Musisi Doddy Hermanto: Musik dan Teknologi Keniscayaan
Jakarta, FNN - Hari Musik Nasional Tahun 2022 masih diwarnai kondisi keprihatinan, karena masih berlangsung di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Hampir tiga tahun Covid-19 mengganggu aktivitas masyarakat, termasuk kegiatan musik nasional.
Menurut musisi Doddy Hernanto, kondisi pandemi seperti memaksa para musisi, tidak ada pilihan lain agar siap memasuki era baru yang serba mengandalkan teknologi internet.
"Suka atau tidak suka, revolusi digital tidak bisa dihindari, meski masalah rasa yang tidak bisa digantikan,", tutur gitaris one finger, kepada FNN, di Jakarta, Sabtu, 12 Maret 2022.
Menurut gitaris yang akrab disapa Mr D, kini sudah tidak zaman lagi musisi harus tampil di panggung lalu mengumpulkan masa. Zaman kejayaan musisi aksi atau show di panggung cenderung berisiko tinggi dan akan memicu covid-19 yang kini variannya semakin banyak. "Bukankah pertunjukan musik kini kebanyakan secara daring hybrid?"
Menurut pria yang tinggal di Surabaya itu, para musisi termasuk para seniman lain, harus sungguh-sungguh memanfaatkan teknologi sebagai keharusan agar terus eksis diterima pasar. "Berkarya dan terus berkreativitas adalah kunci mati tidaknya dalam menghadapi pasar musik yang ketat," ujarnya.
Sedangkan terkait peran teknologi dan musik itu, Doddy Hernanto berupaya mempersembahkan QR Art kepada para seniman dan para pencipta lagu kebangsaan Indonesia. Langkah kreativitas itu, antara lain bertujuan mengeksplore sekaligus mengingatkan rakyat kembali tentang maestro para pencipta lagu kebangsaan Indonesia dalam balutan teknologi QR Art.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Bung Karno mengingatkan, jangan sekali-kali meninggalkan sejarah," tuturnya.
Mengutip ahli saraf Massachusetts Institute of Technology (MIT), otak dapat mengindentifikasi gambar yang dilihat hanya dalam 13 milidetik. "Statistik telah menunjukkan, visual diproses 60.000 kali lebih cepat di otak ketimbang teks," kata Doddy.
Jadi Doddy mengingatkan, agar para musisi dan seniman tidak putus asa, harus bergairah dan ramah memanfaatkan teknologi informasi. Sebab, keadaan telah berubah. Faktanya, dunia pendidikan termasuk di tanah air juga berubah. Sekolah dan kampus-kampus tetap melakukan daring.
Selama pandemi, Doddy sudah memamerkan karya QR Art - nya secara virtual melalui ragam medsos (media sosial) dan dapat ditengok di @sabakdigital https://instagram.com/sabakdigital?r=nametagserta media-media lain yang sudah terverifikasi.
Menyinggung soal QT Art dan musik Doddy berpendapat, QR Art adalah satu jejak rekam digital yang penting juga bagi dunia musik. Ia telah membuat sebanyak 9 QR Art yang khusus dipersembahkan bagi para musisi atau pencipta lagu kebangsaan Indonesia. (BS).adi Doddy mengingatkan, agar para musisi dan seniman tidak putus asa, harus bergairah dan ramah memanfaatkan teknologi informasi. Sebab, keadaan telah berubah. Faktanya, dunia pendidikan termasuk di tanah air juga berubah. Sekolah dan kampus-kampus tetap melakukan daring.
Selama pandemi, Doddy sudah memamerkan karya QR Art - nya secara virtual melalui ragam medsos (media sosial) dan dapat ditengok di @sabakdigital https://instagram.com/sabakdigital?r=nametag serta media-media lain yang sudah terverifikasi.
Menyinggung soal QT Art dan musik Doddy berpendapat, QR Art adalah satu jejak rekam digital yang penting juga bagi dunia musik. Ia telah membuat sebanyak 9 QR Art yang khusus dipersembahkan bagi para musisi atau pencipta lagu kebangsaan Indonesia. (BS).