Beos Turki
Oleh Ridwan Saidi Budayawan
Beos itu Bey Os, hunian orang Turki. Sebelah baratnya Asemka. Asem bisa dari Achem, tempat di Afro utara, atau asem yang kita kenal. Toponim Asem di Jakarta ada beberapa. Gg Asem di Kampung Brok, Kota. Asem Lala di Jakarta Pusat, Asem Reges di Sawah Besar, dan Asem Baris.
Di samping selatan Beos Petak Baru membentang dari Glodok hingga Pinangsia. Pinangsia itu financien, keuangan.
Beos ke utara lapangan Stadhuis.Lokasi Beos memang strategis. VOC memilihnya untuk tempat perayaan Tahun Baru.
Apes hopeless. Pada perayaan tahun baru 1/1/1629 orang yang datang ramai nian. Mevrouw en Meijses berdandan se-cantik-cantiknya. Musik mars memeriahkan. Serdadu siap-grak.
Tiba2 pasukan Sultan Agung dengan puluhan gajah menyerbu. Perempuan Belanda menjerit-jerit, apalagi mereka baru tumben lihat gajah. Serdadu VOC kocar-kacir.
Sejak itu lapangan Beos jadi taman, sejak busway, jadi terminal.
Pada tshun 1950-an Glodok-Pancoran jadi Pasar Malam menyambut Imlek Sin Tjun Kiong Hie. Siao Tje (gadis) senyum2 sembari belanja kembang sedep malam. Ada juga yang duduk-duduk bersama si Kokoh bari makan kue Tiong Tju Pia dan seruput es Sanghai.
Yang menikmati pasar malam pun pelbagsi warga.
Di waktu pagi udara terang
Tukang begadang masi celentang
Kalaulah malem dituker siang
Rejeki liwat dipatil
sembilang
(RSaidi)