Paham Jakarta
Oleh Ridwan Saidi Budayawan
Di Jakarta terdapat banyak istilah yang ternyata memiliki makna tersendiri. Beberapa toponim yang tersohor di Jakarta antara lain:
Tenabang artinya panggilan bumi. Tomang artinya dapur umum Grogol artinya flora. Pejagalan artinya lapangan. Slipi artinya buntelan musafir.
Ada juga Kemayoran yang berarti kebon sayur mayur. Sunter: air. Ayer:: gen. penyaringan (bukan penjaringan): pertahanan kota. Glodok, batu-batu bukit (Tambora). Krukut/krekot jenis rumput.
Gg Chasse (JL PEMBANGUNAN II): GYPSI. Heran?
ANCOL., genangan air. Luar Batang , di luar labuhan. Pasar Ikan: khas jual ikan Beos, hunian orang Turki. Jembatan Dua, jembaran lebar Jembatan Tiga, hunian orang Portugis.
Jembatan Mera, Jamba-tana-mera artinya hunian migran Carribea..
Jembatan Lima, jamba tana Lima hunian orang Peru.
Toponim ini produk budaya Betawi. Belanda yang baru nongtol kemarin sore, merusaknya.
Lalu ada Tanah Sereal, di Jakarta Barat. Juga Bogor . Tanah ini berstatus desa karena jauh dari labuhan
Tanah Seratus, Jakarta Timur, bebatuan.
Gunung Sari, bukan Sahari. Artinya bukit. Lokasi bukit di Jl Kartini.
Pejambon: Jambo atau jamba mengingatkan kita pada lagu Caribbea Jamba Laya. Itu artinya hunian. Sama dengan Rawa, misal Rawa Mangun, itu artinya hunian. Kalau rawa-rawa itu tebat. Banyak toponim dengan rawa: Rawa Jelawe, Rawa Bangke, Rawa Kucing, Rawa Bebek, Rawa Buaya. Rawa apa pun dibilang Kampung Rawa. Taoi ada juga Kampung Gedong . Yang penting toponim bukan akronim, kecuali Gg Usdek.
Palmerah itu nama kota tua Lubnan: Palmyra, bukan akronim Palang Merah.
Salemba ikan salem baba-baba. Salah. Salemba metatesis Selamba, hunian Selam (Islam). Kwitang, baba Kwi jualan kentang. Salah. Kwitang toponim Indochina. Petamburan, empek-empek maen tambur. Bukan. Petamburan artiya bukit. Glodok bunyi air grojok-grojok. Aneh. Glodok batu-batun bukit. (RSaidi)