Dukungan Effendi Simbolon terhadap Prabowo Menunjukkan Faksi-faksi di PDIP Tidak Satu Suara Dukung Ganjar

Effendi Simbolon

Jakarta, FNN - Effendi Simbolon, kader PDIP, menginginkan Prabowo Subianto menjadi nakhoda Indonesia. Harapan tersebut disampaikan Effendi dalam acara Rakernas Marga Simbolon di, Jumat (7/7/23). Menurut Effendi, Indonesia memerlukan pengganti Presiden Joko Widodo yang mampu berkompetisi di dunia internasional dan menjalin keharmonian dari Aceh hingga Papua. Dia juga mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin yang mapan secara mental, iman, dan jaringan. Pernyataan Effendi ini mengindikasikan adanya “pembangkangan” atau tidak tegak lurus terhadap keputusan Ketua Umum Partai. Apakah sinyal pembangkangan ini akan diikuti oleh anggota parta yang lain?

Menanggapi sikap Effendi Simbolon ini, Rocky Gerung dalam kanal You Tube Rocky Gerung Official edisi Sabtu (8/7/23) mengatakan bahwa secara formal orang akan mengatakan bahwa penunjukan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden adalah satu hal yang diputuskan dalam pikiran akal sehat partai, dan Megawati memang diberi hak untuk memutuskan.

“Memang, kita tahu bahwa yang keluar itu formal statemen, tetapi informal psikologi, itu yang mesti kita baca.  Tentu Effendi Simbolon adalah tokoh lama dan tahu bagaimana kimia politik Megawati,  tahu faksi-faksi di sekitar PDIP tiba-tiba kaget ketika Megawati mengucapkan Ganjar sebagai calon presiden. Dan Effendi tentu ingin mengembalikan marwah partai, yaitu demokrasi melampaui feodalisme,” ujar Rocky.

Effendi, lajut Rocky, datang dari tradisi yang ceplas ceplos. Banyak kasus yang sebelumnya terkait Effendi Simbolon, tapi dia tenang untuk menganalisis dan menemukan soal yang kemudian membenarkan hipotesis bahwa keretakan di dalam PDIP belum bisa disemen dengan sekadar prinsip Soekarnoisme. Jadi semen itu akhirnya mulai luntur dan kelihatan bahwa memang temboknya itu retak.

“Jadi kira-kira begitu pesannya, walaupun secara simpel itu peristiwa kebudayaan, tetapi Effendi Simbolon adalah tokoh politik dan sudah malang melintang di PDIP. Jadi sinyal Effendi Simbolon adalah sinyal bahwa ada yang salah ketika Kartini itu diganti oleh Kartono, gampangnya begitu,” ujar Rocky.

Seperti kita ketahui bahwa sikap Megawati dan PDIP biasanya sangat keras terhadap pembangkangan anggotanya terhadap keputusan Ketua Umum. Oleh karena itu, sepertinya dalam waktu akan ada tindakan yang keras dan tegas terhadap Effendi Simbolon. Apakah ini bisa memicu semacam eksodus karena Effendi Simbolon sudah memulainya?

“Kelihatannya PDIP akan berhitung keras karena Effendi juga berhitung kuat. Kalau dia dipecat itu impact-nya makin bagus buat Efendi Simbolon bahwa dia akan memimpin bedol desa dari PDIP ke Gerindra. Tetapi, tentu basa-basi diperlukan. Ini kan peristiwa kebudayaan dan sebagai sesama peserta pemilu harus saling menyapa atau diselesaikan secara budaya perbedaan itu,” ungkap Rocky.  

Dalam diskusi yang dipandu oleh Hersubeno Arief, wartawan senior FNN, itu Rocky juga mengatakan bahwa mungkin juga Effendi menempatkan diri sebagai jembatan antara Megawati dan Prabowo yang memang akhir-akhir  menegangkan karena janji batu tulis ternyata tinggal batunya, tulisannya sudah terhapus.

“Tetapi, satu hal yang pasti bahwa faksi-faksi di PDIP itu tetap tidak tiba pada keputusan yang sama untuk mendukung Ganjar. Dan itu menyebabkan relawan-relawan Ganjarnya Mega pun berantakan,” tegas Rocky.

Saat ini, kata Rocky, kita bisa melihat tiba-tiba Projo memberi statemen untuk pergi ke Prabowo, Budi Arie Setiadi memimpin Projo bertemu dengan kalangan pendukung Jokowi yang lain, lalu akhirnya diberangkatkan menuju Hambalang. Sementara itu, Ganjar berharap relawan Jokowi tetap bersama dia. Tetapi, tentu relawan Jokowi yang tadinya mengasuh Ganjar tidak bakal diterima oleh PDIP karena mereka dianggap sebagai orang-orang Jokowi.

“Jadi, kita mau melihat bahwa perang karena dendam ini akan berlanjut. Effendi Simbolon melihat momentum itu sebagai momentum yang berbahaya bagi partai. Jadi, dia sebenarnya kasih peringatan kepada partai dengan cara oke kalau terus begini bisa bedol desa atau bisa eksodus ke Gerindra, tetapi dengan cara yang lain Effendi akhirnya mengatakan sudah terjadi gerakan eksodus itu dan pasti pemimpinnya adalah Effendi Simbolon,” ungkap Rocky. (sof)

427

Related Post