Banjir Jateng Lebih Parah dari Jakarta, Cebong Tutup Mata, Telinga, dan Hati
Jakarta, FNN – Belum reda banjir di ibukota Jawa Tengah, Semarang, kini banjir besar melanda wilayah Kabupaten Purworejo. Belum ada bantuan dari pemerintah, yang ada hanya solidaritas warga seikhlasnya.
Tampak ada sikap yang berbeda dari masyaraat kita akibat dari keterbelahan kronis yang melanda bangsa ini. Ketika banjir terjadi di Semarang dan Pantura serta kota-kota lain di Jawa Tengah, tidak ada komen sama sekali, atau bahkan bully-membully seperti yang terjadi di Jakarta.
Pengamat politik Rocky Gerung menegaskan bahwa kalau kita bersihkan politik dan menjadi terang, dengan sendirinya percebongan juga berhenti. Karena cebong selalu memanfaatkan politik yang gelap untuk mengambil keuntungan
Dari sisi ekologis, Rocky melihat bahwa topografi Jakarta adalah rawa-rawa besar berbeda dengan Semarang.
“Ratusan tahun lalu Jakarta adalah rawa-rawa. Jadi, habitat ekologisnya memang di Jakarta karena itu pertemuan banyak sungai menjadi rawa-rawa. Kemudian dia berubah menjadi gorong-gorong, habitatnya juga sama. Cebong itu suka bersembunyi di wilayah-wilayah gelap. Begitu ada terang dikit kehilangan kesadaran cebong itu,” paparnya kepada wartawan senior FNN, Hersubeno Arief dalam kanal YouTube, Rocky Gerung Official, Rabu, 01 Juni 2022.
Masyarakat tentu gembira karena yang kita dorong ketika terjadi bencana bukan soal bully membully, tapi bagaimana solidaritas di antara rakyat yang tetap kita bangun. Kalau di Jakarta terbeda, baru ada genangan saja bully-annya luar biasa.
“Jadi, kalau kita bersihkan politik dan jadi terang, dengan sendirinya percebongan juga berhenti. Karena cebong selalu memanfaatkan politik yang gelap untuk mengambil keuntungan,” tegasnya.
Untuk diketahui, hujan deras mengguyur Kabupaten Purworejo sejak Selasa (31/5) sore hingga Rabu (1/6/2022) pagi. Sejumlah titik pun terendam banjir dengan ketinggian air berkisar 30 centimeter hingga 1 meter.
"Yang terdampak banjir ada 17 desa di tujuh kecamatan, namun kini mulai surut. Masih ada 8 desa yang terendam," kata Kepala Pelaksana BPBD Purworejo, Budi Wibowo, saat dihubungi detikJateng.
Sebelumnya PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo membeberkan dampak banjir rob di Semarang akibat jebolnya tanggul PT Lamicitra Nusantara. Banjir rob telah berimbas pada operasional terminal peti kemas (TPK) di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah.
Sedikitnya terdapat 4 kapal yang batal bersandar di terminal dengan potensi kegiatan bongkar muat peti kemas sebanyak 6.000 TEUs. Dengan begitu, TPK Semarang terpaksa melakukan buka tutup pintu terminal lantaran akses masuk terhalang oleh air laut.
BMKG sebelumnya memperkirakan rob akan terjadi di area pesisir pantai utara Jawa mulai 20 Mei hingga 25 Mei 2022.
Adapun jebolnya tanggul PT Lamicitra Nusantara menyebabkan air rob menjadi semakin tinggi dan berdampak pada aktivitas operasional pelabuhan. Jika tidak ada tanggul yang jebol, sistem pompa milik Pelindo diklaim mampu menangani hingga ketinggian pasang 130 cm. (sof, sws)