Rocky Gerung: Jokowi Luhut Bingung Sikapi Kedatangan Rusia
Jakarta, FNN - Pengamat Politik Rocky Gerung menyoroti Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang tampak muram di dalam foto yang viral.
Hal itu membuat Rocky Gerung menyinggung soal Presiden Rusia Vladimir Putin yang kabarnya akan tetap datang ke Indonesia di KTT G20 di Bali.
Rocky menegaskab bahwa Bali akan menjadi pusat perhatian dunia pada November atau Oktober 2022 mendatang karena perhelatan KTT G20.
Pengamatan politik itu berspekulasi apakah nantinya Putin akan ditolak oleh Indonesia atau malah Bali jadi tempat negosiasi Rusia dan Ukraina.
"Ini Bali itu lagi jadi pusat perhatian karena pertemuan antara tokoh-tokoh itu dan nanti bulan Oktober juga jadi pusat perhatian dunia bahkan dan akan diuji di situ," kata Rocky kepada wartawan FNN Hersubeno Arief, dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Ahad, 27 Maret 2022.
"Apakah Putin akan ditolak masuk ke Bali atau akan jadi negosiasi penyelesaian Ukriana di situ karena G20 akan berlangsung di Bali bulan Oktober," sambungnya
Sebelumnya, dunia heboh dengan pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang memerintah Indonesia untuk menolak Putin ikut serta dalam KTT G20 di Bali.
Hal tersebut jelas membuat Indonesia dan Jokowi menjadi sorotan dunia dan harus mengambil keputusan yang matang.
Biden juga menyampaikan, apabila Indonesia mengizinkan Rusia untuk ikut konferensi, maka Ukraina juga harus diajak agar KTT G20 bisa jadi wadah negosiasi perdamaian.
Sementara budayawan Ridwan Saidi kepada FNN menyarankan pihak Indonesia sebaiknya mengikuti saran Presiden Joe Biden karena Rusia bakal menghadapi sanksi lain berkaitan abai terhadap resolusi PBB tentang penghentian perang. Putin sendiri harus menghadapi sidang International Crimanal Court karena dia didakwa penjahat perang. Artinya pas Putin keluar wilayah Rusia dia akan di-gép International Police.
“Mestinya pihak Indonesia mengindahkan seruan Presiden Joe Biden agar Indonesia tidak berpihak. Mestinya juga Indonesia menanggapi RRC yang kelojotan karena TNI dan US Army akan latihan bersana di area Indo Pacific,” kata Ridwan Saidi kepada FNN.
Indonesia, kata Ridwan harus merapihkan polugrinya karena perubahan konstelasi kekuatan politik dunia akibat serangan Rusia ke Ukraina. Dunia menuju kekuatan yang monopolar. Perang di Ukraina membuktikan Rusia bukan super power seperti diidam-idamkan RRC ketika perang bermula. Perubahan dunia patut kita syukuri.
Maka, saran Ridwan, latihan bersama TNI dan US Army di area Indo Pacific harus disambut dengan rasa bangga. (ida, sws)