Jaksa Agung AS Menyelidiki Temuan Dokumen Rahasia di Rumah Biden

Jaksa Agung Amerika Serikat Merrick Garland berbicara di Washington, AS, Kamis (12/1/2023). Garland mengumumkan penunjukan seorang jaksa khusus menyelidiki penanganan dokumen rahasia oleh Presiden Joe Biden sejak Bidenmenjadi wakil presiden. (Sumber: ANTARA)

Washington, FNN - Jaksa Agung Amerika Serikat Merrick Garland pada Kamis (12/1) mengumumkan penunjukan seorang jaksa khusus untuk menyelidiki cara Presiden Joe Biden menangani dokumen sensitif pemerintah.

Pengumuman itu dilakukan beberapa jam setelah seorang pengacara kantor presiden AS, Gedung Putih, mengungkapkan bahwa tim hukum Biden telah menemukan sebundel dokumen rahasia di rumah sang presiden di Delaware.

Sebelumnya pada Senin (9/1), Gedung Putih mengungkapkan temuan dokumen rahasia di kantor sebuah lembaga kajian di Washington.

Gedung Putih mengatakan dokumen-dokumen itu berasal dari masa jabatan Biden sebagai wakil presiden.

Garland mengatakan Robert Hur, mantan jaksa di Maryland, akan bertugas sebagai jaksa khusus untuk kasus tersebut.

Penunjukan jaksa khusus (special counsel) kadang-kadang dilakukan untuk menyelidiki kasus-kasus yang sensitif secara politis.

Jaksa semacam itu mengemban tanggung jawab tanpa intervensi dari pimpinan Departemen Kehakiman, termasuk Garland --yang ditunjuk sebagai Jaksa Agung AS oleh Biden.

Jaksa khusus terkadang juga menyelidiki kasus-kasus kriminal.

Garland pada November menunjuk jaksa khusus Jack Smith untuk mengawal penyelidikan Departemen Kehakiman terhadap Donald Trump dalam kasus penanganan dokumen rahasia dan upaya membatalkan hasil pemilihan presiden (pilpres) 2020.

Trump, yang dikalahkan oleh Biden, pada November mengumumkan akan mencalonkan diri dalam pilpres 2024.

Seorang jaksa independen –setara dengan jaksa khusus– pada masa Presiden Bill Clinton menyelidiki skandal politik Whitewater dan hubungan intim sang presiden dengan anggota staf Gedung Putih bernama Monica Lewinsky.

Penyelidikan itu berujung pada pemakzulan Clinton oleh DPR AS, meski kemudian dia dibebaskan oleh Senat.

Biden (80 tahun) diperkirakan akan mengumumkan pencalonan dirinya sebagai presiden dalam beberapa bulan ke depan. Temuan dokumen rahasia itu telah menimbulkan kekhawatiran pada dirinya.

Pada Kamis, dia mengatakan kepada pers bahwa dirinya akan berbicara tentang "semua hal itu segera", sebelum membacakan pernyataan tertulis dari Gedung Putih tentang kasus tersebut.

"Seperti yang saya sampaikan awal pekan ini, orang-orang tahu bahwa saya menganggap serius dokumen rahasia, materi rahasia. Saya juga mengatakan kami sedang bekerja sama sepenuhnya dengan Departemen Kehakiman," kata Biden.

Biden mengatakan tim hukumnya menemukan sejumlah kecil dokumen bertanda "rahasia" di ruang penyimpanan dan lemari arsip di perpustakaan pribadinya di Wilmington.

Perpustakaan itu bersebelahan dengan garasinya yang terkunci, kata Biden.

Sebelumnya, Richard Sauber, penasihat hukum Presiden Biden, mengatakan dalam pernyataan pada Senin bahwa materi rahasia ditemukan dalam laci terkunci oleh para pengacara pribadi Biden pada 2 November.

Saat itu, mereka sedang mengemasi arsip di kantor Penn Biden Center for Diplomacy and Global Engagement, sebuah lembaga kajian pada Universitas Pennsylvania.

Beberapa pejabat mengatakan para pengacara Biden menemukan kurang dari selusin dokumen rahasia di dalam kantor itu.

Mereka kemudian mengontak Arsip Nasional AS, badan yang bertanggung jawab atas pemeliharaan dokumen pemerintah, untuk menyerahkan temuan.

Biden mengatakan dirinya "terkejut saat mengetahui ada dokumen pemerintah yang dibawa ke kantor itu" dan mengaku tidak mengetahui isinya.

Dalam kasus Trump, para petugas FBI (badan investigasi federal AS) menggeledah rumah mewahnya di Florida pada Agustus.

Sekitar 100 dokumen berlabel rahasia berada di antara ribuan dokumen yang disita dalam penggeledahan itu.

Biden pada September menyebut cara pendahulunya menangani dokumen rahasia "benar-benar tidak bertanggung jawab".(ida/ANTARA/Reuters)

377

Related Post