Beberapa Tokoh Dunia Menerima Penghargaan Internasional Raja Faisal 2023

Dokumentasi kunjungan Raja Faisal ke Masjid Istiqlal pada 1970 dipajang di Pameran Arsip Arsitektur Masjid Istiqlal (Sumber: ANTARA )

Jakarta, FNN - Sejumlah tokoh terkemuka dunia menerima Penghargaan Internasional Raja Faisal 2023 yang diumumkan pada upacara yang digelar pada Rabu (4/1) malam di Arab Saudi, menurut Kantor Berita Arab Saudi SPA.

Pengumuman para pemenang dibacakan di hadapan Penasihat Penjaga Dua Masjid Suci yang juga menjabat sebagai Gubernur Provinsi Mekah sekaligus Ketua Dewan Penghargaan Internasional Raja Faisal, Pangeran Khaled Al-Faisal.

Sekretaris Jenderal Penghargaan Internasional Raja Faisal, Abdulaziz Alsebail, mengatakan panitia seleksi untuk lima kategori --Layanan untuk Islam, Studi Islam, Bahasa dan Sastra Arab, Kedokteran, dan Sains-- mengadakan serangkaian sesi untuk meninjau karya milik para nominasi. Seleksi juga dilakukan dengan meninjau laporan para arbiter.

Penilaian karya tersebut berlangsung pada 2-4 Januari.

Penghargaan untuk kategori Layanan Islam diberikan kepada Profesor Choi Young Kil-Hamed dari Korea Selatan dan Syekh Nasser bin Abdullah dari Uni Emirat Arab.

Choi Young Kil-Hamed dianugerahi penghargaan atas karyanya yang luar biasa dalam Pelayanan kepada Islam, yang meliputi terjemahan dari sejumlah besar buku Islam, upaya advokasi dalam memberikan pelajaran dan ceramah serta penyelenggaraan kursus untuk memperkenalkan dan mengadvokasi Islam.

Dia juga merupakan salah satu tokoh advokasi berbahasa non-Arab terkemuka di Benua Asia.

Choi juga pernah meraih sejumlah penghargaan lainnya, seperti Penghargaan Internasional Raja Abdullah bin AbdulAziz untuk penerjemahan atas bukunya yang berjudul “Prophet Mohammad”, Medali Presiden Republik Demokratik Korea pada 2013 dan Medali Pemerintah Korea untuk Layanan Pendidikan dan Pengajaran pada 2014.

Sementara itu, Syekh Nasser bin Abdullah Al Zaabi mendapat penghargaan atas karyanya yang luar biasa dalam Pengabdian kepada Islam. Hal itu meliputi upaya dalam pekerjaan filantropi dan bantuan melalui keanggotaan asosiasi, lembaga amal, organisasi serta kehadiran di konferensi, forum dan seminar tentang pekerjaan amal.

Syekh Nasser bin Abdullah Al Zaabi juga dinilai pantas meraih penghargaan tersebut untuk keketuaan di Dewan Permanen Dana Solidaritas Islam (ISF), sebuah lembaga anak perusahaan dari Organisasi Kerja sama Islam (OKI), dan kepemimpinan yang bijaksana di Universitas Islam di Niger melalui kepemimpinan Dewan Pengawas sejak 2014.

Penghargaan untuk kategori Studi Islam dengan Topik Arsitektur Islam diberikan kepada Profesor Robert Hillenbrand dari Inggris Raya.

Kemudian, penghargaan untuk kategori Bahasa dan Sastra Arab dengan Topik Naratif Arab Klasik dan Teori Modern diberikan kepada Profesor Abdelfattah Kilito dari Universitas Mohammed V, Maroko.

Penghargaan untuk kategori Kedokteran dengan topik Pandemi dan Pengembangan Vaksin diberikan kepada Profesor Dan Hung Barouch dari Universitas Harvard, Amerika Serikat.

Dan Hung Barouch memperoleh penghargaan tersebut atas kontribusi yang besar terhadap pemahaman tentang imunologi dan patogenesis infeksi virus. Dia telah mengembangkan strategi vaksin dan pengobatan baru terhadap berbagai patogen yang memiliki signifikansi global, seperti HIV-1, virus Zika, tuberkulosis dan yang terbaru SARS-CoV-2.

Profesor Sarah Catherine Gilbert dari Universitas Oxford, Inggris Raya turut mendapat penghargaan untuk kategori tersebut karena telah mengembangkan teknologi vaksin inovatif dan menerapkannya pada kasus malaria, Ebola, influenza, MERS, dan baru-baru ini SARS-CoV2.

Vaksin yang dikembangkan Gilbert terakhir kali itu telah mencapai distribusi geografis yang luas karena efektivitas dan harganya yang terjangkau sehingga dapat diakses oleh miliaran orang. Kinerja itu membantu distribusi besar dalam ekuitas vaksin di seluruh dunia.

Selanjutnya, penghargaan untuk kategori Sains dengan topik Kimia diberikan kepada Profesor Jackie Yi-Ru Ying dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), AS dan Profesor Chad Alexander Mirkin dari Universitas Northwestern, AS.

Jackie Yi-Ru Ying menyabet penghargaan tersebut untuk sintesis berbagai bahan nano dan sistem canggih, serta penerapannya dalam katalisis, konversi energi, dan biomedis. 

Sementara itu, Profesor Chad Alexander Mirkin dianugerahi penghargaan atas kontribusi yang luar biasa dalam memperkenalkan konsep partikel nano sebagai atom dan DNA sebagai ikatan untuk merancang bahan makroskopik kristal fungsional dan memperkaya repertoar alat kimia dan material serta mendefinisikan zaman modern teknologi nano.

Sekretariat Jenderal Penghargaan Internasional Raja Faisal 2023 memuji para pemenang penghargaan dan mengucapkan terima kasih yang tulus kepada panitia dan pihak yang terlibat dalam acara bergengsi tersebut.(sof/ANTARA)

621

Related Post