Bangun Ibu Kota Baru, Luhut Berpaling ke Negeri Kadrun
Jakarta, FNN – Pada saat publik ramai-ramai membahas soal penundaan Pemilu 2024 ke 2027, Menko Maritim dan Invetasi Luhut Binsar Padjaitan justru terbang ke Arab Saudi pada (3/3/2022). Ia bertemu dengan putra Raja Arab Saudi Pangeran Mohammed Bin Salman di Riyadh untuk menjajaki sejumlah peluang investasi.
Luhut mengaku sangat berkesan mendapat sambutan hangat dari Mohammed bin Salman. "Dalam menjalin hubungan baik dengan siapapun, kesan pertama haruslah dibuat sebaik mungkin. Memang ini bukan kali pertama saya diberi tugas oleh Presiden Joko Widodo untuk berkunjung ke Arab Saudi, namun ini adalah kali pertama saya diterima dengan begitu hangat oleh Putra Mahkota Kerajaan, Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdulaziz atas undangan langsung dari beliau," tulis Luhut.
Luhut mengaku merasa senang ketika disambut langsung oleh Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman. Terlebih lagi ketika ternyata mereka sama-sama bersepakat untuk memperkuat lagi hubungan bilateral antara Republik Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi.
"Saya juga menceritakan betapa Indonesia saat ini sudah banyak kemajuan, selain saat ini kami sedang bersiap-siap untuk pembangunan Ibu Kota Negara Baru. Saya juga sampaikan bahwa kami sangat terbuka dengan kerja sama dalam hal energi baru dan terbarukan hingga kerja sama dalam hal pelestarian lingkungan hidup," kata Luhut.
Benarkah Arab Saudi akan membantu membangun IKN? Ini pertanyaan serius dari Hersubeno Arief dalam perbincangan dengan Agi Betha di Channel Off The Record jaringan FNN, mengingat saat ini Arab Saudi sedang berusaha melepaskan diri dari ketergantungan minyak.
“Mereka sedang menggalakkan pariwisata, menggenjot wisata religi, yakni haji dan umroh. Umroh yang saat ini sekitar 19 juta akan digenjot hingga 50 juta,” kata Hersu.
Indonesia lanjut Hersu adalah penyumbang haji dan umroh terbesar. Yang juga digenjot dari India dan Turki. Tak hanya itu, Saudi saat ini sedang membangun 2 kota baru di dekat Laut Merah. Investasi menghabiskan anggaran sekitar Rp 6600 triliun. Otoritas Saudi berharap orang-orang datang ke Arab tak hanya ke Makkah atau Madinah, tapi bisa ke sekitar Laut Merah.
Oleh karena itu, layak dipertanyakan apakah betul Arab Saudi tertarik membangun IKN, sementara mereka sedang fokus membangun negerinya.
Tak hanya itu, selama 10 tahun terakhri Arab Saudi juga mengalami defisit anggaran lantaran dihajar pandemi Covid-19. Tahun ini baru mulai bangkit. Artinya Saudi saat ini belum pulih perekonomiannya.
Sementra Agi Betha menegaskan bahwa pendapatan dari haji, Kerajaan Arab meraup sekitar Rp 15 triliun, dan umroh Rp 40 triliun. Mereka sedang bersaing dengan Abu Dhabi, Qatar serta negara-negara di sekitarnya.
Di sinilah kata Agi para crazy rich dunia berlibur. Negara Arab kini menjadi pilihan untuk menggelar pesta, seperti halnya Ronaldo baru-baru ini. Arab tidak mau kalah dengan negara-negara sekelilingnya, makanya Saudi membangun Kota Apung di Laut Merah. Artinya, mereka saat ini sedang butuh uang banyak.
Luhut kata Agi, sebelumnya juga pernah bertemu Pangeran Salman, sebelumnya lagi juga ketemu Mohammed Bin Zayed. Amerika, Inggris dan Eropa juga minat membantu membangun IKN, tetapi sebatas minat, mereka juga sedang sulit. Akhirnya berpaling pada negara-negara Arab yang olh buzzer dicela dengan sebutan Kadrun.
Para buzzer selalu menuduh semua yang berbau Arab sebagai Kadrun, tapi anehnya Luhut minta-minta ke negeri Kadrun.
Hersu menyarankan semua hal yang positif mustinya jangan dinyinyiri. Yang namanya invetasi jangan dilihat dari mana asalnya, mau dari Cina maupun Arab. Semua negara saat ini sedang sulit mencari investor. “Konyol kalau buzzer selalu memelihara perpecahan,” pungkasnya. (ida)
Simak perbincangan lengkapnya di Off The Record Channel.