Letkol Purnawirawan Ditusuk “Aseng” Hingga Tewas

HH (24 tahun), tersangka penusuk Letkol Inf Purn H. Muhammad Mubin di Lembang.

Bandung Barat, FNN – Tragis sekali nasib Letkol Inf Purn H. Muhammad Mubin (63 tahun). Akmil angkatan 1982, yang terakhir menjabat Dandim 0907/Tarakan, Kalimantan Utara, yang pensiun dini itu ditusuk HH (42 tahun) di depan tokonya di Jalan Adiwarta, RT 01 RW 12, Desa Lembang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Kabar itu beredar di grup-grup WhatsApp sejak Selasa (16/8/2022). Berita ini berasal dari seseorang atas nama Letjen Purn Yayat Sudrajat. Saat ditemukan tewas di dalam mobil pikup itu – ternyata Mubin setelah sempat bekerja di PT Pertamina dan pensiun – bekerja sebagai sopir di perusahaan mebel.

Pagi itu, seperti biasanya, Letkol Mubin mengantar anak bosnya sekolah di TK di Jalan Adiwarta. Sekitar pukul 08.15 Mubin sampai di seberang sekolah TK itu. Ia memarkir mobil pikup itu di depan toko milik HH tadi. Mubin berhenti untuk menyeberangkan anak bosnya tadi.

Rupanya HH yang warga keturunan China itu tak berkenan ada mobil yang parkir di depan tokonya, meski hanya sebentar untuk menyeberangkan anak bosnya itu. Sehingga, “Aseng marah-marah karena parkir di depan tokonya dan menusuk Letkol Mubin yang berada di dalam mobil,” tulis kabar itu.

Kemudian Letkol Mubin menjalankan mobil untuk minta pertolongan, karena darah banyak yang keluar akhirnya dia meninggal dunia.

Konon, ada upaya-upaya Polsek Lembang untuk merekayasa kejadian dengan meminta damai pada keluarga almarhum Letkol Mubin dengan alasan bahwa pelaku orang kuat dan kenal dekat dengan Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi.

“Laporan yang dibuat sangat menyudutkan almarhum (laporan sepihak dari saksi-saksi karyawan Aseng). Salah satu saksi yang kebetulan menyelamatkan anak bos dari Letkol Mubin membantah kesaksian-kesaksian karyawan Aseng tersebut,” tulis Letjen Purn Yayat Sudrajat.

Letjen Purn Yayat mengharapkan dukungan kita semua agar Polisi transparan dalam pengusutan kasus tersebut. “Alhamdulillah pelaku sudah diamankan dan saat ini lagi dilakukan pemeriksaan terkait motif dan sebagainya,” kata Kapolsek Lembang AKP Hadi Mulyana saat ditemui, Selasa (16/8/2022).

Letkol Mubin ditemukan tewas bersimbah darah dengan luka tusukan di sekujur tubuhnya, ia meninggal dunia di bangku kemudi mobil pikap saat hendak menuju rumah sakit.

Menurut kesaksian rekan korban, Restu (24), pagi itu Mubin mengalami luka parah bekas tusukan di bagian leher, dua bagian dada, dan di bagian perut usai cekcok dengan pelaku soal parkir.

Dalam kondisi bersimbah darah, Mubin masih berusaha untuk meminta pertolongan medis dengan mencoba mengendarai mobil pikapnya menuju rumah sakit terdekat.

“Saat itu korban juga sempat menanyakan Puskesmas ke warga sambil mengendarai mobilnya, tak lama dari itu meninggal dunia di dalam mobil,” kata Restu saat ditemui di Mapolsek Lembang, Selasa (16/8/2022).

Baru saja berjalan sekitar 50 meter dari lokasi kejadian, purnawirawan TNI AD ini telah kehabisan darah dan meninggal dunia dengan kondisi mengenaskan. Setelah korban meninggal dunia di dalam mobilnya, mobil warna hitam yang korban kendarai langsung menabrak mobil lain yang berada di depannya.

“Meninggalnya di dalam mobil, saya tahunya dari anak kecil, anaknya bos saya yang sedang jalan di sekitar Jalan Adiwarta,” ujar Restu.

Kanit Reskrim Polsek Lembang, Iptu Sidabuke membenarkan bahwa korban memang sempat mengendarai mobilnya, namun korban langsung meninggal dunia saat perjalanan.

“Korban meninggal dunia saat di perjalanan, setelah itu langsung dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit,” ungkap Sidabuke. Di waktu yang sama, polisi mendapat laporan terkait keributan di lokasi kejadian.

Pelaku akhirnya berhasil diamankan di rumahnya sekitar satu jam setelah kejadian. Polisi masih mendalami apa motif pelaku hingga tega menghabisi nyawa seorang sopir pikap yang bekerja di toko mebel sekitar lokasi kejadian.

Keterangan sementara, aksi penusukan itu bermula dari pelaku yang kesal karena korban parkir sembarangan di gerbang rumah toko. Pelaku kemudian menegur korban dan pecahlah keributan hingga berujung penusukkan.

Korban menerima lima tusukan di tubuhnya. Ia ditusuk pelaku menggunakan pisau dapur yang di bawanya dari rumah. “Korban menerima lima tusukan, dua di bagian leher, dua di bagian dada, dan satu tusukan di perutnya,” ujar Sidabuke kepada wartawan di Lembang.

Korban tidak langsung tewas di lokasi kejadian. Mubin sempat mengendarai mobilnya untuk mencari pertolongan. Nahas hanya mampu melaju 50 meter ia akhirnya tewas karena kehabisan darah.

“Kemungkinan (kehabisan darah), jadi dia sempat maju dulu menanyakan puskesmas di mana. Tapi, akhirnya meninggal dunia setelah maju sedikit,” ujar Sidabuke, seperti dilansir Kompas.com, Selasa (16/08/2022, 16:33).

Sidabuke mengatakan, motif yang melatarbelakangi aksi brutal HH terhadap Mubin karena rasa kesal korban sering menghalangi jalan masuk rumahnya.

“Jadi dugaannya pelaku kesal terhadap korban. Korban ini sering parkir di depan rumah toko (ruko) milik pelaku. Nah jadi terhalang aksesnya. Sudah berulangkali diingatkan tapi korban ini enggak nurut,” ujar Sidabuke.

Menurutnya, kekesalan pelaku memuncak tatkala korban kembali parkir di depan pagar ruko miliknya. Pegawainya kemudian menegur korban namun terjadi keributan.

Pelaku saat itu sedang masak nasi goreng di rumahnya, kebetulan dia sedang pegang pisau. Nah dia keluar rumah karena mendengar keributan, korban dan pelaku cekcok juga. “Karena korban juga melawan akhirnya terjadi penusukan itu,” ujar Sidabuke.

Yang menjadi pertanyaan, mengapa sampai terjadi penusukan? Apalagi Mubin yang berasal dari Desa Randu Watang, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang ini tidak bersenjata pula. Bisa jadi, HH kesal dan menyimpan dendam kepada korban.

“Mubin itu tetangga saya, Mas. Anak Haji Ismail yang diambil anak angkat Haji Muhaimin, Randu Watang. Semoga Panglima TNI juga memberi atensi khusus kepada pensiunan seperti Mubin ini,” ujar seorang warga Jombang kepada FNN. (mth)

670

Related Post