Ridwan Kamil Apresiasi Inovasi Petani Milenial Bangkitkan Perekonomian Warga

Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat meninjau lokasi budidaya jamur tiram yang dikembangkan petani milenial Sukabumi di Komplek Kantor Cabang Dinas Kehutanan Wilayah III Sukabumi, Desa Pasirhalang, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jabar pada Kamis, 10 Februari 2022. (Foto: FNN/Antara).

Sukabumi, FNN - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil atau akrab disapa Kang Emil mengapresiasi inovasi petani milenial Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang mampu membangkitkan perekonomian warga di tengah pandemi Covid 19 yang berkepanjangan.

Salah satunya, usaha pengembangan jamur tiram di Komplek Kantor Cabang Dinas Kehutanan Wilayah III Sukabumi, Desa Pasirhalang, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi yang dikembangkan para petani milenial.

"Inovasi yang dilakukan para petani milenial ini patut dicontoh seperti mengembangkan usaha budidaya jamur tiram yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Sehingga di masa pandemi Covid 19 mereka mampu bertahan bahkan membantu membangkitkan perekonomian warga sekitar," kata Kang Emil di Sukabumi, Kamis, 10 Februari 2022.

Melalui inovasinya tersebut, mereka mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah bahkan, ia yang memiliki tugas berat untuk membuka lapangan pekerjaan di masa pandemi Covid 19 ini bisa berkolaborasi dengan para petani milenial untuk membuka lapangan pekerjaan baru di sektor pengembangan usaha pertanian.

Menurut Kang Emil, budidaya jamur tiram ini bisa dikembangkan oleh siapapun karena tidak membutuhkan lahan yang luas ditambah, asalkan warga mau menekuninya dan bersabar maka bisa berhasil seperti apa yang telah dilakukan oleh para petani milenial ini.

Selain itu, di era digitalisasi seperti sekarang ini, dalam pemasarannya pun bisa memanfaatkan media sosial ataupun marketplace, sehingga bisa menambah pendapatan karena selain menjual secara offline juga online.

"Tidak perlu jauh-jauh datang atau pindah ke kota, di desa pun banyak peluang usaha yang bisa dikembangkan apalagi jaringan internet sudah masuk hingga ke pelosok, tinggal bagaimana kita berinovasi dan membaca peluang usaha," tambahnya, sebagaimana dikutip dari Antara.

Emil mengatakan dari hasil komunikasi dengan para petani milenial yang mengembangkan usaha budidaya jamur tiram ini rata-rata mereka berpenghasilan Rp 4 juta hingga Rp 5 juta setiap bulannya atau setara upah minimum di kota-kota besar.

Sementara, seorang petani jamur tiram Surya menambahkan awal mula dirinya terjun ke dunia usaha budidaya jamur tiram ini ternyata permintaannya cukup tinggi, bahkan di Sukabumi pun banyak yang meminta pasokan.

Sebelum memulai usahanya, ia pun tidak ingin salah langkah, tetapi terlebih dahulu membaca peluang pasar setelah diyakini penyerapannya bisa menguntungkan maka Surya pun langsung mencoba membudidayakannya.

"Peluang pasarnya masih terbuka lebar, bahkan untuk wilayah Sukabumi saja permintaannya hampir satu ton setiap harinya, tetapi saya baru bisa memenuhi permintaan 150 kg hingga 200 kg/hari, sehingga kami mengajak warga untuk ikut mengembangkan usaha ini," tambahnya. (MD).

283

Related Post