Pulau Daun Bawang

(Photo 2022 pengantin dari pulau Pelemparan alias daun bawang, Kepulauan Seribu. Zaman Gubernur Ali Sadikin jadi pulau Harapan)

Oleh Ridwan Saidi Budayawan 

MEMAHAMI toponim Kepulauan Seribu mestilah via pintu Armenia. Oknum pemda dan arkaeolog DKI awam belaka dengan bahasa ini karena tak kunjung diajarkan kedatangan migran yang besar itu orang Armenia. Anak didik dijejali info bahwa orang India itu di sini sejak IV M tanpa pembuktian.

Pulau Perak artinya tanah pertanian. Pulau Pelemparan artinya daun bawang. Zaman bang Ali diganti pulau Harapan.

Saya menjadi tidak heran dengan banyaknya digunakan toponim  Armenia setelah mengamati foto penganten pulau Pelemparan seperti di atas.

Secara administratif Keputusan Seribu masuk Jakarta era Gubernur Ali Sadikin.

Kebudayaan mereka pada dasarnya Betawi. Tapi masih banyak dari mereka yang menyebut diri orang Pulo.

Pulau Kotok artinya dalam Armenia pohon. Kotok Betawi artinya tak melihat. Pulau Macan artinya murni. Bukan tiger.

Kanda:  Cintaku macan padamu

Dinda: Oh kanda jangan-jangan dinda takut digeragot macan.

Pulau Pari itu perempuan tua. Pari doyan pari. Perempuan tua doyan ikan pari.

Tapi ada pulau Putri. Lagunya juga ada:

Pulau lah Puteri

Pandanglah tak jemu

Di situlah tempat

Cinta kita bertemu.

Juga ada pulau Bidadari yang bikin arkaeolog yang bertugas menjadi kocak jenaka musicana. Situs pulau Bidadari mereka bilang benteng Portugis. Supaya shahih mereka pasang meriem fitik sebesar sepeda roda tiga balita.

Tanyalah native. Mereka akan jawab, itu Mortelo. Maksudnya telaga orang Moor. Itu bethseba. Bethseba arkaeolog Indonesia diduga tak pernah tau karena mereka belajar di India:

Mehra juta hei Japan

Yeh patlul ka himdustan

Sarpelal topi ruski

Firbidil ke hindustan

Acha arkelogiye. (RSaidi)

274

Related Post