Isa Anshari Masyumi dan DN Aidit PKI Semeja Makan, Lho?

(Photo Isa Anshari, kiri, DN Aitdit, kanan, di kantin DPR lapangan Banteng th 1957)

Oleh Ridwan Saidi Budayawan 

KALAU pertemuan Rocky Gerung dan LBP yang lanjut dengan podcas, banyak orang bisa menerka. Begitu pun pertemuan ocky dan Walkot Solo, tak sulit untuk dipahami. Ehem ehem aku tahu la, kata orang-orang angkatan 50. Tapi, tak mudah menerka latar belakkang dan motif bertemunya Kyai Isa dan Aidit yang keduanya berasal dari partai-partai yang berlawanan. 

Media hanya memuat photo  tanpa spekulasi tujuan pertenuan mereka.

Kalau reaksi publik atas berita  bertebar, bagaimana ini bisa terjadi , apa karena etika dihormati hingga walau partai dan keyakinan bertabrakan duduk semeja OK saja? 

Yang harus dijernihkan Aidit itu orang Bangka atau orang Sumbar yang pindah ke Bangka? Kalau Kyai Isa orang Minang. 

Nama Aidit semula diketahui Dja'far Na'im lalu DN Aidit yang dikatakannya sebagai Dipa Nusantara Aidit.

Seandainya Dja'far bin Naim bukan Minang, saya kehilangan dasar untuk memberi alasan keakraban mereka berdua.

Atau mereka semeja makan karena soal teknis saja. Kantin DPR,  kantor Kemenkeu sekarang, sempit. 

Isa Anshari orator Masyumi yang hebat. Pada tahun 1956 Kyai Isa pidato dalam rapat akbar di Taman Wijaya Kusuma, Istiqlal sekarang, Kyai risau anak-anak muda keranjingan rock 'n roll.  Sudah dua bulan film Billl Haley Rock Around the Clock diputar di bioskop-bioskop Jakarta a.l di Astoria di Jl Pintu Air. "Bayangkan film rock 'n roll diputar di bioskop yang berjarak ratusan meter saja dari Istana", kata Kyai Isa dalam pidatonya.

Pada era Orde Lama rock 'n roll juga digasak.

Route  politik terkadang menempuh potongan jalan zig zag. (RSaidi)

337

Related Post