Unri Mengembangkan Radar Surveilans untuk Mengamankan Teritorial Laut Indonesia

Unri saat melakukan uji coba Radar Surveilans sebagai karya Unri dalam hemat biaya produksi jamankan teritorial laut Indonesia. (Sumber: ANTARA)

Pekanbaru, FNN - Universitas Riau bekerjasama dengan PT Radar Telekomunikasi Indonesia (PT RTI) mengembangkan Radar Surveilans untuk mengamankan teritorial Laut Wilayah Indonesia.

"Radar yang telah kita selesaikan ini, merupakan hasil dari penelitian program matching fund yang diterima tahun 2022. Radar ini hasil kerja sama antara mitra PT Radar Telekomunikasi Indonesia (RTI) dengan UNRI dan 10 orang mahasiswa Program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka Unri," kata Dr Yusnita Rahayu ST MEng dari Fakultas Teknik Universitas Riau, dalam keterangan di Pekanbaru, Jumat.

Ia mengatakan itu terkait dirinya menggagas sebuah pengembangan radar buatan sendiri untuk menghemat biaya produksi. Bekerja sama dengan Yussi Perdana Saputera ST MT dari PT Radar Telekomunikasi Indonesia (PT RTI) yang memiliki kemampuan perancangan antena untuk aplikasi radar, tim peneliti mengembangkan suatu Prototype Man Portabla Coastal Surveillance Radar.

Ia menyebutkan, bahwa kolaborasi antara kedua pihak ini terbentuk melalui serangkaian diskusi intensif dengan pembagian tugas masing-masing. Sebagai inisiator dari pihak kampus, Dr. Yusnita bertugas sebagai perancang antena radar bersama mahasiswa dan dosen, sementara Yussi melakukan proses fabrikasi sekaligus menguji kelayakan radar bersama tim PT RTI sebagai mitra Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI).

"Alhamdulillah  dua dari sepuluh mahasiswa MBKM tersebut diterima bekerja langsung di RTI. Radar ini secara praktek dapat menjangkau 40 kilometer deteksi pergerakan kapal laut asing maupun dalam negeri, atau kapal musuh yang akan datang ke wilayah teritorial Indonesia," kata Yusnita.

Minggu lalu, Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) menghubungi dirinya dan mereka bersedia memanfaatkan produk radar ini untuk menjaga keamanan teritorial laut Indonesia khusus di Kota Dumai.

Keberadaan radar ini dibutuhkan, katanya, karena Indonesia merupakan negara yang sangat luas di mana sebagian besarnya merupakan laut. Sebagai negara maritim dengan belasan ribu pulau, Indonesia terhitung memiliki jumlah radar yang terbatas.

Namun demikian, radar sebagai alat surveilans bukan alat yang murah dan untuk memperbanyak radar, dibutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Matching Fund, katanya, melalui program Kedaireka Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), membantu proses perancangan serta pembuatan prototipe di mana pada akhir program MF, prototipe Man Pack Surveillance Radar (MPSR) radar sudah selesai diproduksi dan diuji oleh tim industri dan tim akademis.

Sekjen Kemendikbuddikti I.r Suharti MA PhD, mengatakan selamat dan luar biasa dengan kerja keras bisa menjalin kerja sama dan manfaat luar biasa atas penelitian yang dilakukan oleh Yusnita bersama Tim, yang bisa menghasilkan suatu alat yang berguna untuk Indonesia demi menjaga keamanan negara ini.

"Luar biasa, kalau ada dosen yang berprestasi usulkan saja kenaikan pangkat luar biasa, agar teman-teman lain terinspirasi untuk meningkatkan keilmuannya melalui penelitian untuk kemajuan negara ini," kata Suharti.(sof/ANTARA)

237

Related Post