Biaya Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bengkak, Pemimpin Berikutnya Bisa Membatalkan
Jakarta, FNN - Proyek kereta Jakarta-Bandung yang digarap konsorsium perusahaan Indonesia-China kini tersandung masalah. Proyek ini seharusnya rampung pada 2019, namun diperkirakan baru selesai pada pertengahan 2023. Biaya pembangunan pun membengkak.
Demikian perbincangan wartawan senior FNN Hersubeno Arief dan Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan dalam kanal Youtube Hersubeno Point, Selasa (2/8/22) di Jakarta.
Anthony memprediksi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung berpotensi mangkrak. Apalagi adanya pembengkakan biaya proyek sebesar 8 miliar dolar AS dari sebelumnya 6,07 miliar dolar AS bakal menjadi sengketa antara Indonesia dan China.
Pihak China sulit menanggung biaya yang bengkak lebih dari 30%, apalagi kalau tanpa alasan dan perhitungan yang jelas.
“Nah, sekarang maka pihak China minta Indonesia yang menanggung seluruh pembengkakan biaya tersebut 100%. Namun, Indonesia tidak bisa menanggung 100% karena ini proyek patungan, di mana kepemilikan Indonesia hanya 60%,” ungkap Anthony.
Jika Indonesia menanggung seluruh pembengkakan biaya proyek ini sama saja dengan merugikan keuangan negara, berarti termasuk tindak pidana korupsi. Siapa yang mau jadi korban?
Proyek ini terancam dispute berkepanjangan, dengan kemungkinan deadlock, tidak selesai hingga pemilu dan pilpres 2024. Kalau ini terjadi, DPR dan presiden yang akan datang kwmungkinan besar akan meninjau ulang proyek ini.
“Kalau sampai ada indikasi penyimpangan, mungkin pemerinthan yang baru bisa minta proyek dibatalkan, seperti di Malaysia. Pertanyaannya siapa yang harus bertanggung jawab?” pungkasnya. (Lia)