Ada Tukar Tambah Politik di Balik Mega Skandal 300 T hingga Kepala PPATK Masuk Angin

Jakarta, FNN – Tawar-menawar politik agaknya tengah terjadi di Kementerian Keuangan dengan PPATK dan Mahfud MD, berkaitan dengan isu mega skandal 300 triliun. Karena, PPATK tiba-tiba menyatakan bahwa transaksi itu bukan pencucian uang dan bukan soal korupsi di Kementerian Keuangan, tapi laporan sebagai penyidik asal. Padahal, sebelumnya PPATK melaporkan hal tersebut sebagai transaksi yang terindikasi terkait dengan tindak pidana pencucian uang. Kalau memang hanya laporan sebagai penyidik asal mengapa harus ada ribut-ribut sampai harus Mahfud sendiri yang membongkar?

Menanggapi hal tersebut, Rocky Gerung mengatakan bahwa dari awal dia tahu ini adalah pelanggaran etik. Bahwa PPATK akhirnya mundur lagi, pasti itu karena tekanan politik. Hal itu pula yang menyebabkan negeri ini tidak bisa maju secara moral.

Mestinya, kata Rocky, ketika Sri Mulyani mendengar transaksi mencurigakan 300 triliun dan sudah 200 kali diajukan oleh PPATK, diam saja. Dia mesti refleksi bahwa dia memang salah kemudian mengundurkan diri dan mempersilakan PPATK menerangkan ke publik apa sebetulnya masalahnya. Lalu PPATK menguraikan aspek apa saja yang tersangkut di situ sehingga PPATK lebih lega.

Tetapi, lanjut Rocky, karena Sri Mulyani tidak mau mundur, PPATK juga takut Sri Mulyani fight back dan PPATK kena. Atau, mungkin juga Sri Mulyani menghitung bahwa dia masih mampu menerangkan itu karena dia tahu ke mana arah uang itu mengalir. Soal-soal seperti ini, menurut Rocky, akan dibongkar habis-habisan begitu terjadi pergantian rezim, entah 5 tahun atau 10 tahun ke depan.

“Tetapi, poin FNN adalah Mahfud yang memulai ini, dia mesti meneruskan logikanya bahwa ini adalah korupsi, ini adalah pencucian uang, mau Sri Mulyani enggak ngaku, mau PPATK nggak ngaku, beban pembuktian sekarang ada pada teman kita, yaitu Prof. DR. Mahfud MD,” ujar Rocky Gerung dalam Kanal You Tube  Rocky Gerung Official edisi Kamis (16/3/23), dalam sebuah diskusi rutin yang dipandu Hersubeno Arief, wartawan senior FNN.

Mahfud MD juga mesti menerangkan mengapa Sri Mulyani tidak mau mundur. Mundur atau menyamping dari misi utamanya, yaitu untuk mengawasi lalu lintas uang, dan menganggap ini cuma laporan biasa, tetapi ditekankan dengan sangat kuat bahwa laporan itu tidak didengar.

“Jadi, hal-hal yang lucu itu bisa dengan mudah kita analisis bahwa di dalamnya ada tukar tambah politik lagi itu, antara Sri Mulyani dan PPATK, antara PPATK dengan istana yang diwakili oleh Pak Mahfud. Segitiga ini akan dibongkar pada waktunya,” ujar Rocky.

Pertama kali kasus ini muncul adalah ketika Pak Mahfudz mengungkapkan ada transaksi mencurigakan sebesar 300 triliun di Kemenkeu dan melibatkan 460 orang pegawai Kementerian Keuangan, dan transaksi terbanyak terjadi di Dirjen Pajak dan Bea Cukai. Ketika jumpa pers dengan Ibu Sri Mulyani, Pak Mahfud menyatakan bahwa dia tidak menyebutnya korupsi, tapi tidak pidana pencucian uang. Kemudian, PPATK menyatakan bahwa mereka telah menyerahkan 200 berkas terkait transaksi mencurigakan, nominalnya sampai individu-individunya jelas.

Mahfudz juga menyampaikan informasi tersebut di dua tempat, yaitu  UGM dan UII, yang menunjukkan betapa seriusnya masalah ini. Kemudian PPATK melakukan jumpa pers kemudian bersama dengan para Wamen dan para Dirjen. Sekarang tiba-tiba PPATK berbalik badan.

“Kita masuk di dalam ukuran nilai, seluruh ukuran nilai itu absolut. Jadi, kalau misalnya PPATK yang didesain sebagai lembaga yang hendak memantau potensi korupsi, dan dia sudah ucapkan bahwa itu punya aspek korupsi yang kuat sekali, lalu di-backup oleh Mahfud MD, itu artinya PPATK tahu bahwa yang diucapkan Mahfud itu sebenarnya suara dia. Jadi Mahfud adalah load speakernya PPATK. Sekarang, kalau PPATK mundur, Mahfud juga bingung,” ujar Rocky.

Menurut Rocky, tidak mungkin Mahfud tahu semua yang ada PPATK. Dia cuma pengendali sehingga dia berharap PPATK melanjutkan dengan lebih kuat. Netizen bahkan menekan Mahfud kenapa tidak langsung ke polisi saja, kenapa di UII dan UGM.

Tetapi, Mahfud juga berhitung, kalau terjadi sesuatu yang berat lalu tiba-tiba Sri Mulyani bilang iya memang ada di situ, tapi lalu lintasnya juga ada panah ke arah istana, maka Mahfud juga yang kena, tambah Rocky.

“Jadi, beban itu tetap ada pada PPATK supaya Pak Mahfudz juga jangan kehilangan suara. Jadi baterainya ada pada PPATK, load speakernya ada pada Pak Mahfud,” ujar Rocky.(sof)

705

Related Post