Tembok Ratapan di Jalan Tongkol, Arkaeologi Jakarta (VI)
Oleh Ridwan Saidi Budayawan
Situs Tongkol terletak di Jl Tongkol di selatan Jl Lodan. Titik temu kedua jalan; itu di jembatan menuju menara Syahbandar.
Tongkol bukan nama ikan. Fonetik tongkol dan dongkol berdekatan. Maknanya juga semirip.
Tongkol itu ratapan sedangkan dongkol keki atau jengkel.
Petunjuk ke arah situs Tongkol datang dari nama Syahbandar Kalapa abad XVII awal sebelum dan sesudah berdiri VOC Aria Rana Manggala (see: van der Zee, 1922). Aria ras yang datang dari Asia minor berbatas dengan India. Rana rabi Yahudi. Manggala berkalung tasbih.
Orang Arya kelompok ini darah bukan Jew, ritual Jewish.
Banyak dari mereka pebisnis.
Situs Tongkol terdiri dari 2 unit loji, lihat foto atas. Tembok ratapan dua lapis masing-masing tinggi 4 meter. Kelebaran mungkin 10 meter, kondisinya sudah rusak hingga sulit diukur dengan tepat. Berikutnya Kalasa Saya lorong insan berupa terowongan dari tembokan
Kalasa Saya tempat ritual, dimana bermula jemaat menunggu kedatangan rabi di depan Kalasa Saya. Begitu rabi muncul jemaat bernyanyi:
Chacha mari cha hohoy
Chacha mari cha pong tipong tipong balong.
Chacha panggilan akrab rabi. Pong tipong balong, mari berlindung di tempat aman.
Dengan dipimpin rabi jemaat berbaris satu-satu sambil kedua tangan ditumpu di kedua belah bahu yang di depan. Mereka masuk Kalasa Saya sambil bernyanyi.
Teks lirik asli diadaptasi lagu kanak-kanak Betawi, tapi tak mengubah makna bahkan kata-kata asli masih banyak tersisa.
Wak wak gung
Nasinya nasi jagung
Lalapnya lalap utan
Sarang gaok pu'un jagung gang ging gung
Pit ala ipit kuda lari kejepit - sipit
Bok Eran Bok Eran
Bang Udin mau kawin
Potong kerebo pendek
Potong kerebo tinggi
Gamelan jegar jegur
Ta' em em Ta' em em
Setelah wak wak gung rabi ceramah. Acara dikonci dengan ramai menangis meratap-ratap di Tongkol, tembok ratapan.
Situs Tongkol kata archaeolog adalah benteng (kasteel). Kasteel kok di pinggir kali, ada-ada aja. (RSaidi)