Puisi Antropologi Betawi

(Photo Kalasa Saya, Sunda Kalapa)

Oleh Ridwan Saidi Budayawan 

PUISI Betawi dinyanyikan dalam bermain oleh anak-anak perawan kencur, gadis baru baligh. Kalau melihat diksi yang digunakan beberapa, kiranya berasal sedikitnya dari abad XV M.

Ciblak ciblak wang

Uangnya manggu lente

Bok Eran Bok Eran

Samsudin mau kawin

Potong kerebo pendek

Potong kerebo tinggi

Gamelan jegar jegur

Membuka ruang (dan) terbukalah

Beli mangga bagus

Bok (=empok ipar} Eran Bok Eran

Sansudin mau kawin

Potong kerbau Nepal

Potong kerbau sini

Gamelan jegar jegur

Koor bujang dara turunkan orang dari atas pohon:

Cik kicik bangke lemes

(Diulang-ulang)

Tak lama yang di atas pohon merosot. Gusrak.

Kumpulkan enerji sebelum jalan jauh:

Adu dengkul lewa-lewa.

(Diulang-ulang)

Ci ci putri

Tembako lima kati

Mak None Mak None si Siti mau ape? 

Koor; Mau kawiiin 

Ci dari Che 

1 kati=20 kg

Wak wak gung nasinye nasi jagung

Lalapnye lalap utan

Sarang gaok pu'un jagung

Gang ging gung

Pit ala ipit

Kuda lari kejepit

Sipit

Ini adaptasi dari ritual orang Arya XV M di Kalasa Saya (lorong insan) Sunda Kalapa.

Sajak berikut juga diresap dari ritual  Arya:

Pong pong balong

Ke tipong balong.

Biji merak biji sampi

Pecah telor sebiji

Hayo hayo ke ruang bawah

Ke tempat upacara di ruang bawah

Tak bunyi merak tak bunyi sapi

(Tahu-tahu) pecah sebutir telur.

Orang Arya  di  Jakarta datang dari Asia Tengah berbatasan India. Mereka bikin gedung upacara yang mereka sebut Tongkol, ratapan. Bangunan dilengkapi Kalasa Saya, terowongan. Ini yang mereka sebut Tipong.  Upacara yang mereka lakukan mirip Jewish dari pada Budhis.

Chacha  mari cha ohoi.

Pong tipong-tipong balong

Bapak mari pak ohoi

Hayo ke tenpat upacara di bawah. (RSaidi)

343

Related Post