internasional
Tolak Penyelidikan Asal Usul Covid-19, Amerika Kecewa Pada China
Washington, FNN - Gedung Putih pada Kamis (22/7) mengaku "sangat kecewa" dengan keputusan China yang menolak rencana penyelidikan tahap kedua tentang asal usul virus corona oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pada Mei yang lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memerintahkan pembantunya untuk menemukan jawaban pertanyaan tentang asal mula Covid-19. Pada saat itu, ia mengungkapkan, badan intelijen AS sedang mengejar teori saingan yang kemungkinan mencakup kebocoran laboratorium di China. Pada Juli ini, WHO mengusulkan studi tahap kedua asal mula Covid19 di China. Termasuk audit laboratorium dan pasar di Kota Wuhan, serta meminta keterbukaan informasi dari pihak berwenang. Biden mendukung penyelidikan tersebut selain investigasi versinya sendiri. "Namun, China tidak memenuhi kewajibannya dengan berupaya menghalangi penyelidikan lebih lanjut," kata Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki dalam konferensi pers. "Sikap mereka tidak bertanggung jawab dan, terus terang, berbahaya," katanya sebagimana dikutip dari Kantor Berita Antara. Wakil Menteri Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) Zeng Yixin kepada wartawan menyebutkan, rencana WHO "mengabaikan akal sehat dan menentang sains." Zeng kembali menegaskan sikap China bahwa sejumlah data tidak dapat sepenuhnya dibagikan karena pertimbangan privasi. Kasus Covid-19 yang pertama kali diketahui muncul di Kota Wuhan, China tengah pada Desember 2019. Virus itu mulanya diyakini menginfeksi manusia dari hewan yang dijual sebagai makanan di sebuah pasar kota. (MD).
China Tolak WHO Selidiki Asal Muasal Covid19
Beijing, FNN - China pada Kamis menolak rencana Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk tahap kedua penyelidikan tentang asal usul virus corona, yang mencakup hipotesis bahwa virus itu kemungkinan lolos dari laboratorium China, kata seorang pejabat tinggi. WHO pada Juli menyerukan pentingnya transparansi dari pihak berwenang China dengan mengusulkan studi fase kedua tentang asal-usul virus corona di China, termasuk audit laboratorium dan pasar di kota Wuhan. "Kami tidak akan menerima rencana penelusuran asal (virus) seperti itu, dalam beberapa aspek, yang mengabaikan akal sehat dan menentang ilmu pengetahuan," kata wakil menteri Komisi Kesehatan Nasional (NHC) China, Zeng Yixin, kepada wartawan. Zeng mengatakan dia terkejut ketika pertama kali membaca rencana WHO itu karena mencantumkan hipotesis bahwa pelanggaran protokol laboratorium di China telah menyebabkan kebocoran virus selama penelitian. "Kami berharap WHO secara serius meninjau pertimbangan dan saran yang dibuat oleh para ahli China dan benar-benar memperlakukan penelusuran asal virus penyebab COVID-19 sebagai masalah ilmiah, dan menyingkirkan campur tangan politik," ujar Zeng. China menentang politisasi penelitian ini, katanya. Asal usul virus corona baru masih diperdebatkan di antara para ahli. Kasus pertama yang diketahui muncul di kota Wuhan di China tengah pada Desember 2019. Virus itu diyakini telah menular ke manusia dari hewan yang dijual untuk makanan di suatu pasar kota. Pada Mei, Presiden Amerika Serikat Joe Biden memerintahkan para bawahannya untuk menemukan jawaban atas pertanyaan tentang sumber yang mengatakan bahwa badan-badan intelijen AS sedang mencari tahu teori-teori yang berpotensi, termasuk kemungkinan sebuah kecelakaan (kebocoran) laboratorium di China. Zeng, bersama dengan para pejabat lain dan pakar China pada konferensi pers, mendesak WHO untuk memperluas upaya penelusuran asal virus corona baru ke negara lain di luar China. "Kami percaya kebocoran laboratorium sangat tidak mungkin dan tidak perlu menginvestasikan lebih banyak energi dan upaya dalam hal ini," kata Liang Wannian, pemimpin tim China untuk tim ahli gabungan WHO. Namun, Liang mengatakan hipotesis kebocoran laboratorium tidak dapat diabaikan sepenuhnya tetapi menyarankan bahwa jika diperlukan bukti, negara-negara lain pun dapat melihat kemungkinan kebocoran dari laboratorium mereka. Sumber: Reuters
China Tolak Rencana WHO Lakukan Penyelidikan Kedua Asal Virus Corona
Beijing, (FNN) - Republik Rakyat China menolak rencana Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk melakukan tahap kedua penyelidikan tentang asal usul virus corona. Penyeledikan mencakup hipotesis bahwa virus itu kemungkinan lolos dari laboratorium China. Penolakan tersebut disampaian seorang pejabat tinggi Beijing, Kamis, 22 Juli 2021. "Kami berharap WHO secara serius meninjau pertimbangan dan saran yang dibuat oleh para ahli China dan benar-benar memperlakukan penelusuran asal virus penyebab Covid-19 sebagai masalah ilmiah, dan menyingkirkan campur tangan politik," kata wakil menteri Komisi Kesehatan Nasional (NHC) China, Zeng Yixin, kepada wartawan. Sebelumnya, WHO menyerukan pentingnya transparansi dari pihak berwenang China dengan mengusulkan studi fase kedua tentang asal-usul virus corona di China, termasuk audit laboratorium dan pasar di kota Wuhan. Zeng tidak terkejut ketika pertama kali membaca rencana WHO itu karena mencantumkan hipotesis bahwa pelanggaran protokol laboratorium di China telah menyebabkan kebocoran virus selama penelitian. "Kami berharap WHO secara serius meninjau pertimbangan dan saran yang dibuat oleh para ahli China. Kami meminta agar benar-benar memperlakukan penelusuran asal virus penyebab Covid-19 sebagai masalah ilmiah, dan menyingkirkan campur tangan politik," ujar Zeng. "China menentang politisasi penelitian ini," katanya. Asal usul virus corona baru masih diperdebatkan di antara para ahli. Kasus pertama yang diketahui muncul di kota Wuhan di China tengah pada Desember 2019. Virus itu diyakini telah menular ke manusia dari hewan yang dijual untuk makanan di suatu pasar di kota tersebut. Pada Mei yang lalu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden memerintahkan para bawahannya untuk menemukan jawaban atas pertanyaan tentang sumber yang mengatakan bahwa badan-badan intelijen AS sedang mencari tahu teori-teori yang berpotensi, termasuk kemungkinan sebuah kecelakaan (kebocoran) laboratorium di China. Zeng, bersama dengan para pejabat lain dan pakar China pada konferensi pers, mendesak WHO untuk memperluas upaya penelusuran asal virus corona baru ke negara lain di luar China. "Kami percaya kebocoran laboratorium sangat tidak mungkin. OLeh karena itu, tidak perlu menginvestasikan lebih banyak energi dan upaya dalam hal ini," kata Liang Wannian, pemimpin tim China untuk tim ahli gabungan WHO. Liang mengatakan, hipotesis kebocoran laboratorium tidak dapat diabaikan sepenuhnya. Akan tetapi, ia menyarankan, jika diperlukan bukti, negara-negara lain pun dapat melihat kemungkinan kebocoran dari laboratorium mereka. (MD).
Menkumham, TKA Tak Bisa Masuk Indonesia Lagi
Jakarta, FNN - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly mengatakan tenaga kerja asing yang sebelumnya datang ke Indonesia sebagai bagian dari proyek strategis nasional tidak lagi bisa masuk ke Indonesia. "Tenaga kerja asing yang sebelumnya datang sebagai bagian dari proyek strategis nasional atau dengan alasan penyatuan keluarga, kini tak bisa lagi masuk ke Indonesia," kata Menkumham Yasonna Laoly melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu. Hal tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Permenkumham) Nomor 27 Tahun 2021 tentang Pembatasan Orang Asing Masuk ke Wilayah Indonesia Dalam Masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat. Perluasan pembatasan orang asing yang masuk ke Indonesia ini dilakukan dalam rangka menekan penyebaran COVID-19. Kendati demikian, dalam Permenkumham tersebut disebutkan orang asing yang boleh masuk ke Indonesia hanya pemegang visa diplomatik dan visa dinas, pemegang izin tinggal diplomatik dan izin tinggal dinas, pemegang izin tinggal terbatas dan izin tinggal tetap. Kemudian orang asing dengan tujuan kesehatan dan kemanusiaan, serta awak alat angkut yang datang dengan alat angkutnya, kata Yasonna. Adapun Permenkumham ini sekaligus menggantikan Permenkumham Nomor 26 Tahun 2020 tentang Visa dan Izin Tinggal Dalam Masa Adaptasi Kebiasaan Baru. Di sisi lain, orang asing yang tergolong pengecualian dalam Permenkumham tersebut juga membutuhkan rekomendasi kementerian atau lembaga terkait untuk bisa masuk ke Tanah Air. Permenkumham Nomor 27 Tahun 2021 tidak lepas dari kesepakatan dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan perubahannya dari Permenkumham Nomor 26 Tahun 2020 yang juga melibatkan staf Kemenlu dan Kementerian Perhubungan. "Permenkumham Nomor 27 Tahun 2021 ini tak lepas dari koordinasi yang baik antara saya bersama Menteri Luar Negeri dan lembaga terkait lainnya," ujar dia. Kemenkumham, kata dia, juga akan melakukan koordinasi bersama kementerian dan lembaga terkait mengenai orang asing yang masih boleh masuk ke Indonesia sesuai aturan yang baru. Sebagai contoh, koordinasi dengan Kemenlu bila ada diplomat yang hendak masuk ke Indonesia dalam rangka tugas. Adapun orang asing yang masuk dengan tujuan kesehatan dan kemanusiaan, juga harus mendapatkan rekomendasi dari kementerian atau lembaga yang menyelenggarakan fungsi penanganan COVID-19. (sws)
Penasihat Suu Kyi Meninggal di Penjara
Nyan Win,(FNN) - Politisi Nyan Win, penasihat senior pemimpin Myanmar yang dikudeta, Aung San Suu Kyi, meninggal di rumah sakit pada Selasa, 20 Juli 2021 setelah terinfeksi Covid-19 di penjara. Nyan Win, 78 tahun, menjalani hukuman di penjara Insein, Yangon, setelah ditangkap oleh militer yang mengambil-alih kekuasaan pada 1 Februari. Dia dipindahkan ke rumah sakit pekan lalu, kata partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dalam sebuah pernyataan. Kabar meninggalnya Nyan Win itu juga disampaikan NLD "Kami berjanji terus memperjuangkan tugas kami yang belum selesai untuk mengakhiri kediktatoran di negara ini dan untuk membentuk Federal Democratic Union," kata NLD, seraya mengucapkan belasungkawa kepada keluarga pria yang pernah menjadi pengacara Suu Kyi dan juru bicara partai itu. Tim informasi dari Dewan Pemerintahan Negara yang dipimpin tentara mengatakan, penjara-penjara dilengkapi dengan fasilitas untuk merawat pasien Covid-19. Mereka juga mengatakan dalam pernyataan bahwa Nyan Win meninggal akibat penyakit diabetes dan hipertensi yang dideritanya. Menurut mereka, 375 narapidana telah tertular Covid-19, enam di antaranya meninggal dunia sebelum Nyan Win. Upaya Myanmar untuk mengendalikan wabah Covi-19 berubah menjadi kekacauan setelah militer merebut kekuasaan dari tangan pemerintah terpilih yang dipimpin Suu Kyi. Menurut data kementerian kesehatan yang dikendalikan junta, baru sekitar 1,6 juta dari 54 juta penduduk Myanmar yang telah divaksin. Global New Light of Myanmar melaporkan sekitar 750.000 dosis vaksin China akan tiba pada Kamis, 22 Juli2021. Beberapa hari kedepan, akan lebih banyak lagi vaksin menyusul masuk ke Myanmar. Diperkirakan, setengah dari populasi negara itu akan divaksin tahun 2021. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan dalam sebuah laporan pada Senin lalu, mereka sedang berupaya memerangi "lonjakan yang mengkhawatirkan" pada kasus Covid-19 dan berharap Myanmar akan mendapat cukup vaksin lewat fasilitas COVAX tahun ini bagi 20 persen penduduknya. Myanmar mencatat rekor 281 kematian akibat Covid-19 dan 5.189 kasus baru pada Senin, kata televisi pemerintah MRTV yang mengutip data kementerian kesehatan. Namun, layanan medis dan pemakaman mengatakan, angka kematian sebenarnya jauh lebih tinggi dibandingkan data yang dilaporkan junta. Tempat-tempat kremasi dikabarkan kewalahan. Menggambarkan luasnya sebaran virus, China pada Selasa melaporkan kasus harian pada Selasa menjadi yang tertinggi sejak Januari, sebagian besar berasal dari warga negara China yang kembali ke provinsi Yunnan dari Myanmar. Zaw Wai Soe, Menteri Kesehatan Pemerintah Nasional Bersatu (NUG), pemerintah bayangan yang dibentuk oleh para penentang junta militer, mengatakan, 400.000 jiwa rakyat Myanmar bisa kehilangan nyawa jika tidak ada tindakan segera untuk memperlambat penularan. Para pengecam junta juga mengatakan, banyak warga meninggal akibat pembatasan pasokan oksigen dengan alasan menghentikan penimbunan. Reuters tidak bisa menghubungi kementerian kesehatan atau juru bicara junta untuk meminta komentar tentang penanganan COVID-19. (MD).
Tiga Roket Jatuh di Dekat Istana Presiden
Kabul, {FNN) - Roket yang menghantam ibu kota Afghanistan pada Selasa jatuh di dekat istana presiden pada saat pelaksanaan shalat Idul Adha. Menurut laporan media dan pejabat setempat, belum diketahui dalang di balik serangan tersebut. "Tiga roket mendarat di depan istana presiden," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Mirwais Stanekzai. Belum ada laporan mengenai korban luka dalam peristiwa tersebut. Tayangan televisi memperlihatkan serangan roket mengganggu pelaksanaan salat Ied di kompleks istana yang dihadiri Presiden Ashraf Ghani. Meski demikian, shalat tetap berjalan dengan khusuk di tengah suara ledakan. Sebagaimana dikutip dari Kantor Berita Antara, Presiden Ghani kemudian menyampaikan pidato dari luar podium, menurut siaran media setempat. Keamanan di Afghanistan semakin memburuk. Sbagian besar didorong oleh pertempuran di provinsi-provinsi ketika pasukan asing mundur dan kelompok Taliban meluncurkan serangan besar-besaran, merebut wilayah dan menyeberangi perbatasan. Berbeda dari beberapa tahun sebelumnya, Taliban tidak menyatakan gencatan senjata selama libur lebaran tahun ini. Pada Senin 15 misi diplomatik dan perwakilan NATO di Kabul meminta Taliban agar menghentikan serangan. Permintaan itu dikeluarkan beberapa jam setelah kelompok tersebut dan pemerintah Afghanistan gagal mencapai gencatan senjata dalam pembicaraan di Doha. {MD}.
Kebakaran Hutan Oregon Berkobar di Depan Pasukan Pemadam
Washington, FNN - Dipicu oleh kayu-kayu kering kerontang, kebakaran besar yang dijuluki api Bootleg mengamuk di hutan Oregon, bergerak maju lima mil (8 km) sehari melawan pasukan pemadam kebakaran saat api menghanguskan 15.783 hektar lagi pada Sabtu (17/7). Didorong hembusan angin berkecepatan 30 mil (48,2 km) per jam, pada sore hari, kobaran itu telah membakar lebih dari 280.000 hektar sejak 6 Juli - melahap area hutan yang lebih luas dari New York City. Lebih dari 2.100 petugas pemadam kebakaran, selusin helikopter dan pesawat tanker telah mengendalikan 22 persen kobaran api, kata juru bicara Departemen Kehutanan Oregon (ODF) Marcus Kauffman. Meski luas pemadaman itu meningkat dari 7% pada Jumat, api masih membesar melintasi garis blokade sepanjang lebih dari 200 mil. Tidak ada prediksi yang jelas tentang kapan api dapat dikendalikan sepenuhnya, kata Kauffman, tetapi November adalah perkiraan yang tertera di laman ODF. "Api ini besar dan bergerak sangat cepat, setiap hari meluas 4 hingga 5 mil," kata Komandan Insiden ODF Joe Hassel. "Salah satu dari banyak tantangan yang dihadapi petugas pemadam kami setiap hari adalah bekerja di kawasan baru yang dapat menghadirkan bahaya baru setiap saat." Bootleg, yang terbesar di antara puluhan kebakaran hutan yang berkobar di lanskap pepohonan kering di Amerika Serikat bagian barat, berjarak sekitar 250 mil selatan Portland, di Hutan Nasional Fremont-Winema. Penyebabnya sedang diselidiki. Sekitar 2.000 orang telah dievakuasi dari daerah itu, kata Nick Hennemann, juru bicara ODF lainnya. Api menghancurkan sedikitnya 21 rumah dan 54 bangunan, dan mengancam 5.000 rumah lainnya. Cuaca panas, kering, dan berangin diperkirakan akan berlangsung hingga Minggu dan Senin, dan suhu dapat meningkat hingga 100 derajat Fahrenheit (37,8 Celcius) di Oregon selatan dan beberapa bagian Montana dan Idaho, kata Eric Schoening, seorang ahli meteorologi dari National Weather Service di Salt Lake City. Gelombang panas, yang membentang dari sejumlah bagian Pegunungan Rocky Utara dan Dataran Tinggi, didorong oleh bangunan bumbungan bertekanan tinggi di atas gurun Southwest, tambah Schoening. "Perhatian utama adalah angin kering dan kencang yang terus berlanjut di Oregon selatan," katanya, seraya mencatat bahwa kondisinya tepat untuk sambaran petir di California utara dan ke Oregon melalui Idaho yang dapat memicu lebih banyak kobaran api. (mth)
Menteri Kesehatan Inggris Javid Dinyatakan Positif COVID-19
London, FNN - Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid mengumumkan dirinya positif terinfeksi COVID-19 dengan gejala ringan. Ia bersyukur karena sudah menerima dua dosis vaksin COVID-19 untuk melawan penyakit tersebut. Javid, yang telah menjadi menteri kesehatan selama tiga pekan, mendukung rencana Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk mencabut semua pembatasan virus corona mulai Senin (19/7), meskipun ada lonjakan kasus baru Covid-19 yang dipicu oleh varian Delta yang lebih menular. "Pagi ini saya dinyatakan positif COVID," kata Javid dalam cuitannya di Twitter. Javid menambahkan bahwa dia pertama kali melakukan tes aliran lateral cepat, dan kemudian hasil positifnya juga dikonfirmasi dalam tes PCR, yang perlu diproses di laboratorium. "Hasil positif saya sekarang sudah dikonfirmasi dengan tes PCR, jadi saya akan terus mengisolasi dan bekerja dari rumah." kata dia. Dalam cuitannya pada 17 Maret, Javid mengatakan bahwa dia telah menerima suntikan pertama vaksin COVID-19 Oxford/AstraZeneca dan mengunggah fotonya mendapatkan dosis kedua pada 16 Mei. Vaksin tidak 100 persen efektif untuk mencegah infeksi, tetapi orang yang divaksin lengkap cenderung tidak sakit parah dengan COVID-19 bahkan jika mereka dapat dites positif. Analisis dunia yang diterbitkan oleh Public Health England telah menemukan bahwa dua dosis vaksin AstraZeneca 60 persen efektif melawan penyakit simtomatik dari varian Delta dan 92 persen efektif melawan rawat inap. Inggris menghadapi gelombang baru kasus COVID-19, tetapi Johnson dan Javid mengklaim program vaksin sebagian besar telah memutuskan hubungan antara kasus COVID-19 dan kematian, meskipun Johnson mengatakan bahwa negara itu harus menyesuaikan diri dengan prospek lebih banyak kematian dari COVID-19 Inggris memiliki angka kematian COVID-19 tertinggi ketujuh di dunia, dan telah memvaksin dua pertiga orang dewasa, meskipun tidak memvaksin anak-anak. Beberapa ilmuwan telah memperingatkan bahwa rencana pembukaan kembali pemerintah untuk Inggris berbahaya mengingat sejumlah besar orang yang tetap tidak divaksin dan fakta bahwa vaksin tidak 100 persen efektif. (mth)
Varian Delta Mendominasi Dunia
Washington, FNN - Varian COVID-19 Delta kini mendominasi dunia, dibarengi dengan lonjakan kematian di seluruh Amerika Serikat, yang semuanya hampir berasal dari kalangan orang yang tidak divaksin, kata pejabat AS pada Jumat (16/7). Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) Rochelle Walensky saat acara jumpa pers mengungkapkan bahwa kasus COVID-19 di AS meningkat 70 persen selama sepekan sebelumnya dan kematian naik 26 persen. Wabah terjadi di sebagian wilayah dengan tingkat vaksinasi yang rendah, kata CDC. Berdasarkan data CDC, jumlah rata-rata sepekan terkait infeksi harian kini lebih dari 26.000 kasus, jauh lebih tinggi dari sekitar 11.000 kasus pada Juni. "Ini menjadi pandemi bagi mereka yang tidak divaksin," katanya sebagaimana dikutip dari Kantor Berita Antara. Ia menambahkan bahwa 97 persen orang yang masuk rumah sakit karena COVID-19 adalah mereka yang belum divaksin. Walensky mengatakan bahwa semakin banyak daerah di seluruh AS kini menunjukkan risiko transmisi COVID-19 yang tinggi. Perkembangan itu memutarbalikkan penurunan risiko transmisi dalam beberapa bulan terakhir. Sekitar satu dari lima kasus baru terjadi di Florida, menurut koordinator tanggap COVID-19 Gedung Putih Jeff Zients. Varian Delta, yang secara signifikan sangat menular dibandingkan COVID-19 versi asli, telah terdeteksi di sekitar 100 negara secara global dan kini menjadi varian dominan di seluruh dunia, kata pakar penyakit menular AS Anthony Fauci. "Kita sedang berhadapan dengan varian COVID-19 yang mengerikan," kata Fauci selama pembicaraan melalui telepon. Walensky mendesak warga Amerika yang belum divaksin agar menerima suntikan COVID-19. Ia juga mengeklaim bahwa vaksin buatan Pfizer dan Moderna terbukti sangat ampuh melawan varian Delta. Menurut Walensky, masyarakat harus menerima dosis kedua vaksin, bahkan jika mereka telah melewati batas waktu penerimaan. Sekitar lima juta orang di AS telah mendapatkan vaksinasi dalam 10 hari terakhir, kata Zients, termasuk banyak di negara bagian yang sejauh ini memiliki tingkat vaksinasi yang rendah. Ia menambahkan bahwa AS memiliki vaksin yang cukup untuk dijadikan dosis penguat, namun otoritas masih berupaya menentukan apakah dosis ketiga tersebut memang diperlukan. (MD).
Malaysia Prediksi Kasus Harian COVID-19 Mencapai Puncaknya 24.000 Per Hari pada September 2021
Kuala Lumpur, FNN - Kementrian Kesehatan Malaysia (KKM) memprediksi jumlah kasus harian COVID-19 di negara tersebut akan mencapai puncaknya pada pertengahan September dengan 24.000 kasus positif sehari. Dirjen Kesehatan KKM, Dr Noor Hisham Abdullah dalam keterangannya kepada media di Putrajaya, Jumat, mengatakan berdasarkan proyeksi kadar infeksi (RT) pada saat itu adalah 1.2. "Efektivitas vaksin berada pada 75 persen sekiranya kapasitas pemberian dos kedua adalah 100,000 per hari dan 80 persen penduduk telah divaksinasi," katanya. Dia mengatakan kasus harian positif COVID-19 diprediksi menurun di bawah 1.000 kasus setiap hari pada Oktober. Hisham mengatakan berdasarkan prediksi yang dibentangkan oleh Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) kasus harian akan terus meningkat hingga 17.000 per hari pada pertengahan Agustus. Dia mengatakan bila pihaknya bisa melaksanakan vaksinasi 150.000 dos per hari untuk dos kedua dengan 80 persen efektivitas vaksinasi pada Oktober kasus harian positif COVID-19 akan turun di bawah 1.000. Peningkatan kasus positif COVID-19 dilaporkan selama tiga hari berturut-turut sejak Selasa dengan kasus tertinggi 13.215 dilaporkan pada Kamis. Dari jumlah tersebut sebanyak 12.684 kasus yang dideteksi adalah pasien COVID-19 kategori satu dan dua manakala 531 adalah kategori tiga hingga lima. Sementara itu jumlah kasus harian baru pada Jumat (16/7) menurun menjadi 12.541 dengan jumlah kasus tertinggi tetap berada di Negeri Selangor sebanyak 5.512 kasus. (sws)