Menyelamatkan Indonesia Bergantung pada Gerakan Mahasiswa Hari Ini"
Jogjakarta, FNN - Pemerintah dinilai buruk dalam melakukan penanganan pandemi Covid-19. Hal ini dikemukakan oleh Direktur Eksekutif INFUS (Indonesia Future Studies) Gde Siriana Yusuf dalam sebuah diskusi dan Buka Puasa Bersama oleh Komnasdik DIY dengan tema "Prospek dan Integritas Para Aktivis" Ahad, 17 April 2022 di Jogjakarta.
Selain tokoh masyarakat, diskusi tersebut menghadirkan aktivis mahasiswa lintas kampus Yogyakarta yang meliputi perwakilan BEM FE UMY, LEM UII, HMI kota Yogyakarta, BEM fisika UGM dan UPN Veteran Yogyakarta.
Gde Siriana menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 membuktikan kualitas kepemimpinan dalam manajemen krisis dan kapasitae negara yang sejak awal memang buruk dan tidak dipersiapkan menghadapi pandemi. Maka ketika menghadapi pandemi, pemerintah tidak menjadikan keselamatan rakyat dan perekonomian rakyat kelas menengah ke bawah sebagai prioritas.
Hal tersebut terbukti dari banyaknya praktek korupsi dan rente kebijakan yang terjadi dalam penanganan pandemi.
Yang terpenting, pemerintah juga tidak berpikir untuk menyelamatkan anak-anak muda yang terdampak. Tidak ada sense of crisis yang dapat diteladani masyarakat sejak awal pandemi.
"Bahkan sampai hari ini, tidak ada tanda-tanda recovery ekonomi karena anggaran banyak terserap untuk pembangunan Ibu Kota baru," paparnya.
Tak hanya itu, kata Siriana, ketika harga-harga kebutuhan pokok dan migor naik, justru kebijakan pemerintah menaikkan BBM, listrik, dan PPN. Ini semakin memberatkan kehidupan rakyat menengah-bawah.
Selanjutnya ditambahkan Siriana, bahwa anak muda bisa menjadi The Lost Generation karena kualitas kemampuannya tereduksi akibat pembelajaran online dan lapangan pekerjaan juga semakin sempit.
Siriana juga menyampaikan bahwa kondisi krisis multidimensi yang tengah dihadapi Indonesia saat ini tidak hanya menjadi sebuah tantangan bagi aktivis khususnya mahasiswa, namun juga harus dilihat sebagai sebuah peluang untuk menyelamatkan Indonesia kembali pada cita-cita proklamasi.
Gerakan mahasiswa hari ini, kata Siriana akan menentukan dalam upaya membangun masyarakat madani ke depan. Gagal atau berhasil. Bagaimanapun juga, faktanya hampir 25 tahun reformasi, oligarki lah yang menjadi pewaris reformasi. (sws)