Politik Tengah Minggu

Foto cover majalah tengah bulanan Terang Bulan, tahun 1960-an.

Oleh Ridwan Saidi - Budayawan

Memasuki minggu kedua Juni 2022 banyak peristiwa politik dalam negeri yang menarik:

1. Pertemuan Presiden Jokowi dengan Megawati tanggal  7/6/2022 menjelang pelantikan Dewan Pengarah BPIB. Konten pembicaraan tak dibahas komentatator, tapi gestur keduanya yang menurut Sekjen PDIP menunjukkan keakrababan batin.

Tapi kalau saja diamati video pengantaran Megawati naik ke mobilnya tanpa .ekspresi atau kata-kata perpisahan dengan para pengantar menyulitkan saya mendukung kesimpulan Hasto. Apalagi Megawati punya kebiasaan menghornati pengantarnya dengan membuka kaca jendala mobil maka terlihat Ibu kasih daag dengan melambaikan tangan sambil menabur senyum. Di hari itu scene ini tak ada. 

Para pengantar akhirnya langsung pada bicara  sesamanya dengan suara agak keras. 

2. Pada 8/6/2022 Prabowo berkata, kita dipecah belah oleh asing.

Ad verbatim kata-kata itu tak perlu ditafsir, tapi itu dilontarkan saat tokoh-tokoh reformasi sibuk bercapres. Sehingga ucapan itu sesungguhnya lanjutan belaka dari kata-katanya sebelumnya, Capres harus yang berpengalaman, tapi tak harus saya.

3. Beberapa komentator semakin seru meramalkan (mengharapkan?) USA rubuh karena resesi.

Patutlah dipahami mekanisme anggaran USA bertumpu pada states, bukan  federal. Sistem kenegaraannya beda dengan pemerintah Indonesia yang bahkan menentukan harga jual minyak goreng per liter. 

Tulisan amatiran tentang econ USA yang diramal bakal bangkrut the oother side of the coin kekuatiran China akan hilang peran di Asia Tenggara. 

Tiga butir di atas menggambarkan gejolak politik Indonesia yang teksturnya di atas canvas semakin jelas. 

Kejadian-kejadian di tengah minggu ini menjadi indikator bahwa situasi politik tidak stagnant, tapi ada eskalasi. Perkembangan ini berpacu dengan politik resmi pencapresan 2024 bercampur dengan hasrat Presidential Threshold 0 % saja. (RSaidi)

249

Related Post