Kebayuran
Oleh Ridwan Saidi Budayawan
KEBAYURAN dari Bayur. Bayur jenis jati ringan. Banyak disukai untuk bangunan rumah. Apalagi untuk daun jendela dan pintu.
Pada tahun 1905 Belanda potong 110.000 batang jati bayur. Bekas lahan ditanami pohon karet.
Topinim Kebayuran (Lama) masih kuat nativity-nya. Simprug, countur tanah, Rawa Blong , hunian lapang, Kemandoran, mandor nomenclatur kepala kampung, Senayan, pemakaman, yang resapan Ciledug, Che Le Dug, nama orang, Palmertah. Palmyra, kota tua di Asia Barat.
Tahun 1948 pemerintah pendudukan Belanda memodernkan sebagian Kebayuran yang dikenal sebagai Kebayuran Baru.
Pemborong Centraal Stichting Wederopbouw (CSW) 27 Desember 1949 serah kedaulatan. Pemkot Jakarta Suwiryo lanjutkan sampai 1950. Final di tangan walkot Syamsurijal 1951-53.
Pembangunan Kebayuran Baru dari era pendudukan lanjut ke era NKRI berjalan tertib tanpa heboh gembar gembor dan tanpa pula memakai mistak-mistik. Sama dengan pembangunan kompleks Senayan. (RSaidi).