Cerita Pilu Orang Tua Korban AKI: “Racun yang Ada di Obat Menjalar ke Organ Tubuh Lain”
Jakarta, FNN- Desi, ibunda dari Sheina, hancur berkeping-keping ketika dokter memvonis anaknya mengalami gangguan ginjal akut progresif atipikal (atypical progressive acute kidney injury/AKI).
Dengan berat hati dan menangis, Desi membagikan kisah awal mula putrinya yang baru berusia 4 tahun 11 bulan didiagnosa mengalami gagal ginjal akut. Akibat penyakit tersebut, saat ini tubuh Sheina tidak dapat bergerak dan merespon.
“Anak saya sampai saat ini masih dirawat di Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan keadaannya sadar tetapi tubuhnya tidak bisa merespon," kata Desi saat bercerita dalam diskusi bertemakan "Derita Korban Obat Beracun Dinyatakan Sembuh tapi Lumpuh” di Sadjoe Resto dan Café, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (30/11).
Cerita bermula pada awal September 2022, ketika Sheina demam tinggi dan langsung dibawa ke rumah sakit terdekat. Pihak RS hanya memberi obat saja untuk Sheina, salah satunya obat sirup Paracetamol.
Sejak saat itu, Sheina muntah dan sudah tidak bisa lagi untuk buang air kecil. Sehingga, Desi kembali membawa putrinya ke RS yang sama.
Namun, Sheina tetap tidak dapat buang air kecil, karena peralatan di RS tersebut terbatas untuk penanganan lebih lanjut, Sheina dirujuk ke RSCM.
Pada 10 September 2022, Sheina masuk ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSCM. Keesokan harinya Sheina harus melakukan metode cuci darah sebanyak dua kali.
Awal masuk PICU RSCM, Sheina masih sadar berkomunikasi dan mulai menyusut normal kembali, sehingga ia dapat dipindahkan ke ruang perawatan. Namun, beberapa hari setelahnya Sheina kembali nge-drop dan kembali ke PICU.
Saat itu, dokter memberi tahu kalau kondisi Sheina sangat berat. Sheina mengalami pendarahan hebat disertai kejang-kejang.
“Saya melihat anak saya mengeluarkan banyak darah dari mulut, hidung dan kejang-kejang, gimana hancurnya hati saya melihat anak saya seperti itu,” ungkap Desi.
Sheina mengeluarkan darah dari mulut, hidung dan lambungnya yang mengakibatkan berat badannya turun drastis.
Tiga minggu setelahnya badan Sheina hanya tinggal kulit dan tulang.
Dengan berjalannya waktu, hampir dua bulan lamanya di PICU, akhirnya Sheina kembali lagi ke ruang perawatan. Keadaan Sheina sadar, mata terbuka tetapi dia tidak bisa melihat, tidak hisa merespon, bahkan kaki dan tangan kaku. Sheina juga mengalami luka di belakang kepala dikarenakan kelamaan tidur.
Kini, Desi dan sang suami, masih berjuang untuk kesembuhan sang buah hati.
“Besar harapan saya Sheina masih bisa dirawat di RSCM karena Sheina memang masih membutuhkan perawatan, saya berharap anak-anak yang keracunan obat sirup mendapatkan pengobatan prioritas,” ujarnya.
Kemudian, Desi menyampaikan pesannya untuk pihak-pihak yang terlibat agar dapat bertanggung jawab.
“Anak saya diracun dengan kata obat, saya minta pihak terkait untuk bertanggung jawab karena sampai saat ini tidak ada yang peduli,” pungkasnya. (Lia)