Menorehkan Prestasi dan Menggerakkan Ekonomi Melalui Ajang Borobudur Marathon

Odekta Elvina Naibaho, peraih medali emas bagi Indonesia di SEA Games 2022 di Vietnam, merupakan juara dari Borobudur Marathon 2021. Dok. Yayasan Borobudur Marathon (Sumber: ANTARA)

Semarang, FNN - Ketika ribuan pelari maraton meneteskan keringat dan berjuang untuk menyentuh garis finis, miliaran rupiah berputar mengungkit perekonomian warga sekitar tempat perhelatan adu lari cepat itu.

Uang miliaran rupiah itu berputar kencang dan melumasi gerigi-gerigi mesin perekonomian warga, mulai dari skala usaha mikro, kecil, hingga menengah. Putaran itulah -- mulai dari pralomba hingga pascalomba -- yang kemudian menggerakkan roda perekonomian untuk menopang kesejahteraan di semua lini.

Efek itu pula yang selama ini dirasakan warga ketika lomba lari Borobudur Marathon diselenggarakan. Kawasan Candi Borobudur yang banyak dihuni kalangan UMKM juga mendapatkan rembesan berkah setiap Borobudur Marathon digelar.

Borobudur Marathon digelar sejak tahun 1990. Namun, kala itu dengan nama yang lain dan lebih menitikberatkan pada pencarian dan pembinaan atlet lari.

Dari sisi pembinaan atlet, Borobudur Marathon juga menjadi salah satu event yang bisa digunakan oleh Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) untuk memantau capaian prestasi atlet lari sekaligus melihat munculnya calon-calon pelari andal jarak menengah dan jauh.

Odekta Elvina Naibaho, peraih medali emas bagi Indonesia di SEA Games 2022 di Vietnam, merupakan juara dari Borobudur Marathon 2021.

Borobudur Marathon 2022 bakal dibagi menjadi tiga kategori. Pertama Borobudur Marathon Elite Race 2022 yang digelar pada 12 November dan diikuti 47 pelari papan atas nasional dengan menempuh jarak 42,195 kilometer. Pelari top Betmen Manurung dan Odekta Elvina Naibaho bakal ambil bagian di nomor bergengsi ini.

Kategori kedua, Young Talent, diikuti peserta berusia 20 tahun ke bawah. Mereka bakal adu cepat lari sejauh 10 kilometer pada 12 November. Ketiga, half marathon sejauh 21,0975 km yang akan diikuti oleh 5.000 peserta pada 13 November.

Peserta dibatasi

Meski pandemi COVID-19 mereda, yang ditandai dengan rendahnya jumlah kasus aktif harian penyakit berbahaya tersebut, panitia tetap mengikuti kebijakan Pemerintah Pusat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan demi mencegah penularan COVID-19.

Oleh karena itu, panitia Borobudur Marathon 2022 membatasi jumlah peserta event akbar tersebut, hanya separuh dibandingkan dengan masa sebelum pandemi. Pada tahun 2022, jumlah pelari yang mengikuti lomba dibatasi 5.000 peserta.

Seperti sudah diduga sebelumnya, animo masyarakat untuk mengikuti lomba lari tersebut sangat tinggi. Lebih dari 7.000 orang berminat mengikuti secara langsung adu cepat lari di kawasan Candi Borobudur tersebut.

Karena harus tetap menerapkan protokol kesehatan dan membatasi jumlah peserta, maka panitia hanya menyediakan kuota untuk 5.000 pelari pada Borobudur Marathon 2022. Panitia akhirnya menerapkan sistem undian (ballot). Hanya peserta beruntung yang bisa mengikuti langsung Borobudur Marathon 2022.

Untuk pelari nasional, tentu perlakuannya berbeda. Mereka bisa mengikuti langsung setelah melalui seleksi.

“Saat ini kuota 5.000 peserta sudah terpenuhi. Padahal hingga akhir pendaftaran tercatat sekitar 7.000 peminat,” kata Ketua Yayasan Borobudur Marathon Liem Chie An.


Menyehatkan kembali  ekonomi

Jumlah peserta sebanyak itu bukan saja mengindikasikan populernya olahraga lari di negeri ini, melainkan juga memberi harapan bahwa Borobudur Marathon bakal memberi rembesan ekonomi ke berbagai lini (multiplier effect).

"Ini merupakan event yang ditunggu, menjadi usaha kita bersama-sama untuk menyehatkan tidak hanya raga, tapi menyehatkan kembali ekonomi, sosial, termasuk interaksi sosial pelari dengan masyarakat," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Sport tourism pada Borobudur Marathon menjadi ruang bagi sektor UMKM di sekitar Candi Borobudur untuk mengembangkan ekonomi pariwisata.

Karena memiliki beragam sasaran, Borobudur Marathon 2022 mengambil tema Stronger to Victory, menjadi lebih kuat untuk maju menuju kemenangan. Tema ini merupakan lanjutan dari tema pada tahun sebelumnya yaitu Symphony of Energy atau kesatuan energi untuk terus bergerak maju.

Kendati secara global pandemi COVID-19 relatif mereda, dunia hingga hari ini masih diwarnai gejolak yang berimbas pada ketidakpastian ekonomi dan politik. Kondisi ini pula yang harus dihadapi sekaligus diatasi oleh setiap bangsa, termasuk Indonesia.

Perang Rusia-Ukrania yang hingga hari ini belum ada tanda-tanda berakhir terbukti mengganggu rantai pasok pangan dan energi global. Indonesia merasakan dampak atas kenaikan harga energi dunia tersebut dengan beban subsidi energi yang membengkak hingga lebih dari Rp500 triliun pada tahun 2022.

Kenaikan harga BBM tersebut dikhawatirkan berdampak pada pertumbuhan bisnis UMKM, yang menjadi pilar terpenting perekonomian Indonesia. Belum lagi ancaman kenaikan inflasi akibat penyesuaian harga BBM.

Oleh karena itu, ajang Borobudur Marathon 2022 menjadi simpul penting dari ikhtiar besar Pemerintah Indonesia untuk tetap bisa melanjutkan tren pertumbuhan ekonomi yang dicapai pada Triwulan II 2022 (year on year) sebesar 5,44 persen. Sebuah angka pertumbuhan yang tinggi di tengah ketidakpastian global.

Kehadiran ribuan pelari, belum termasuk keluarga atau kolega yang diajak peserta, di kawasan Candi Borobudur memiliki daya ungkit perekonomian di sekitar Borobudur. Hotel berbintang, pondokan (home stay), losmen, rumah makan, toko cendera mata, hingga pedagang kaki lima bakal mendapatkan rembesan ekonomi secara proporsional dari ajang tersebut.

Dengan asumsi setiap peserta dan keluarganya membelanjakan Rp2 juta (termasuk biaya penginapan dan transportasi), setidaknya ada uang mengalir dan berputar Rp10 miliar selama 2 hari ajang itu berlangsung. Jumlah yang tidak kecil karena dari uang masuk tersebut, sebagian keuntungannya akan dialihkan dalam bentuk konsumsi, investasi baru, atau menambah modal usaha.

Investasi baru atau penambahan modal tersebut pada gilirannya akan menyerap tenaga kerja.

Walhasil, Borobudur Marathon yang selama bertahun-tahun digelar tersebut bukan saja melahirkan para juara, melainkan juga  mampu menggerakkan roda ekonomi warga lebih kencang. (Ida/ANTARA)

367

Related Post