Pertemuan Kepala Negara Champions GCRG Membahas Babak Baru Pemulihan

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso (ujung kanan) dalam pertemuan pertama tingkat Kepala Negara/Kepala Pemerintahan GCRG secara virtual, Jumat (20/5/2022). (Sumber: ANTARA)

Jakarta, FNN - Pertemuan pertama tingkat Kepala Negara/Kepala Pemerintahan Champions Group of the Global Crisis Response Group (GCRG) yang diselenggarakan secara virtual, Jumat (20/5), membahas babak baru pemulihan krisis pangan, energi, dan keuangan global.

Dalam pertemuan tersebut, seperti dikutip dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu, Presiden Indonesia diwakili oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, selaku Sherpa GCRG.

Pertemuan dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres dan dihadiri para Champions GCRG di antaranya Kanselir Federal Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, Perdana Menteri Barbados Mia Amor Mottley, dan Sekretaris Jenderal United Nation Conference on Trade and Development (UNCTAD) Rebeca Grynspan.

Para Kepala Negara/Kepala Pemerintahan tersebut dalam forum pertemuan Champions Group of the GCRG membahas rekomendasi solusi untuk mengatasi tantangan besar yang saling terkait dalam mewujudkan ketahanan pangan, energi, dan keuangan global akibat konflik Rusia dan Ukraina.

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menekankan kompleksitas situasi yang dihadapi saat ini terkait kondisi pangan, energi, dan keuangan dunia.

“Progres telah dilakukan untuk mengatasi krisis pangan, dengan prioritas mengembalikan ekspor bahan pangan dari Ukraina dan Rusia dalam waktu dekat. Berbagai kemungkinan juga telah dikaji untuk solusi atas krisis keuangan. PBB memerlukan masukan dan dukungan dari negara-negara dunia untuk mengatasi krisis energi," kata Guterres.

Ia pun berharap akan ada sebanyak mungkin pengaruh positif dari forum ini, G7, G20, dan semua aktor kunci lainnya.

Usai pertemuan ini, Sekjen PBB akan melakukan pembicaraan tersendiri dengan Presiden Joko Widodo pada 23 Mei 2022 dan dengan Perdana Menteri Denmark pada 24 Mei 2022.

Sementara itu, Kanselir Jerman Olaf Scholz menyerukan penghentian perang. Sanksi yang ada selama ini dinilai ia adalah sebagai reaksi atas pelanggaran terang-terangan Rusia terhadap Piagam PBB.

"Sanksi tidak menargetkan komoditas pangan, termasuk ekspor gandum Rusia. Tidak ada sanksi terhadap upaya kemanusiaan, perang harus segera dihentikan," kata Scholz.

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina menegaskan dukungan negaranya untuk penghentian perang dan sanksi yang berdampak pada berbagai aspek di banyak negara di dunia, serta menyerukan agar solidaritas global dan lembaga pembiayaan internasional diperkuat.

Dukungan yang tepat sasaran perlu diberikan kepada negara yang rentan termasuk akses pasar, rantai pasok, logistik global, dan akses pembiayaan, hingga dukungan teknologi dan penelitian untuk sektor pertanian.

Sekretaris Jenderal UNCTAD Rebeca Grynspan menyambut baik pertukaran informasi yang dilakukan oleh para Champions dan berharap dapat menyuarakan aspirasi setiap negara yang terdampak krisis.

“Kerja sama yang baik diharapkan dapat terjalin dalam mengatasi krisis ini”, ujar Grynspan. (Sof/ANTARA)

278

Related Post