NKRI dan People Power
Oleh Sugeng Waras - Purnawirawan TNI AD
NKRI, bukan lagi Negara Kesatuan Republik Indonesia, ada yang melintir menjadi Negara KEPOLISIAN Republik Indonesia, saya pribadi melintir menjadi Negara KEKUASAAN Republik Indonesia.
Maknai melintir bukan bermakna mengejek, mengolok olok, melecehkan dan mengacaukan , tapi marilah kita berniat positif, berpandangan kondusif, berpikir kreatif, berpertimbangan komprehensif dan berkebijakan arif.
Ini juga berkiblat pada fenomena, fakta yang ada dan keadaan yang terus menerus terjadi.
Esensi makzulkan presiden ini masih dalam ranah legal konstitusional bisa melalui unras, jika permasalahan yang diajukan / tuntutan diterima DPR / DPD, aspirasi, pengajuan dan atau tuntutan akan diteruskan ke MK selanjutnya diacarakan sesuai UU, jika dinilai layak sesuai peraturan / perundang undangan akan lanjut ke MPR. Kemudian ada sidang istimewa / dekrit presiden selanjutnya berlaku proses hukum ketata negaraan, dengan prosedur dan waktu yang terukur.
Namun jika Negara KEKUASAAN yang akan menangani, hal di atas pelaksanaanya akan api jauh dari yang dipanggang.
Saya akan cerita sewaktu didaulat sebagai Panglima Lapangan yang berperan mengomando dan mengendalikan seluruh peserta unras yang bertema Rakyat bangkit bersatu, selamatkan Indonesia, dalam rangka memeringati HARKITNAS di depan DPR / MPR 20 Mei 2022 lalu.
Seluruh prosedur sudah kita ikuti namun masih saja terjadi dinamika di lapangan, namun sudah kami antisipasi.
Meskipun dalam pemberitahuan ke Polda jMetro Jaya kita sudah awal-awal dilakukan dan belum ada ormas orpol lain yang mendahului, namun faktanya ketika mobil komando tim kami masuk ke lokasi depan DPR / MPR ternyata sudah ada mobil komando ormas lain yang sudah nongkrong dan melakukan kegiatan orasi di lokasi yang sudah kami (kunci) jauh jauh sebelumnya.
Sebagai Panglima Lapangan saya berpikir positif agar keadaan kondusif.
Langsung saya koordinasi dengan seorang tokoh yang berada di atas mobil komandonya, demi tetap adil, lancar dan tertib acara yang bersamaan itu.
Singkat kata kami sepakati dan saya langsung menyampaikan perihal yang bisa membuat kondusif dan sukses unras kami.
Hal yang tidak kami inginkan terjadi ketika saya baru menginjak tanah saat turun dari mobil komando, saya langsung dijepit kedua tangan saya oleh dua orang tak dikenal dari belakang.
Seketika itu terjadi tarik-menarik dan baku dorong antara kelompok sekitar 5 orang dengan kelompok pamwal saya yang selalu siap di dekat saya.
Namun karena dalam waktu sangat singkat kelompok mereka semakin bertambah hingga sekitar 15 orang, mengundang anggota saya lainnya datang lebih besar, di situlah keributan selesai.
Pertanyaan saya:
Sangat mungkin mereka sudah berencana, tapi dari mana dan siapa biang keroknya?
Mengapa mereka berani membuat gaduh didepan petugas (polisi)?
Mengapa saat kritis-kritisnya polisi tidak bersikap?
Baru kemudian setelah kelompok kami berteriak kepada petugas (polisi) ada tindakan pengejaran dan penangkapan terhadap perusuh dan dibawa ke dalam pagar halaman DPR / MPR (kami akan minta kejelasan perihal asal dan maksud / tujuan perusuh terhadap peng unras).
Secara pribadi saat itu saya hanya mempertahankan dan jaga diri, tidak terprovokasi dan tidak memprovokasi agar semuanya berjalan sesuai rencana.
Kami pada akhirnya diterima oleh Ketua DPD RI di ruang Sriwijaya, setelah terjadi proses negoisasi dan aspirasi / tuntutan kami, kami kembali pulang dengan membawa catatan hati Bpk La Nyalla sebagai Ketua DPD RI adalah sosok pimpinan dan tokoh yang bisa memahami suara dan perasaan rakyat. Semoga senantiasa dalam bimbingan dan perlindungan Allah swt dan dapat menjadi suri tauladan para pemimpin dan tokoh negara yang lain.. Aamiin.
Kepada petugas (polisi) kami tetap berpikir positif, bahkan telah mengambil sikap untuk memisahkan diri antara peng unras dengan penggembira juga pengacau.
Tentunya kejadian ini menjadikan pengalaman dan pelajaran bagi kita semua.
Di sisi lain kami wait and see terkait kelanjutan proses ini, menunggu kejujuran, kebenaran dan keadilan hukum, yang nantinya akan dijawab sikap rakyat yang kondusiv atau *PEOPLE POWER TOTAL !
Semoga Allah swt, TYME, senantiasa memberikan yang terbaik untuk NKRI.
ALLAHU AKBAR !
Bandung, 26 Mei 2022