Che Putat, Che Liwung dan Che Guevera.
Oleh Ridwan Saidi Budayawan
Pakar sejarah domestik heran belaka kalau kita sebut migran pertama yang masuk Indonesia orang Maya. Ini pendapat Prof Kern tahun 1951 setelah memperbandiingkan 11 bahasa yang digunalkan di wilayah Indo Pacific. Menurut Kern orang Maya masuk Indonesia 3050 tahun yan lalu, atau abad XI SM. Pakar menebak migran India yang duluan dan mereka datang IV M. Sejatinya Indian muslim masuk XI M dan India non-muslim thn 1887 via Medan.
Jejak Maya terutama pada toponim.
Kali Sedane menjadi Cisadane, Kali Tarum mernjadi Citarum, Kali Wahanten menjadi Ciwahanten.
Ci dari che partikel Maya berfungsi penghormatan. Orang Maya menghormati sumber penghidupan.
Kata Kang Tebak-tebakan Ci dari Cai air. Cilandak tak ada airnya.
Ciputat? Che Putat. Flora 'kan? Cideng atau Che Deng orang. Merekalah yang tentukan apa yang dihormati dan tidak. Che Guevera dihormati karena perjuangannya.
Siapa yang menghormati Pablo Escobar yamg menggunakan hasil jual beli candu untuk kendalikan pemerintahan. Semua capres diongkosi, yang menang siapa pun di saku Escobar.
Di Karawaci, Tangerang, ada makam Syekh Yussa penyebar tauhid abad V M. Di makam dan sekitarnya banyak pohon bencongan, tapi tanpa Che. Di Pulo Mesigit Lemah Abang Karawang di makam Syekh Siti Jenar VII/VIII M banyak pohon Rengas, juga tanpa Che. Di Jakarta Pusat pernah ada pemakaman lMangga Dua lalu digusur dan jadi pertokoan .
Dalam konteks ini mangga flora. Dua? Lebar. Mangga Dua buahnya lebar tidak bundar tapi kecil. Disebut juga Mangga Kecipet. Tidak pqkai Che. Tak pantaslah masa' Che Kecipet.
Pohon makam tak berbuah atau buahnya kecil.
Maka cuma Putat yang memakai Che. Ciputat mungkin pernah pemakaman.
Banyak pakar yang tidak mengerti sejarah peradaban Indonesia. Seharusnya mereka mengerti peradaban Indonesia terbentuk tak luput dari sumbangan peradaban bangsa-bangsa di dunia: Maya, Egypt, Afro berbahasa Swahili. Bangsa-bangsa Asia minor, Inca, Arab, Greec. Pakar tahunya India dan terutama China. Dan ini merembet ke politik. China hebat lu. (RSaidi)