Di Pinggir Kayangan
Oleh Ridwan Saidi Budayawan
KTT Menlu G20 berakhir begitu saja. Menlu Russia Walk Out (WO) pada sidang hari ke-2 secara dramatis. Menlu Rusia menuju podium tinggal dua langkah ia berhenti dan menoleh sidang karena ada interupsi, Why did U start the war? Agaknya Menlu Rusia tak dengar persis, dan oleh yang interupsi pertanyaan sama diulang. Menlu Rusia langsung tinggalkan ruang. Bahkan saat penutupan 9/7/2022 ia pun tak hendak photo bersama. Doswidania. Bye bye.
Menlu Russia merasa diisolasi peserta, Menlu Retno selaku pimpinan sidang sebenarnya dapat peluang bagus untuk berseru: Stop isolasi. Tapi beliau tak lakukan, untung Menlu Rusia cekatan menghibur diri, yang isolasi saya banyak karena terpaksa, katanya.
Entah apa 'yang akan terjadi pada KTT G20 nantinya.
Menlu Retno, seperti juga Jokowi, hanya berseru stop perang tanpa sodorkan sesuatu konsep.
Ini mengulang kejadian bulan Juni 2022 di G7 yang kemudian berlanjut pertemuan bilateral Jokowi-Zalensky dan Jokowi-Putin yang berujung dengan pernyataan Zalensky yang merasa dia dan rakyatnya di-disvalue karena tidak merasa titip pesan damai untuk Putin, dibilang titip. Buktinya? Memang mesti ada, titip sendal jepit di mesjid dapat tanda bukti kardus kecil bernomor. Biasanya kita selipkan di kopiah supaya jangan lupa. Walau akhirnya lupa.
PM India Modi jumpa Putin lebih dulu sebelum Jokowi jumpa Putin.
Modi menyinggung soal perluasan forum kerja sama ekonomi Brazil Russia India China, memotong letternya BRIC. Modi usul BRIC diperkuat dengan Iran dan Afrika Selatan. Kenapa Indonesia tak diajak?
Merujuk pidato Menhan Prabowo di hotel Sangrila Singapore minggu-minggu lalu mestinya Indonesia diajak. Pidato Prabowo keras terhadap Amerika, dan memuji I Tsing VII M yang telah menjalin hubungan dengan Indonesia. Padahal missi I Tsing mencari bajak laut yang tenggelamkan kapal-kapal dagang China. Akhirnya pelaku ditemukan di Coromandel setelah 25 tahun I Tsing mencari dan Kaisar yang memberi perintah keburu meninggal.
Modi sadar bahwa mix-forum macam G20 akan dilumpuhkan.
Memang USA akan mewujudkan forum Indo Pacific dengan "super visi" AUKUS: Australia United Kingdom and United States. Sementara NATO kian diperkuat.
BRIC sampai kini tidak mengajak Indonesia. Dengan Indo Pacific sikap Indonesia tak jelas benar.
Era Romawi dan Persia sudah lama lewat, dimana suatu power system bisa hidup sendiri.
Sejak IX M ketika edaran alat tukar sudah meluas tak mungkin lagi ada power system hidup sendiri di pinggir kayangan sambil memeluk angan2.
Wah. Saya jadi teringat salah satu lagu cantik biduan Malaysia Syarifah Aini: Di pinggir kayangan.
Hancur hatiku. (RSaidi)