Unur Jiwa, Makam Tuanku Raman

Foto: Unur Jiwa, Batu Jaya, Karawang - Jawa Barat.

Oleh Ridwan Saidi Budayawan 

BUJANGGA Manik XIV M dalam Lalampahan menyebut Unur Jiwa sebagai Ramanea. Di Metro Lampung ada Dam Raman, bendungan Raman. Di Tanjung Priuk ada  Bendungan Melayu. Di Tanjung Priuk tak ada kali, yang ada sungai. Sungai Bambu, Sungai Tirem. 

Kosa kata arkaeologi Indonesia terbatas. Kalau bangunan batu disebut candi. Padahal Panataran situs Maya.

Unur bahasa Melanesia yang menjadi data revelata orang Batu Jaya. Unur: subyect with intens affection. Situs Jambi dalam bahasa Melanesia Manapo, anything to support life. 

Penduduk berumur di Batu Jaya menyebut yang dimakamkan di Batu Jaya Tuanku Raman.

Menjadi pertanyaan apa hubungan Ramanea, Dam Raman, Tuanku Raman, dan Bendungan Melayu?

Bernard Grunn dalam Time Table of Hirtory, 1984, menyebut Jawa telah kenal teknik pertanian yang maju pada abad V. Yang dimaksud di sini pengairan.

Ada dua bejana ditemukan satu di Kampung Buni, Bekasi, yang diprakirakan abad II M. Dan bejana Batu Jaya yang diprakirakan abad IV M.

Life time Tuanku Raman dapat diprakirakan IV-V M.

Sebutan Tuanky pada Tuanku Raman merujuk pada kenegerian Melayu. Tampaknya beliau ahli bendungan. 

Rute perjalanan Tuanku Raman Kenegerian Melayu, Metro, Tanjung Priuk, Batu Jaya.

Bangunan-bangunan di situs Batu Jaya agaknya Unur Jiwa yang terakhir. Sebelumnya bethseba, yang sudah rusak, dan blandongan, tempat singgah.

Mengingat banyak ditemukannya kerangka wanita di Batu Jaya maka dapat dipahami adanya betsheba. Arkaeolog Indonesia sering tergopoh-gopoh meng-agamakan sesuatu situs. Padahal di Batu Jaya juga ditemukan magic script aksara Aramaic di atas lempengan tembaga. (RSaidi)

315

Related Post