Jumat, 10 Oktober 2021, sedang berlangsung. Peristiwa itu menimbulkan banyak korban jiwa. Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Talibat, Qari Saeed Khosti, mengatakan, otoritas sedang mengumpulkan detail ledakan. Insiden itu terjadi beberapa hari pascaserangan bom bunuh diri, yang diklaim oleh ISIS, di sebuah masjid Syiah di Kota Kunduz menewaskan sejumlah orang. Foto-foto yang diunggah oleh kalangan wartawan di media sosial memperlihatkan banyak orang, yang tampaknya tewas atau mengalami luka parah, bergeletakan di lantai masjid. Mantan anggota dewan provinsi setempat, Nematullah Wafa, menyebutkan bahwa ledakan terjadi di masjid Imam Barqah dan menyebabkan banyak korban, tetapi tidak ada konfirmasi langsung mengenai jumlah korban tewas maupun terluka. Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut. Ledakan berlangsung tak lama setelah serangan Kunduz menyoroti keamanan yang semakin tidak pasti di Afghanistan saat ISIS menggencarkan operasi mereka, menyusul kemenangan Taliban atas pemerintah dukungan Barat di Kabul pada Agustus. (MD).
Rusia Undang Taliban ke Pertemuan Internasional Tentang Afghaninstan
Moskow, FNN - Rusia akan mengundang perwakilan Taliban ke pertemuan internasional tentang Afghanistan yang rencananya digelar di Moskow pada 20 Oktober mendatang. Perwakilan khusus Presiden Vladimir Putin, Zamir Kabulov, mengatakan hal itu, di Afghanistan, Kamis, 7 Oktober 2021 m. Kabulov tidak menjelaskan lebih lanjut rencana tersebut dalam pernyataan yang dilansir kantor berita Rusia. Rusia menjadi tuan rumah konferensi internasional tentang Afghanistan pada Maret. Konferensi itu menghasilkan pernyataan bersama dengan Amerika Serikat, China dan Pakistan agar pihak-pihak yang bertikai di Afghanistan mencapai perjanjian damai dan menekan kekerasan. Pernyataan itu juga mendesak Taliban supaya tidak melancarkan serangan apa pun selama musim semi dan musim panas. Sejak AS dan sekutunya membawa pulang pasukan mereka dari Afghanistan, Taliban langsung mengambil alih kekuasaan. Pemerintahan sebelumnya yang didukung AS dan sekutunya runtuh. Rusia khawatir tentang kemungkinan jatuhnya wilayah yang lebih luas. Selain kemungkinan menyusupnya kelompok milisi ke negara-negara bekas Uni Soviet di Asia Tengah, yang dianggap Moskow sebagai penyangga pertahanan bagi wilayah bagian selatan mereka. Pasca pengambilalihan oleh Taliban, Moskow menggelar latihan militer di Tajikistan. Rusia pun memperkuat peralatan mereka di pangkalan militer di negara tersebut. Putin pada Kamis juga menelepon Presiden Tajikistan Emomali Rakhmon. "Keduanya membahas situasi keamanan seputar perkembangan terkini di Afghanistan," demikian pernyataan kepresidenan Tajikistan. (MD).
Disita Dari Mantan Pejabat, Taliban Serahkan Dolar dan Emas ke Bank Sentral Afghanistan
Kabul, FNN - Kelompok Taliban menyerahkan uang tunai sekitar 12,3 juta dolar AS dan sejumlah emas kepada bank sentral Afghanistan, Da Afghanistan Bank (DAB). Menurut pernyataan pihak bank, Kamis, 16 September 2021, uang tunai dan emas batangan itu ditemukan dari rumah mantan pejabat pemerintah. "Kantor bekas badan intelijen Afghanistan juga dikembalikan ke bendahara DAB," tulisnya, sebagaimana dikutip dari Antara. "Pejabat Imarah Islam Afghanistan melalui penyerahan aset ke perbendaharaan nasional membuktikan komitmen mereka terhadap keterbukaan," demikian pernyataan tersebut. Setelah berhasil menguasai Ibu kota Kabul pada 15 Agustus 2021, Taliban mengumumkan pembentukan caretaker government pada 7 September 2021. Mereka menunjuk sejumlah penjabat menteri dan seorang penjabat gubernur untuk bank sentral Afghanistan. (MD).