Hanya dengan Melawan Kita Bisa Menang

Oleh Sugeng Waras - Purnawirawan TNI AD 

Jika suatu saat, kepalaku berhamburan otak campur darah, jangan ragu ragu itulah ulah Rezim cara menghabisi aku, karena aku salah seorang yang tidak rela Pancasila diubah kelahiranya dari 18 Agustus menjadi 1 Juni 1945

Bukan aku gak bercermin, bukan aku sok pahlawan kesiangan, bukan pula aku berotak kerbau, bukan lagi berjuang secara konyol, tanpa sadar, tidak perhitungan dan membabi buta sendiri.

Saudara /i ku sebangsa dan setanah air, tak perlu saya  sebutkan  satu persatu, siapa yang harus bertanggung jawab atas penyelewengan sejarah bangsa Indonesia terkait penetapan hari peringatan kelahiran Pancasila diubah menjadi 1 Juni  1945?

Paham dan sadarkah ini berarti pelecehan terhadap kedudukan dan posisi TUHAN berada pada tingkat paling bawah (usulan bung Karno)m

Sudah sejak dulu hingga tahun kemarin banyak para tokoh dan ulama mengingatkan pelencengan sejarah ini, dan pada tahun ini tidak ada perubahan tanggapan pemerintah, tapi faktanya tidak ada reaksi yang signifikan dari kita semua, cenderung diam tak berkutik, sehingga dengan leluasa Rezim berani menentang kita semua.

Jokowi berani karena tidak sendirian, ironinya mereka tak kunjung sadar atas pengkianatan itu.

Pancasila lahir 1 Juni 1945, berdasarkan usulan bung Karno, yang berbunyi :

1. Kebangsaan Indonesia

2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan

3. Mufakat atau Demokrasi

4. Keadilan sosial

5. Ketuhanan

Pancasila Kelahiran 22 Juni 1945  ( Piagam Jakarta, Konsensus Nasional , para Pendiri Bangsa ), berbunyi :

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk  pemeluknya

 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan / perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila, lahir 18 Agustus 1945, final, disempurnakan dengan usulan dari rakyat Indonesia bagian Timur ( menghilangkan kata kata menjalankan syariat Islam bagi pemeluk pemeluknya ) pada Sila Pertama, berbunyi :

1.Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

3. Persatuan Indonesia

4,  Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Hal di atas menunjukkan betapa bobroknya mental rezim Jokowi karena telah dengan terang terangan melencengkan sejarah sebenarnya, bahkan sengaja merendahkan hakikat Ketuhanan yang Mahakuasa, dengan kata lain menganggap bahwa Tuhan bukan sebagai landasan bekerja, berbakti dan mengabdi kepada agama, negara dan bangsa, yang ini layak diduga dengan azas praduga bersalah.

Kenapa Menkopolhukkam, Menag, Kapolri dan Panglima TNI tidak bersikap?

Ini bukan hal remeh, sebagai penjaga kedaulatan negara dan pemelihara ketertiban dan keamanan masyarakat Indonesia sekaligus sebagai garda terdepan dan benteng terakhir NKRI, seharusnya seluruh stake holder pemerintah mengantisipasi dan bersikap tegas tentang penetapan 1 juni sebagai peringatan hari kelahiran Pancasila adalah salah besar,  (sangat signifikan dengan kemunculan kekuasaan paham komunis).

Sekali lagi, marilah kita sungguh sungguh menyikapi pelencengan sejarah ini, terutama kepada TNI POLRI harus bersikap tegas untuk melawan dan meluruskan kebobrokan ini.

TNI POLRI harus menunjukkan kepada rakyat untuk menumbangkan dan memusnahkan peristiwa ini, tidak pelu takut dan ragu bahwa penerapan itu sebagai isyarat  kekuasaan paham komunis atas berjalanya roda pemerintahan negeri ini.

Tak kalah penting para ulama, habaib, kyai, umat dan para tokoh agama yang harus berani bersikap, jangan hanya show of force, rame rame tanpa hasil konkrit yang signifikan, tunjukkan Amar makruf nahi munkar, hidup mulia mati sahid, kapanpun kita bisa mati, dan siap mati dalam menjunjung tinggi, membela dan menegakkan agama, bangsa dan negara.

Hanya dengan jalan People Power kelahiran Pancasila dapat diluruskan kembali menjadi 18 Agustus 1945.

Hayoo, kita semua harus paham dan sadar, jangan dibiarkan pelencengan sejarah ini (yang bermakna besar, signifikan, yang merendahkan dan melecehkan kebesaran TUHAN), tumbangkan rezim biadab, jangan enak enak  berpangku tangan dan abai.

Percuma kita hidup hanya bersemangat ngomong doang, tunjukkan bangsa Indonesia adalah bangsa yang berpandangan Nasionalis Religius dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika sebagai basis persatuan dan kesatuan bangsa menuju perubahan dan perbaikan  NKRI masa mendatang.

Ingat, Pancasila merupakan landasan idiil negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia, jangan sembarang dilecehkan, malu kita kepada bangsa bangsa lain didunia, tumbangkan dan lengserkan rezim Jokowi yang membawa kesesatan bangsa Indonesia.(*)

1500

Related Post