Masnah, Sang Maestro

(Foto Masnah bernyanyi diiringi Gambang Kromong Setia Nada)

Oleh Ridwan Saidi Budayawan 

SUDAH lebih 10 tahun Masnah tiada. Ia seorang maestro penyanyi gambang.

Gambang kromong bukan China tapi musik Indochina, persamaannya dengan gambang kromong pada instrument. Cuma China tak ada gendang/kendang.

China 'kan ada rebab? Yes. Tapi rebab gambamg tiga jenis: te'yan, sukong, kong ahyan.

Tapi pemain gambang 'kan umumnya China benteng? Betul. Apa mereka China daratan? Lidah China benteng Melayu 100%. Bahwa sejak mereka migrasi ke sini XIII M membawa blood China, bisa saja.

Benteng bukan kasteel seperti ditebak-tebak banyak pakar. Benteng bahasa Melayu lama artinya pelosok. Dalam Betawi lama pelojok. Lokasi Neglasari, Tangerang. Kampung Masnah, ditilik dari Poris, Tangerang, adalah benteng.

Memang beberapa arkaeolog Indonesia banyak yang  obsesi kasteel Batavia yang tak pernah ada. Kalau rencana memang VOC pernah bikin di atas kertas.

Lagu gambang ada tiga peringkat:

1. Phobin, klasik

2. Dalem, semi klasik

3. Sayur, pop.

Masnah ahli menyanyikan lagu Dalem semisal Kramat Karem, Kodéhél ari gudempal, Cénté manis dipatok burung.

15 tahun lalu saya bertemu Masnah di Pasar Baru Tangerang pas maleman Imlek. Ia lagi mentas. Saya tanya, apa 'ncim Masnah punya anak didik? Dia jawab, ada dua.

Dia cerita, kalau mau jadi cokek, penyanyi, yang bagus kudu (mesti) banyak puasa dan sering-sering jarah (ziarah) ke makam Emak Dato di Tanjung Kait, Tangerang.

Masnah pergi bersama lagu Dalem. Setelah itu marak lagu Sayur. Baik pop maupun dangdut dimainkan gambang dengan rentak Sayur. Bintang gambang yang bekend saat ini salah satunya Pipit, ia bernyanyi dengan iringan Gambang Sinta Nara dari Kampung Wates, Tangerang.

Rokok keretek

Jato di empang

Yang gemuk pendek, kokoooh...

Yang saya senang. (RSaidi)

250

Related Post