Ketika Surya Paloh Menebus Dosa

ISLAM tidak mengenal dosa waris, tetapi Islam juga mengajarkan sebelum ajal datang bersihkan diri kita dari dosa-dosa kita. Apalagi dosa kita membuat orang banyak jadi sengsara dan menderita. Inilah yang dilakukan oleh Surya Paloh yang dikenal oleh adik-adiknya sesama aktivis dengan panggilan Bang SP.

Beliau di samping sebagai aktivis juga sebagai pengusaha sukses serta sebagai bos media. SP termasuk salah satu orang pendukung Jokowi hingga menjadi presiden. Karena beliau sebagai pendukung, maka media dia menjadi media pendukung utama Jokowi, sehingga kita yang gak suka langsung menghilangkan Metro Tipu dari  channel di TV kita di rumah. Kita gak bilang Metro Tivi tapi Metro Tipu karena sebagai pendukung Jokowi secara membabi buta.

Tapi inilah hukum alam persahabatan yang dibungkus dengan kemunafikan dan kebohongan yang besar terutama kepada khalayak ramai (baca; rakyat) tidak akan berlangsung lama apalagi abadi. Tidak ada persahabatan yang dilandasi kemunafikan bisa awet. Pernikahan saja yang dilandasi kemunafikan bisa bubar apalagi hanya persahabatan? Malah akan terjadi permusuhan yang panjang. Ini yang dialami Bang SP saat ini. Setelah menyesali diri bahwa selama ini beliau mendukung orang yang salah jadi presiden. Maka beliau canangkan niat di dalam hati untuk memperbaiki diri di sisa umur ini. Karena kita gak tahu kapan umur ini akan berakhir. Beliau hanya pingin dikenang selepas habis kontrak hidupnya dengan Allah dikenang bahwa beliau pejuang demokrasi sejati karena Allah. Dan ini dikenang oleh anak cucunya.

Pencanangan inilah yang mendasari beliau mencalonkan Anies Baswedan sebagai presiden dan berkoalisi dengan PKS dan Partai Demokrat. 

Pertarungan bathin yang dialami Bang SP bukan gampang. Coba bayangkan beliau yang sebagai pendukung utama Jokowi jadi presiden dan beliau juga telah mengambil benefit atas dukungan itu tapi di saat mau berakhir rezim ini tiba-tiba Allah membolakbalikkan hati Bang SP sehingga beliau berpaling ke lain hati yang menjadi musuh besar rezim laknat ini yakni mencalonkan Anies.

Maka mulai di sini Allah uji kematangan Bang SP di sisa umur ini. Kuat apa gak. Berbagai ancaman diberikan melalui agen-agen penghuni Istana laknat sampai bujuk rayu yang tidak sedikit dalam jumlah rupiah yang besar (triliunan) agar mencabut dukungan kepada Anies. Tidak juga Bang SP bergeming. Ini aktivis bukan kaleng-kaleng. Ini putra  Aceh yang tak gentar dengan segala ancaman dan tidak goyah dengan bujuk rayu cuan karena beliau udah kaya tajir melintir dan udah jadi Sultan media. Maka saat Sekjen partai Nasdem Jhoni Plate ditangkap beliau bilang Keiagung jangan tebang pilih. Tangkap juga dari kanan dan kiri atas  bawah yang terlibat di kasus korupsi Kemoninfo ini. Karena beredar berita suaminya Puan Maharani dan Hasto Kristiyanto, Sekjen PDIP juga turut menikmati uang korupsi BTS itu.

Rakyat tinggal mau nunggu apakah Bang SP akan mengemis pada Jokowi atau akan melawan dengan cara yang bijaksana. Ini tergambar dari lagu dangdut Bang SP di you tube bahwa Bang SP masih punya perasaan karena beliau juga dulu pernah jadi pencinta Jokowi. Tapi sekarang kita telah ambil jalan berbeda. Dan mari bersaing secara fair. 

Kalau menurut rakyat, Bang SP harus lawan kedzaliman ini all out. Bang SP baru terasa kedzaliman rezim laknat ini belum berumur setahun, tapi rakyat telah merasakan hampir mau masuk 9 tahun.

Usaha Bang SP diganggu dan anak buah di partai dikriminalisasi diborgol serta calon presiden diganggu terus agar gagal ikut kontestasi Pilpres. Dengan begitu mau baik-baik saja sama rezim laknat ini? No Way.

Hajar Bang SP, rakyat akan mendukungmu. Giliran Anies menjadi presiden nanti maka insyaAllah hotel prodeo Nusakambangan masih kosong dan luas. Dan lepas ikan HIU macan di sekitar situ di samping-samping penjara. Inilah cara Allah membalas manusia yang suka mendzalimi sesama manusia dengan tipu muslihatnya dan ketamakannya.

Nuun walqolami wamaa yasturuun. Wallahul muwaffiq. Wallahu A'lam.

Oleh MOH. NAUFAL DUNGGIO (Aktivis dan Ustadz Kampung)B Bekasi, 240523.

888

Related Post