The Rising Star Itu Andika Perkasa
Jakarta, FNN – Dinamika politik terus bergulir tanpa ada yang bisa mengendalikan. Bersamaan dengan koalisi partai pendukung pemerintah yang mulai rapuh, muncul tokoh baru yang bisa diterima profesional maupun milenial.
“Survei-survei mulai menunjukkan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa sebagai tokoh yang melejit, dari 0,7 lalu 3 persen, naik 5 persen, mungkin sebentar lagi 7 persen,” kata Rocky Gerung kepada Hersubeno Arief dalam Channel Rocky Gerung Official, Ahad (6/2/2022).
Menurut Rocky, keadaan ini memang realita, bukan angka yang diatur-atur. “Pak Andika akhirnya menjadi rising star juga. Pada akhirnya akan ada seseorang yang muncul di situasi tertentu, apalagi kalau terjadi eskalasi luar negeri yang membuat politik luar negeri kita terancam. Maka publik akan mencari siapa yang bisa memberikan rasa aman,” paparnya.
Hari-hari ini Presiden Jokowi sedang galau. Ia harus menghadapi kenyataan mulai ditingggalkan - tak hanya partai pendukung - tetapi juga oleh para bandar politik.
“Jadi, kembali lagi ke psikologi presiden yang mulai ditinggalkan baik oleh partai pendukung yang memang sering tidak setia, koalisi dipaksan, juga oleh oligarki ekonomi yang berpikiran lebih penting beternak kekuasaan baru dari pada hidup dalam ketidakpastian,” tegasnya.
Saat ini, kata Rocky, publik mulai berharap pada kepemimpin yang memiliki otoritas kuat mengendalikan keadaan. Milenial banyak suka terhadap Putin, karena mereka menganggap Putin punya otoritatif, penampilannya tampak sebagai orang yang punya prinsip dengan bahasa tubuh yang kuat. Demikian juga Erdogan yang dianggap sebagai pemimpin yang berkualitas dan tangguh. Dua figur ini dianggap oleh milenial punya prinsip kuat.
“Milenial juga melihat Pak Andika punya sikap yang kuat dan mampu melindungi. Ini klarifikasi dua arah, bahwa Andika sehat-sehat saja dan ada persoalan kenapa tidak hadir saat rapat pimpinan TNI bersama Presiden Jokowi,” paparnya.
Suatu keadaan yang luput dari pantauan istana bahwa setiap subyek ada ketegangan politik. Pada kasus ketidakhadiran Andika dalam rapim TNI menunjukkan bahwa ada ketegangan yang terkendali antara istana dan di luar yang memantau dengan baik. Ini terjadi karena eskalasi kemerosotan moral terus berlangsung. Apalagi semua orang menghitung apa sih sebetulnya kepentingan Presiden Jokowi dengan tidak memberikan sikap tegas atas usulan penundaan Pemilu. “Harus dijelaskan sebetulnya presiden mau atau tidak. Jangan pura-pura gak mau, tapi mau,” katanya.
Diketahui sebelumnya Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil terbaru jajak pendapat calon presiden yang dipilih responden.
Dalam survei ini SMRC mengajukan 42 nama yang dipilih secara terbuka oleh responden untuk menjadi Presiden jika pemilihan dilakukan sekarang.
Salah satu nama yang dimunculkan yakni KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa. Andika menjadi sosok baru di panggung survei Capres.
Dalam model survei semi terbuka dengan daftar 42 nama, Andika Perkasa mendapat dukungan 0,7 persen dari responden.
Sementara hasil Survei Kepemimpinan Nasional yang dilakukan Litbang Kompas menunjukkan dinamika pada papan tengah tokoh yang berpeluang dipilih menjadi Calon Presiden pada Pemilihan Presiden 2024. Ada nama Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang memperoleh dukungan 2 persen sebagai capres.
Jauh sebelumnya, Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) melakukan survei terkait dengan kemampuan menteri/pemimpin lembaga Negara dalam mengayomi bawahan serta masyarakat.
Dari survei yang dilakukan mulai 25 November 2021 dan berakhir pada 15 Desember 2021, LPI mengumpulkan pandangan kelas menengah intelektual tentang kepemimpinan dan kinerja para pembantu presiden selama tahun ini.
Kelas menengah intelektual yang dimaksud dalam survei ini adalah kelompok masyarakat berpendidikan tinggi (S1, S2, S3) yang secara sadar dan aktif mengamati proses sosial dan politik dan memiliki pandangan mandiri terhadap situasi sosial-politik yang terjadi, setidaknya selama tahun 2021.
Hasilnya, nama Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menempati urutan teratas dengan kemampuan mengayomi bawahan serta masyarakat. (sws)