Kata Pakar Asing: Betawi Turunan Budak
Oleh Ridwan Saidi Budayawan
Tulisan Lance Castle Betawi Turunan Budak, potong leter BTB, ditulis tahun 1976, tapi baru tahun dua ribunan pakar berjubel-jubel menggemakan BTB.
Kesimpulan Castle diambil dari 2 sensus bikinan Belanda:
1. Sensus 1667. Tak ada segmen Betawi. Malah budak ada
2. Sensus 1930 muncul segmen Betawi 60% dari penduduk Batavia 1,8 juta. Sedangkan segmen budak tak ada.
Populasi Betawi begitu banyak dari mana kalau bukan dari budak. Begitu logika Castle.
Ini dasar yang dipakai untuk comot kesimpulan Betawi turunan budak.
Pada tahun 1956 muncul tulisan orang bernama Mimin Saleh dalam buku Jakarta 434 tahun dimana pakar adat Prof DR Sukamto juga menggelar imajinasinya HUT Jakarta 22 Juni 1527. Padahal saat itu yang gunakan penanggalan Masehi baru migran Greek dan Portugis. Menjadi pertanyaan tanggal Masehi yang dipakai pak Doktor dikonversi dengan penanggalan apa?
Ada pun Mimin Saleh menulis tentang Betawi yang maknanya, menurut dia, bau tinja. Entah apa maksud orang ini menulis soal begini. Betawi bahasa Armenia: gerbang.
Dalam debat saya vs Castle di muka umum bulan puasa 2003, saya katakan lokasi sensus itu di pulau Onrust dimana sejak 1619 Belanda oleh Syahbandar Aria Rana Manggala disuruh diam disitu dan di Kalimati yang oleh Belanda disebut Binnenstad.
Native Batawi berhuni di seluruh Jacatra kecuali di kedua tempat itu.
Castle bungkam. Yang marah ke saya malah seorang pakar UI, Prof Castle 'kan lagi sakit, jangan digituin dong, katanya.
Saya jawab, kalau dia atit (sebutan manja untuk sakit) kenapa dia di mari?
Itulah intelectual exercise yang saya alami di sini. Banyak pendapat dikeluarkan tanpa dukungan argumentasi. Orang yang disebut akademisi sering juga begitu. (RSaidi)