warga-tetap-siaga
Bupati Kapuas Hulu Tinjau Lokasi Banjir Minta Warga Tetap Siaga
Kapuas Hulu, FNN - Bupati Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat Fransiskus Diaan saat meninjau warganya yang menjadi korban banjir meminta kepada seluruh masyarakat untuk selalu siaga dan waspada terhadap kondisi banjir yang terjadi di daerah itu, yang merupakan banjir terbesar di tahun 2021. "Banjir kali ini adalah sejarah, yakni banjir terbesar di Kapuas Hulu, saya imbau tetap waspada dan siaga dan saya minta pihak kecamatan segera melaporkan data warga korban banjir," katanya usai meninjau lokasi banjir di sejumlah titik di Putussibau Kapuas Hulu, Minggu. Ia mengatakan untuk saat ini Pemkab Kapuas Hulu terus melakukan pendataan dan monitoring kondisi banjir. "Kami terus berkoordinasi, mendata dan monitor daerah Kapuas Hulu yang terendam banjir, semoga banjir ini segera surut dan masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa," kata Bupati yang juga meninjau posko bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kapuas Hulu. Ia juga berpesan kepada masyarakat untuk selalu mengutamakan keselamatan jiwa di saat kondisi banjir seperti ini. "Jika perlu evakuasi segera hubungi petugas terdekat, waspada dan berhati-hati utamakan keselamatan," katanya. Terkait kondisi banjir saat ini, berdasarkan data BPBD Kapuas Hulu ada 10 kecamatan terendam banjir. "Data yang kami terima ada 10 kecamatan terendam banjir, banjir ini cukup besar mengakibatkan aktivitas masyarakat lumpuh, akses jalan terputus dan rumah warga terendam banjir," kata Kepala BPBD Kapuas Hulu Gunawan. Dikatakannya bahwa banjir terjadi sejak 2 Oktober 2021 dengan kedalaman air rata-rata satu hingga tiga meter. "Banjir ini karena curah hujan cukup tinggi, jika kami perhatikan banjir berangsur sedikit surut, namun Minggu (3/10) sore ini kembali terjadi hujan dan angin kencang, sehingga kami minta warga tetap waspada dan berhati-hati," kata Gunawan. Berdasarkan pantauan di lapangan ANTARA melaporkan hingga Minggu sore kondisi banjir masih merendam rumah warga. Akses jalan terputus dan terjadi pemadaman listrik negara yang disebabkan tingginya debit air. Saat ini warga yang rumahnya terendam banjir memerlukan bantuan berupa makanan darurat seperti mie instan, makanan kaleng serta beras. "Kami tidak bisa kemana-mana akses terputus, listrik padam dan tidak bisa melakukan penarikan uang tunai di mesin ATM, tentu ini menyulitkan kami dalam memenuhi kebutuhan pokok selama banjir," kata Fitri, salah satu korban banjir di Kecamatan Putussibau Selatan. Ia berharap pemerintah daerah segera mengambil sikap, sehingga dapat segera memberikan bantuan kepada masyarakat yang memerlukan di tengah banjir sedang melanda. "Di saat banjir merendam rumah seperti ini lah warga memerlukan bantuan, karena kami tidak bisa berbuat apa-apa, apalagi tidak bisa menarik uang tunai di ATM karena listrik tidak menyala, sementara persediaan makan sudah habis," demikian Fitri. (mth)