Tanggapan Para Pedagang Mengenai Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok

Jakarta, FNN - Tanggapan dari Pedagang di Pasar Tradisional Kampung Ambon dan Sunan Giri mengenai harga kebutuhan pokok yang naik dalam kesempatan terakhir, Senin (29/8/22).

Usia yang tak muda lagi, Pak Slamet bekerja sebagai pedagang bahan pokok sembako di Pasar Kampung Ambon sejak 1996. Waktu ke waktu membuatnya menjadi gusar terhadap harga yang melonjak naik.

"Cenderung naik, satu bulan ke belakang, khususnya telur," ucap Slamet dengan nada rintih.

Daya jual yang tinggi hanya meraup keuntungan yang kecil. Namun, Pak Slamet dan para pedagang di sekitar tak punya kendali atas harga tersebut. Kemudian, Mendag Zulkifli Hasan (25/08/22) berjanji akan menargetkan harga telur ayam turun dalam 2 minggu. Desas-desus harga telur naik karena tidak seimbangnya jumlah pasokan dan permintaan.

"Sejauh ini, konsumen nggak terlalu kecewa sama mahalnya, karena namanya juga bahan pokok, kebutuhan, jadi kayak lumrah gitu," timpal Sumilah istri dari Slamet.

Keluhan dari yang lain terdapat pada Siti, pemilik Warteg di sekitar Pasar Tradisional Kampung Ambon. Ia mengaku harga bahan pokok sangat tinggi. Hanya beberapa konsumen saja yang dapat mewajarkan untuk makan dengan lauk yang dihidangkan.

Kemungkinan naiknya BBM juga tidak memengaruhi bahan pokok makanan naik. Dilihat dari pernyataan Wawan salah satu pemilik agen kios bahan pokok.

"Akhir-akhir ini kalau naik (harga telur) 3x sebulan. Tapi, saya agen. Jadi, sepertinya yang paling tinggi akan mendapat untung (banyak) ya dari warung-warung," tegas Wawan.

"Yang tadinya bisa Rp28.000, Rp29.000, Rp30.000, bahkan Rp32.000 perkilo," tambahnya.

Menelisik pernyataan tersebut, pendapatan Wawan sebagai agen tetap. Namun, warung-warung lain yang bukan agen masih bisa dapat keuntungan tinggi. Tapi, hal itu tidak dikeluhkan oleh Wawan. Karena harga mie instan yang juga lebih dulu naik, membuatnya gusar.

"Mie instan perdusnya bisa naik Rp10.000. Karena penjualan yang paling berpengaruh pada kios ini mie instan, bukan telur," penjelasan dari Wawan.

Dari banyaknya orang yang berlalu lalang di Pasar Tradisional Kampung Ambon dan Sunan Giri, mengharapkan pemerintah, khususnya Kemendag untuk terus kerja nyata, bukan kalimat penenang untuk masyarakat. Karena sejatinya harga bahan pokok sangat berdampak pada perekonomian kelas bawah, dalam hal ini pedagang di pasar. (Ind)

912

Related Post