Tertekan Ekspektasi Fed Naikkan Bunga Hingga 100 bps, Rupiah Melemah
Jakarta, FNN - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi dibuka melemah, seiring ekspektasi kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (Fed) hingga 100 basis poin (bps).
Rupiah pagi ini bergerak melemah tipis lima poin atau 0,03 persen ke posisi Rp14.997 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.992 per dolar AS.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra kepada Antara di Jakarta, Kamis, mengatakan nilai tukar rupiah kemungkinan masih bisa melemah hari ini terhadap dolar AS setelah rilis data inflasi konsumen AS bulan Juni semalam mencetak rekor baru dalam 40 tahun.
Data inflasi konsumen AS bulan Juni 2022 dirilis lebih tinggi dari bulan sebelumnya, yakni 9,1 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibanding 8,6 persen (yoy) pada Mei 2022.
"Ini bakal memvalidasi kebijakan Bank Sentral AS untuk lebih agresif dalam menaikkan suku bunga acuannya karena ternyata inflasi AS masih dalam tren naik," ujar Ariston.
Oleh karenanya ia menuturkan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Fed sebesar 100 bps pada bulan Juli ini meningkat menjadi 79,7 persen, menurut Fed Watch Tools dari CME.
Dari dalam negeri, kenaikan inflasi karena kenaikan harga pangan, dinilai Ariston, menjadi kekhawatiran tersendiri yang bisa menekan rupiah.
"Inflasi tinggi bisa menurunkan daya beli masyarakat dan menekan pertumbuhan ekonomi," tambahnya.
Maka dari itu ia memperkirakan potensi pergerakan rupiah hari ini akan berada dalam rentang Rp14.980 per dolar AS hingga Rp15.030 per dolar AS.
Pada Rabu (13/7) lalu, kurs Garuda ditutup menguat 3 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.992 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.995 per dolar AS. (Sof/ANTARA)